Follow Us :              

Agar Cepat Tertangani, Gubernur Imbau ODHA Tidak Takut Melapor

  02 September 2022  |   11:00:00  |   dibaca : 603 
Kategori :
Bagikan :


Agar Cepat Tertangani, Gubernur Imbau ODHA Tidak Takut Melapor

02 September 2022 | 11:00:00 | dibaca : 603
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

BANYUMAS - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mendorong orang dengan HIV/AIDS (ODHA) atau yang merasakan indikasi-indikasi mengarah itu untuk tidak takut melapor. Ia menjamin informasi penderita akan terjaga dengan baik. 

"Banyak komunitasnya, kepeduliannya. Dia boleh pilih mana yang paling aman. Tapi kalau mau lapor dengan pemerintah akan lebih enak karena insya Allah kita juga akan bisa keep informasinya sehingga tidak bisa tersebar dan kita bisa lindungi mereka," terang Gubernur, Jumat (2/9/2022).

Keengganan ODHA untuk melapor dikhawatirkan akan membuat kasus HIV/AIDS terus naik. Padahal salah satu langkah untuk menekan penularan atau risiko kematian akibat penyakit ini adalah penanganan pada penderita. 

"Ini memang kejar-kejaran, karena memang jumlahnya saya khawatir bisa naik, karena banyak yang tidak mau melaporkan. Maka kalau ada indikasi-indikasi segera laporkan agar kita bisa segera tangani," katanya. 

Pemerintah Provinsi Jateng melalui Dinas Kesehatan juga terus memantau perkembangan kasus ODHA. Dalam hal ini juga melibatkan komunitas atau pemerhati yang peduli dan memiliki tugas dalam bidang itu. Termasuk melakukan edukasi kepada masyarakat. 

"Kita butuh mereka yang punya minat, punya kepedulian, bertugas di situ memantau. Rumah sakit kita minta untuk pantau, aktivis kita minta untuk memantau. Pak Wagub juga punya tugas khusus terkait hal itu dan beliau juga sering keliling. Maka edukasi kita musti terus menerus dan kemudian pemantauannya tidak boleh berhenti," jelas Gubernur. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jateng selama bulan Januari-Juni 2022 ditemukan 1.468 penderita baru HIV di Jateng. Dari kasus baru HIV yang ditemukan, paling banyak di Kota Semarang, Kabupaten Grobogan, dan Blora. Kota Semarang tercatat ada 181 kasus, Kabupaten Grobogan 123 kasus, Kabupaten Blora 87 kasus, dan Kabupaten Demak 67 kasus. 

Tingginya temuan kasus baru HIV di Jateng itu sebenarnya menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan kesehatan dan bahaya penyakit tersebut. Hal itu dibuktikan dengan makin banyaknya warga yang melakukan voluntary counselling test (VCT) atau tes HIV/AIDS hingga banyak yang terdeteksi. 

Tidak hanya itu, setiap puskesmas pada kabupaten/kota di Jateng juga telah melayani masyarakat atau orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Termasuk menyediakan obat anti retroviral (ARV). 

Sementara itu, terkait penyebab penularan HIV di Jateng, berasal dari berbagai faktor. Faktor tersebut adalah, homoseksual sekitar 10,8 persen, heteroseksual 82 persen, pasca melahirkan (perinatal) 3,14 persen, penggunaan jarum suntik narkoba 2,49 persen dan tranfusi darah 0,12 persen.


Bagikan :

BANYUMAS - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo mendorong orang dengan HIV/AIDS (ODHA) atau yang merasakan indikasi-indikasi mengarah itu untuk tidak takut melapor. Ia menjamin informasi penderita akan terjaga dengan baik. 

"Banyak komunitasnya, kepeduliannya. Dia boleh pilih mana yang paling aman. Tapi kalau mau lapor dengan pemerintah akan lebih enak karena insya Allah kita juga akan bisa keep informasinya sehingga tidak bisa tersebar dan kita bisa lindungi mereka," terang Gubernur, Jumat (2/9/2022).

Keengganan ODHA untuk melapor dikhawatirkan akan membuat kasus HIV/AIDS terus naik. Padahal salah satu langkah untuk menekan penularan atau risiko kematian akibat penyakit ini adalah penanganan pada penderita. 

"Ini memang kejar-kejaran, karena memang jumlahnya saya khawatir bisa naik, karena banyak yang tidak mau melaporkan. Maka kalau ada indikasi-indikasi segera laporkan agar kita bisa segera tangani," katanya. 

Pemerintah Provinsi Jateng melalui Dinas Kesehatan juga terus memantau perkembangan kasus ODHA. Dalam hal ini juga melibatkan komunitas atau pemerhati yang peduli dan memiliki tugas dalam bidang itu. Termasuk melakukan edukasi kepada masyarakat. 

"Kita butuh mereka yang punya minat, punya kepedulian, bertugas di situ memantau. Rumah sakit kita minta untuk pantau, aktivis kita minta untuk memantau. Pak Wagub juga punya tugas khusus terkait hal itu dan beliau juga sering keliling. Maka edukasi kita musti terus menerus dan kemudian pemantauannya tidak boleh berhenti," jelas Gubernur. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jateng selama bulan Januari-Juni 2022 ditemukan 1.468 penderita baru HIV di Jateng. Dari kasus baru HIV yang ditemukan, paling banyak di Kota Semarang, Kabupaten Grobogan, dan Blora. Kota Semarang tercatat ada 181 kasus, Kabupaten Grobogan 123 kasus, Kabupaten Blora 87 kasus, dan Kabupaten Demak 67 kasus. 

Tingginya temuan kasus baru HIV di Jateng itu sebenarnya menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar akan kesehatan dan bahaya penyakit tersebut. Hal itu dibuktikan dengan makin banyaknya warga yang melakukan voluntary counselling test (VCT) atau tes HIV/AIDS hingga banyak yang terdeteksi. 

Tidak hanya itu, setiap puskesmas pada kabupaten/kota di Jateng juga telah melayani masyarakat atau orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Termasuk menyediakan obat anti retroviral (ARV). 

Sementara itu, terkait penyebab penularan HIV di Jateng, berasal dari berbagai faktor. Faktor tersebut adalah, homoseksual sekitar 10,8 persen, heteroseksual 82 persen, pasca melahirkan (perinatal) 3,14 persen, penggunaan jarum suntik narkoba 2,49 persen dan tranfusi darah 0,12 persen.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu