Follow Us :              

Kenaikan BBM, Gubernur Dorong Ojol dan Angkot Diprioritaskan Dapat Bantuan

  07 September 2022  |   07:00:00  |   dibaca : 605 
Kategori :
Bagikan :


Kenaikan BBM, Gubernur Dorong Ojol dan Angkot Diprioritaskan Dapat Bantuan

07 September 2022 | 07:00:00 | dibaca : 605
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memahami, sedikit banyak kenaikan BBM berdampak pada beban masyarakat. Guna memastikan kondisi masyarakatnya pasca kenaikan harga ini, sambil olahraga pagi, Rabu (7/9) Gubernur melakukan pemantauan harga bahan pokok dan ketersediaan BBM. 

Di SPBU Gajahmungkur, misalnya. Sekitar pukul 06.00 WIB sudah tampak pemotor mengular di tangki pengisian BBM jenis Pertalite. Romadi, petugas SPBU Gajahmungkur menuturkan momen seperti itu biasa terjadi. 

“Pak gimana stoknya aman? Ini sudah ngantri ya,” tanyanya  menyapa petugas SPBU. 
“Iya Pak stok aman. Ini biasa kalau pagi ramai, dari sebelum kenaikan juga ramai tapi memang setelah naik lebih panjang antrinya,” kata Romadi menjelaskan. 

Gubernur juga menyapa warga yang sedang membeli BBM. Salah satunya mengaku akan membeli Pertalite satu tangki penuh untuk kebutuhan tiga hari. Seorang pembeli lainnya, seorang supir ojek online, mengaku sejak kenaikan harga BBM ia menghabiskan Rp 50ribu dalam sehari. 

“Setelah naik itu Pak, kemarin sebelum naik ya Rp 30ribu-an,” katanya. 
Yawis gakpapa, jenengan (Ya sudah tidak apa), sudah daftar untuk dapat bantuan to? Online kok itu. Biar dapat bantuan,” kata Gubernur. 

Dari SPBU Gajahmungkur, Gubernur kembali melanjutkan olahraga menyusuri gang-gang kecil di Kota Semarang. Saat melintasi Jalan Lempongsari, ia menghampiri ibu-ibu yang sedang berbelanja untuk mengetahui perkembangan harga bahan pangan. 

Bu tumbas nopo? Lombok regane mundak mboten? (Bu beli apa? Cabai harganya naik tidak?),” sapanya. 

Menyadari keberadaan Gubernur diantara mereka, para ibu bersahutan menjawab sapaan tersebut. Beberapa menyampaikan perkembangan harga sayur mayur. Selain mencari tahu dari pembeli, Gubernur juga memantau harga dari pedagang. 

“Ini telur setengah kilogram Rp 16ribu Pak. Itu sudah naik harganya sebelum kenaikan BBM,” ujar salah seorang penjual. Penjual telur tersebut menduga, kenaikan harga karena kenaikan harga pakan ayam. Ia juga menginformasikan, kenaikan bukan hanya harga telur, kenaikan harga terjadi hampir pada semua bahan pokok. 

Usai memantau harga bahan pangan di Jalan Lempongsari, Gubernur melanjutkan olahraga melewati SPBU di Jalan Veteran. Ia melihat situasinya SPBU di jalan ini tidak jauh berbeda dengan SPBU Gajahmungkur. Masyarakat dalam kondisi baik. Meski begitu, ia bisa memahami beratnya dampak yang merasakan masyarakat atas dampak kenaikan harga BBM ini. 

“Kita mesti merasakan, banyak yang pasti tidak mereka ceritakan bagaimana ringan beratnya akibat kenaikan ini,” ungkap Gubernur. 

Ganjar berharap, pemerintah mempercepat pendataan pada mereka yang terdampak akibat kenaikan BBM. Seperti pengemudi ojek online yang praktis menjadi konsumen BBM jenis Pertalite. 

“Tadi saya sambil jalan tanya ojol, tidak cerita tapi kita mesti bisa rasakan. Maka seperti ojol dan angkot-angkot itu kalau bisa segera dihitung dan mendapatkan perhatian. Yang seperti ini segera ditargetkan agar bisa mendapatkan bantuan dan beberapa yang terdampak pun mulai kita hitung, barangkali bisa kita cover (bantu) dengan beberapa sumberdaya yang ada,” tegasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memahami, sedikit banyak kenaikan BBM berdampak pada beban masyarakat. Guna memastikan kondisi masyarakatnya pasca kenaikan harga ini, sambil olahraga pagi, Rabu (7/9) Gubernur melakukan pemantauan harga bahan pokok dan ketersediaan BBM. 

Di SPBU Gajahmungkur, misalnya. Sekitar pukul 06.00 WIB sudah tampak pemotor mengular di tangki pengisian BBM jenis Pertalite. Romadi, petugas SPBU Gajahmungkur menuturkan momen seperti itu biasa terjadi. 

“Pak gimana stoknya aman? Ini sudah ngantri ya,” tanyanya  menyapa petugas SPBU. 
“Iya Pak stok aman. Ini biasa kalau pagi ramai, dari sebelum kenaikan juga ramai tapi memang setelah naik lebih panjang antrinya,” kata Romadi menjelaskan. 

Gubernur juga menyapa warga yang sedang membeli BBM. Salah satunya mengaku akan membeli Pertalite satu tangki penuh untuk kebutuhan tiga hari. Seorang pembeli lainnya, seorang supir ojek online, mengaku sejak kenaikan harga BBM ia menghabiskan Rp 50ribu dalam sehari. 

“Setelah naik itu Pak, kemarin sebelum naik ya Rp 30ribu-an,” katanya. 
Yawis gakpapa, jenengan (Ya sudah tidak apa), sudah daftar untuk dapat bantuan to? Online kok itu. Biar dapat bantuan,” kata Gubernur. 

Dari SPBU Gajahmungkur, Gubernur kembali melanjutkan olahraga menyusuri gang-gang kecil di Kota Semarang. Saat melintasi Jalan Lempongsari, ia menghampiri ibu-ibu yang sedang berbelanja untuk mengetahui perkembangan harga bahan pangan. 

Bu tumbas nopo? Lombok regane mundak mboten? (Bu beli apa? Cabai harganya naik tidak?),” sapanya. 

Menyadari keberadaan Gubernur diantara mereka, para ibu bersahutan menjawab sapaan tersebut. Beberapa menyampaikan perkembangan harga sayur mayur. Selain mencari tahu dari pembeli, Gubernur juga memantau harga dari pedagang. 

“Ini telur setengah kilogram Rp 16ribu Pak. Itu sudah naik harganya sebelum kenaikan BBM,” ujar salah seorang penjual. Penjual telur tersebut menduga, kenaikan harga karena kenaikan harga pakan ayam. Ia juga menginformasikan, kenaikan bukan hanya harga telur, kenaikan harga terjadi hampir pada semua bahan pokok. 

Usai memantau harga bahan pangan di Jalan Lempongsari, Gubernur melanjutkan olahraga melewati SPBU di Jalan Veteran. Ia melihat situasinya SPBU di jalan ini tidak jauh berbeda dengan SPBU Gajahmungkur. Masyarakat dalam kondisi baik. Meski begitu, ia bisa memahami beratnya dampak yang merasakan masyarakat atas dampak kenaikan harga BBM ini. 

“Kita mesti merasakan, banyak yang pasti tidak mereka ceritakan bagaimana ringan beratnya akibat kenaikan ini,” ungkap Gubernur. 

Ganjar berharap, pemerintah mempercepat pendataan pada mereka yang terdampak akibat kenaikan BBM. Seperti pengemudi ojek online yang praktis menjadi konsumen BBM jenis Pertalite. 

“Tadi saya sambil jalan tanya ojol, tidak cerita tapi kita mesti bisa rasakan. Maka seperti ojol dan angkot-angkot itu kalau bisa segera dihitung dan mendapatkan perhatian. Yang seperti ini segera ditargetkan agar bisa mendapatkan bantuan dan beberapa yang terdampak pun mulai kita hitung, barangkali bisa kita cover (bantu) dengan beberapa sumberdaya yang ada,” tegasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu