Follow Us :              

Era Digital, Gubernur Imbau UMKM Jateng Manfaatkan Pemasaran Lewat Marketplace

  20 September 2022  |   15:00:00  |   dibaca : 519 
Kategori :
Bagikan :


Era Digital, Gubernur Imbau UMKM Jateng Manfaatkan Pemasaran Lewat Marketplace

20 September 2022 | 15:00:00 | dibaca : 519
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Sebagai upaya agar UMKM di Jawa Tengah dapat naik kelas, sekitar 100 pelaku UMKM dari desa di seluruh Jawa Tengah dan 50 pemuda penggerak ekonomi mengikuti bootcamp Gerakan Akar Digital Indonesia yang digelar di Desa Wisata Kandri, Kota Semarang. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pelatihan tersebut menjadi cara untuk mengedukasi sehingga UMKM di Jawa Tengah masuk markerplace. 

"Ini cara kita mengedukasi mereka sehingga kalaulah UKM kita itu mau berkembang, harus naik kelas. Tadi sudah disampaikan cara jualan online seperti apa, kredibilitas diuji, pemesan itu harus bisa mendapatkan pesanannya sesuai dengan yang diharapkan dengan waktu yang oke (tepat). Maka tadi (Pemprov) terima kasih, mereka (UMKM) sudah diajari memotret produknya diajari bagaimana onboard, bagaimana packaging, bagaimana memanage. Saya kira mereka perlu tahu. Itu yang paling penting," ungkap Gubernur usai membuka acara bootcamp Gerakan Akar Digital Indonesia, Selasa (20/9/2022). 

Turut dijelaskan Gubernur, selama ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga terus melakukan pelatihan-pelatihan kepada pelaku UMKM  melalui Dinas Koperasi dan UMKM. Ruang-ruang yang menjadi meeting point untuk berbagi pengalaman dan belajar tentang digital marketing seperti Hetero Space juga telah disediakan. 

"Harus berlatih terus. Kita punya Hetero Space punya Dinas Koperasi UMKM, mereka itu mendampingi dengan gaya kekinian mereka bisa chatting melalui medsos datang ketemu kopi darat dan kita keliling-keliling. Kita punya di Semarang, di Solo, sekarang lagi dibangun di Banyumas, dan nanti kita siapkan di Pantura agar itu menjadi meeting point mereka," jelasnya. 

Berdasarkan pengalaman yang didapat dari pertemuan-pertemuan dengan pelaku UMKM. Masalah pertama yang dihadapi para pelaku adalah product knowledge untuk mengetahui kualitas produk secara objektif. 

"Makanya tadi saya tes, menurutmu produkmu bagus apa tidak. Ayo dinilai, harus fair (adil). Harus berani ngomong, berani koreksi untuk bercermin," ujar Gubernur saat berdialog dengan peserta mengenai produk masing-masing. 

Bukan hanya pelatihan usaha, Pemerintah Provinsi juga membantu mempermudah akses permodalan bagi pelaku UMKM. Perbankan digandeng untuk dapat memberikan pinjaman dengan suku bunga rendah untuk menyelesaikan masalah ini. Termasuk menggandeng BAZNAS dan CSR untuk memberikan pelatihan dan akses modal. 

"Terakhir, ini tidak boleh ditinggalkan, harus ada yang mendampingi. Kalau tidak ngerti kenapa produknya tidak laku, kan mereka (pendamping) ngerti. Jangan-jangan ada yang kurang dari yang kalian punya. Inilah pendampingan yang musti diberikan," katanya. 

Dalam mengembangkan digital marketing ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng anak-anak muda melalui Hetero Space. Anak-anak muda ini memiliki kreativitas dan dapat memberikan penilaian produk dengan sangat baik. 

"Tadi juga ada masukan dari Lazada agar penjual atau pelaku UMKM memperhatikan betul produk yang dijual di marketplace. Jangan sampai pembeli atau konsumen kecewa ketika sudah menerima barang. Juga jangan sampai telat kirim. Inilah peran swata apalagi yang sudah memiliki pasar," ungkapnya. 

Direktur Eksekutif Lazada, Ferry Kusnowo, mengatakan ceruk pemasaran penjualan online di Jawa Tengah masih sangat besar. Sayangnya, hingga saat ini kebutuhan pasar tersebut masih disuplai dari luar Jawa Tengah. 

"Tapi masih perlu ditingkatkan. Dari data kami permintaan konsumen dari Jawa Tengah itu sangat tinggi tetapi baru sekitar 15 persen seller dadi Jawa Tengah yang mampu memenuhi kebutuhan itu. Sisanya sekitar 85 persen masih dipenuhi oleh seller dari luar Jawa Tengah," katanya.


Bagikan :

SEMARANG - Sebagai upaya agar UMKM di Jawa Tengah dapat naik kelas, sekitar 100 pelaku UMKM dari desa di seluruh Jawa Tengah dan 50 pemuda penggerak ekonomi mengikuti bootcamp Gerakan Akar Digital Indonesia yang digelar di Desa Wisata Kandri, Kota Semarang. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan pelatihan tersebut menjadi cara untuk mengedukasi sehingga UMKM di Jawa Tengah masuk markerplace. 

"Ini cara kita mengedukasi mereka sehingga kalaulah UKM kita itu mau berkembang, harus naik kelas. Tadi sudah disampaikan cara jualan online seperti apa, kredibilitas diuji, pemesan itu harus bisa mendapatkan pesanannya sesuai dengan yang diharapkan dengan waktu yang oke (tepat). Maka tadi (Pemprov) terima kasih, mereka (UMKM) sudah diajari memotret produknya diajari bagaimana onboard, bagaimana packaging, bagaimana memanage. Saya kira mereka perlu tahu. Itu yang paling penting," ungkap Gubernur usai membuka acara bootcamp Gerakan Akar Digital Indonesia, Selasa (20/9/2022). 

Turut dijelaskan Gubernur, selama ini Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga terus melakukan pelatihan-pelatihan kepada pelaku UMKM  melalui Dinas Koperasi dan UMKM. Ruang-ruang yang menjadi meeting point untuk berbagi pengalaman dan belajar tentang digital marketing seperti Hetero Space juga telah disediakan. 

"Harus berlatih terus. Kita punya Hetero Space punya Dinas Koperasi UMKM, mereka itu mendampingi dengan gaya kekinian mereka bisa chatting melalui medsos datang ketemu kopi darat dan kita keliling-keliling. Kita punya di Semarang, di Solo, sekarang lagi dibangun di Banyumas, dan nanti kita siapkan di Pantura agar itu menjadi meeting point mereka," jelasnya. 

Berdasarkan pengalaman yang didapat dari pertemuan-pertemuan dengan pelaku UMKM. Masalah pertama yang dihadapi para pelaku adalah product knowledge untuk mengetahui kualitas produk secara objektif. 

"Makanya tadi saya tes, menurutmu produkmu bagus apa tidak. Ayo dinilai, harus fair (adil). Harus berani ngomong, berani koreksi untuk bercermin," ujar Gubernur saat berdialog dengan peserta mengenai produk masing-masing. 

Bukan hanya pelatihan usaha, Pemerintah Provinsi juga membantu mempermudah akses permodalan bagi pelaku UMKM. Perbankan digandeng untuk dapat memberikan pinjaman dengan suku bunga rendah untuk menyelesaikan masalah ini. Termasuk menggandeng BAZNAS dan CSR untuk memberikan pelatihan dan akses modal. 

"Terakhir, ini tidak boleh ditinggalkan, harus ada yang mendampingi. Kalau tidak ngerti kenapa produknya tidak laku, kan mereka (pendamping) ngerti. Jangan-jangan ada yang kurang dari yang kalian punya. Inilah pendampingan yang musti diberikan," katanya. 

Dalam mengembangkan digital marketing ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggandeng anak-anak muda melalui Hetero Space. Anak-anak muda ini memiliki kreativitas dan dapat memberikan penilaian produk dengan sangat baik. 

"Tadi juga ada masukan dari Lazada agar penjual atau pelaku UMKM memperhatikan betul produk yang dijual di marketplace. Jangan sampai pembeli atau konsumen kecewa ketika sudah menerima barang. Juga jangan sampai telat kirim. Inilah peran swata apalagi yang sudah memiliki pasar," ungkapnya. 

Direktur Eksekutif Lazada, Ferry Kusnowo, mengatakan ceruk pemasaran penjualan online di Jawa Tengah masih sangat besar. Sayangnya, hingga saat ini kebutuhan pasar tersebut masih disuplai dari luar Jawa Tengah. 

"Tapi masih perlu ditingkatkan. Dari data kami permintaan konsumen dari Jawa Tengah itu sangat tinggi tetapi baru sekitar 15 persen seller dadi Jawa Tengah yang mampu memenuhi kebutuhan itu. Sisanya sekitar 85 persen masih dipenuhi oleh seller dari luar Jawa Tengah," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu