Follow Us :              

Gubernur: Informasi dan Respon Cepat Kunci Penanganan Bencana di Jateng

  14 October 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 652 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur: Informasi dan Respon Cepat Kunci Penanganan Bencana di Jateng

14 October 2022 | 10:00:00 | dibaca : 652
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memimpin gelar apel kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana pada musim penghujan 2022-2023. Bertindak sebagai pimpinan apel, Gubernur menekankan pentingnya solidaritas antar instansi dan respon cepat. 

Apel yang digelar di halaman Kantor Gubernur Jateng itu, diikuti 200 personel. Mulai dari Basarnas, BPBD, Dinas Sosial, PMI, Baznas, BMKG, Dinas PU SDA, Dinas ESDM,  Pramuka, TNI/Polri, ormas peduli bencana, hingga sejumlah relawan. 

"Yang penting pertama adalah infomasi, seperti curah hujan dari BMKG, kondisi tanah dari badan geologi termasuk dari (dinas) ESDM kami yang coba kita sebarkan. Munculkan awareness, maka kawan-kawan relawan, kades penting untuk mengetahui supaya responnya bisa cepat," ungkapnya, Jumat (14/10/2022). 

Ia mengatakan, apel yang digelar untuk memastikan kesiagaan instansi terkait. Ganjar berpesan, agar personel dan peralatan serta logistik disigakan. 

"Maka apel hari ini kita undang relawan, dinas ke sini untuk siaga. Termasuk alatnya, kita mau saat digunakan berfungsi dan logistik juga. Kita pantau agar bisa respon cepat," urainya. 

Agar masyarakat mudah melapor, Gubernur meminta agar instansi terkait men-blow up nomor-nomor darurat yang bisa dihubungi saat terjadi bencana. 

Selaras, Kepala BPBD Jateng Bergas C. Penanggungan menjelaskan, bencana hidrometerologis sudah terjadi di beberapa wilayah yang berkait dengan cuaca ekstrem. 

"Beberapa kabupaten sudah terdampak (cuaca ekstrem) khususnya Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, kemudian Temanggung, Banjarnegara dan Semarang," ungkapnya. 

Oleh karena itu, ia meminta semua BPBD di 35 kabupaten/kota mengaktifkan posko.  Selain itu, Bergas meminta badan penanggulangan bencana aktif berkoordinasi dengan dinas terkait. 

Terkait personel dan anggaran, Bergas menyebut sudah siaga. Hal itu berlaku juga untuk penggunaan dana siaga bencana. 

"Personel di semua kabupaten/kota ada relawan dan BPBD serta instansi terkait. Dana siaga bencana ketika ada penetapan status keadaan darurat, maka pemerintah bisa menggunakan Belanja Tak Terduga (BTT). Semua OPD sudah diberikan anggarannya, tinggal syarat dan pendukung untuk bisa memanfaatkan dan menggunakannya untuk penanganan bencana," pungkas Bergas. 

Pada musim penghujan tahun ini, Pemprov Jawa Tengah juga membeli lima buah pompa mobile untuk disebar ke titik rawan bencana banjir atau rob antara lain Pekalongan, Tegal, Semarang hingga Kudus. 

“Peralatan ini kita adakan karena melihat pengalaman sebelumnya. Peralatannya bisa membantu, meskipun masyarakat juga harus disiapkan,” ujarnya. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah, Eko Yunianto yang mendampingi Gubernur saat itu mengatakan, pompa mobile itu memiliki kapasitas 250 liter per jam. 

Selain tambahan pompa mobile, kondisi pintu air juga perlu siaga. Guna memastikan kondisi pompa air dalam kondisi menyala, Gubernur mengecek tiga rumah pompa Kawasan Industri Terboyo Semarang (KITS), Pasar Waru, dan Kali Sringin. 

“Alhamdulillah banyak pompa baru yang kita bangun dan sekarang sudah jadi dan tadi sudah di cek bagus sekali, sungainya juga sudah dikeruk bagus sekali,” ujarnya. Namun ia mengingatkan hal itu jangan sampai membuat lengah. 

“Kawan-kawan yang bertugas mohon maaf ini piketnya harus ketat, mesti disiplin dan pastikan alatnya tidak rusak,” tegasnya. 

Kepala BBWS Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengatakan, petugas rumah pompa sudah disiagakan penuh. “Tidak ada satu pun rumah pompa nanti kosong (tidak ada petugas). Kita juga ada posko bencana, jadi pompa sudah standby semua,” tegasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memimpin gelar apel kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana pada musim penghujan 2022-2023. Bertindak sebagai pimpinan apel, Gubernur menekankan pentingnya solidaritas antar instansi dan respon cepat. 

Apel yang digelar di halaman Kantor Gubernur Jateng itu, diikuti 200 personel. Mulai dari Basarnas, BPBD, Dinas Sosial, PMI, Baznas, BMKG, Dinas PU SDA, Dinas ESDM,  Pramuka, TNI/Polri, ormas peduli bencana, hingga sejumlah relawan. 

"Yang penting pertama adalah infomasi, seperti curah hujan dari BMKG, kondisi tanah dari badan geologi termasuk dari (dinas) ESDM kami yang coba kita sebarkan. Munculkan awareness, maka kawan-kawan relawan, kades penting untuk mengetahui supaya responnya bisa cepat," ungkapnya, Jumat (14/10/2022). 

Ia mengatakan, apel yang digelar untuk memastikan kesiagaan instansi terkait. Ganjar berpesan, agar personel dan peralatan serta logistik disigakan. 

"Maka apel hari ini kita undang relawan, dinas ke sini untuk siaga. Termasuk alatnya, kita mau saat digunakan berfungsi dan logistik juga. Kita pantau agar bisa respon cepat," urainya. 

Agar masyarakat mudah melapor, Gubernur meminta agar instansi terkait men-blow up nomor-nomor darurat yang bisa dihubungi saat terjadi bencana. 

Selaras, Kepala BPBD Jateng Bergas C. Penanggungan menjelaskan, bencana hidrometerologis sudah terjadi di beberapa wilayah yang berkait dengan cuaca ekstrem. 

"Beberapa kabupaten sudah terdampak (cuaca ekstrem) khususnya Banyumas, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, kemudian Temanggung, Banjarnegara dan Semarang," ungkapnya. 

Oleh karena itu, ia meminta semua BPBD di 35 kabupaten/kota mengaktifkan posko.  Selain itu, Bergas meminta badan penanggulangan bencana aktif berkoordinasi dengan dinas terkait. 

Terkait personel dan anggaran, Bergas menyebut sudah siaga. Hal itu berlaku juga untuk penggunaan dana siaga bencana. 

"Personel di semua kabupaten/kota ada relawan dan BPBD serta instansi terkait. Dana siaga bencana ketika ada penetapan status keadaan darurat, maka pemerintah bisa menggunakan Belanja Tak Terduga (BTT). Semua OPD sudah diberikan anggarannya, tinggal syarat dan pendukung untuk bisa memanfaatkan dan menggunakannya untuk penanganan bencana," pungkas Bergas. 

Pada musim penghujan tahun ini, Pemprov Jawa Tengah juga membeli lima buah pompa mobile untuk disebar ke titik rawan bencana banjir atau rob antara lain Pekalongan, Tegal, Semarang hingga Kudus. 

“Peralatan ini kita adakan karena melihat pengalaman sebelumnya. Peralatannya bisa membantu, meskipun masyarakat juga harus disiapkan,” ujarnya. 

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang (Pusdataru) Provinsi Jawa Tengah, Eko Yunianto yang mendampingi Gubernur saat itu mengatakan, pompa mobile itu memiliki kapasitas 250 liter per jam. 

Selain tambahan pompa mobile, kondisi pintu air juga perlu siaga. Guna memastikan kondisi pompa air dalam kondisi menyala, Gubernur mengecek tiga rumah pompa Kawasan Industri Terboyo Semarang (KITS), Pasar Waru, dan Kali Sringin. 

“Alhamdulillah banyak pompa baru yang kita bangun dan sekarang sudah jadi dan tadi sudah di cek bagus sekali, sungainya juga sudah dikeruk bagus sekali,” ujarnya. Namun ia mengingatkan hal itu jangan sampai membuat lengah. 

“Kawan-kawan yang bertugas mohon maaf ini piketnya harus ketat, mesti disiplin dan pastikan alatnya tidak rusak,” tegasnya. 

Kepala BBWS Pemali Juana Muhammad Adek Rizaldi mengatakan, petugas rumah pompa sudah disiagakan penuh. “Tidak ada satu pun rumah pompa nanti kosong (tidak ada petugas). Kita juga ada posko bencana, jadi pompa sudah standby semua,” tegasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu