Follow Us :              

Gubernur Usulkan Buka Ruang Bertemu dan Dialog, Agar Tumbuhkan Sikap Toleransi Pada Anak

  28 October 2022  |   14:00:00  |   dibaca : 892 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Usulkan Buka Ruang Bertemu dan Dialog, Agar Tumbuhkan Sikap Toleransi Pada Anak

28 October 2022 | 14:00:00 | dibaca : 892
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan, bahwa ruang-ruang bertemu dan berdialog untuk anak-anak yang berbeda sekolah, agama, dan kelompok harus diperbanyak. Ia mengusulkan agar kegiatan bertandang antarsekolah dan antarwarga dari rumah-rumah ibadah yang berbeda, terus dilakukan. 

"Model kita mengedukasi anak-anak dengan praktik-praktik, mereka bisa berkumpul, mereka bisa bertemu, bisa berdialog menurut saya itu akan lebih baik. Maka saya usulkan mungkin perlu bertandang antarsekolah, antarwarga dari rumah-rumah ibadah yang berbeda. Ini akan sangat bagus sekali," kata Gubernur usai memberikan sambutan pembuka dalam acara Pancasila: Voice of Humanity di Holy Stadium, Kota Semarang, Jumat (28/10/2022). 

Turut dikatakan, kegiatan saling berinteraksi, bertandang antar anak yang memiliki latar belakang yang berbeda akan memberikan ruang dialog sehingga anak-anak saling memahami perbedaan yang ada. Intensitas pertemuan yang cukup juga akan mengasah kesadaran mereka tentang cara bersikap yang seharusnya pada yang berbeda. Bila saling mengenal juga akan muncul rasa saling memiliki, rasa sayang, sehingga anak-anak tidak akan saling menyakiti. 

"Anak akan merasakan begini Pancasila dilaksanakan, tidak ada bully, mereka saling menyayangi, mereka saling membantu, dan spirit gotong royongnya muncul. Kalau mereka sering bertemu, berkumpul, mereka mengerti bahwa di antara mereka berbeda, (tapi) untuk tidak saling menyakiti. Itu bagus banget dan itu adalah toleransi," ungkapnya. 

Adapun acara Pancasila: Voice of Humanity merupakan serangkaian acara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94. Di antaranya ada seminar wawasan kebangsaan dan orasi kebangsaan, drama musikal, pertunjukan tari dan musik, serta donor darah. Peserta berjumlah sekitar 7.000 orang yang terdiri atas pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA serta mahasiswa. 

"Menurut saya menarik. Jadi ini mengedukasi nilai-nilai Pancasila yang suasananya lebih nyaman. Hari ini bertemu para pelajar dari beberapa sekolah yang ada di Semarang, lalu mereka bisa berkolaborasi." 

Dalam acara itu, Gubernur sempat berdialog dengan beberapa anak dari berbagai sekolah tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mampu menjelaskan dengan baik praktek-praktek toleransi yang mereka lakukan. Hal itu membuat Gubernur senang. 

"Dari beberapa anak yang tadi saya ajak ngobrol  mereka mengerti apa itu toleransi. Maka kalau anak sudah mengerti, orangtuanya harus kasih contoh. Kalau orangtuanya bisa memberikan contoh yang baik maka insyaallah anak-anak akan jauh lebih baik," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyampaikan, bahwa ruang-ruang bertemu dan berdialog untuk anak-anak yang berbeda sekolah, agama, dan kelompok harus diperbanyak. Ia mengusulkan agar kegiatan bertandang antarsekolah dan antarwarga dari rumah-rumah ibadah yang berbeda, terus dilakukan. 

"Model kita mengedukasi anak-anak dengan praktik-praktik, mereka bisa berkumpul, mereka bisa bertemu, bisa berdialog menurut saya itu akan lebih baik. Maka saya usulkan mungkin perlu bertandang antarsekolah, antarwarga dari rumah-rumah ibadah yang berbeda. Ini akan sangat bagus sekali," kata Gubernur usai memberikan sambutan pembuka dalam acara Pancasila: Voice of Humanity di Holy Stadium, Kota Semarang, Jumat (28/10/2022). 

Turut dikatakan, kegiatan saling berinteraksi, bertandang antar anak yang memiliki latar belakang yang berbeda akan memberikan ruang dialog sehingga anak-anak saling memahami perbedaan yang ada. Intensitas pertemuan yang cukup juga akan mengasah kesadaran mereka tentang cara bersikap yang seharusnya pada yang berbeda. Bila saling mengenal juga akan muncul rasa saling memiliki, rasa sayang, sehingga anak-anak tidak akan saling menyakiti. 

"Anak akan merasakan begini Pancasila dilaksanakan, tidak ada bully, mereka saling menyayangi, mereka saling membantu, dan spirit gotong royongnya muncul. Kalau mereka sering bertemu, berkumpul, mereka mengerti bahwa di antara mereka berbeda, (tapi) untuk tidak saling menyakiti. Itu bagus banget dan itu adalah toleransi," ungkapnya. 

Adapun acara Pancasila: Voice of Humanity merupakan serangkaian acara peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-94. Di antaranya ada seminar wawasan kebangsaan dan orasi kebangsaan, drama musikal, pertunjukan tari dan musik, serta donor darah. Peserta berjumlah sekitar 7.000 orang yang terdiri atas pelajar tingkat SD, SMP, dan SMA serta mahasiswa. 

"Menurut saya menarik. Jadi ini mengedukasi nilai-nilai Pancasila yang suasananya lebih nyaman. Hari ini bertemu para pelajar dari beberapa sekolah yang ada di Semarang, lalu mereka bisa berkolaborasi." 

Dalam acara itu, Gubernur sempat berdialog dengan beberapa anak dari berbagai sekolah tentang pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Mereka mampu menjelaskan dengan baik praktek-praktek toleransi yang mereka lakukan. Hal itu membuat Gubernur senang. 

"Dari beberapa anak yang tadi saya ajak ngobrol  mereka mengerti apa itu toleransi. Maka kalau anak sudah mengerti, orangtuanya harus kasih contoh. Kalau orangtuanya bisa memberikan contoh yang baik maka insyaallah anak-anak akan jauh lebih baik," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu