Follow Us :              

Taj Yasin Dorong Pemanfaatan Potensi Lokal untuk Perkuat Ketahanan Pangan dan Energi

  30 November 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 383 
Kategori :
Bagikan :


Taj Yasin Dorong Pemanfaatan Potensi Lokal untuk Perkuat Ketahanan Pangan dan Energi

30 November 2022 | 10:00:00 | dibaca : 383
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mendorong masyarakat mengoptimalkan berbagai potensi lokal yang ada di Jateng. Hal itu, perlu dilakukan guna memperkuat ketahanan pangan dan energi di tengah kondisi ekonomi global yang belum membaik. 

"Kita harus memetakan apa saja penyebab inflasi dan yang mempengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi. Diantaranya adalah energi, baik itu solar, bensin, maupun pertalite itu yang mempengaruhi kenaikan komoditas di Indonesia," kata wagub di sela acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Hotel Gumaya, Rabu (30/11/2022).

Taj Yasin menjelaskan, negara Indonesia merupakan negara importir bahan bakar minyak dan gas. Karenanya, ketergantungan masyarakat terhadap BBM dan gas mempengaruhi inflasi. Terlebih harga BBM dan gas masih disubsidi oleh pemerintah, sehingga tidak sedikit subsidi yang diberikan negara untuk kebutuhan BBM dan gas. 

Ia berharap masyarakat harus mulai berubah. Salah satunya beralih dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar. Seperti mengolah limbah tahu dan kotoran ternak menjadi biogas yang dialirkan ke rumah-rumah warga.

"Seperti di Kabupaten Magelang memanfaatkan ampas tahu menjadi biogas. Ada sekitar 200 kepala keluarga yang sudah dua tahun terakhir tidak membeli gas. Nah ini yang harus kita dorong," jelasnya. 

Menurut wagub, ketersediaan komoditas pangan juga mempengaruhi inflasi, sehingga sektor pangan harus digerakkan. Dicontohkan harga bawang merah naik maka akan mempengaruhi harga kebutuhan pangan lainnya. 

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Firdaus Muttaqin mengatakan, Jateng merupakan daerah surplus pangan, seperti beras, cabai, bawang merah dan beberapa komoditas lainnya melimpah. Tetapi seringkali menghadapi permasalahan pangan dan pada periode tertentu atau saat tidak ada panen maka harga komoditas tersebut menjadi tinggi.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mendorong masyarakat mengoptimalkan berbagai potensi lokal yang ada di Jateng. Hal itu, perlu dilakukan guna memperkuat ketahanan pangan dan energi di tengah kondisi ekonomi global yang belum membaik. 

"Kita harus memetakan apa saja penyebab inflasi dan yang mempengaruhi melambatnya pertumbuhan ekonomi. Diantaranya adalah energi, baik itu solar, bensin, maupun pertalite itu yang mempengaruhi kenaikan komoditas di Indonesia," kata wagub di sela acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Hotel Gumaya, Rabu (30/11/2022).

Taj Yasin menjelaskan, negara Indonesia merupakan negara importir bahan bakar minyak dan gas. Karenanya, ketergantungan masyarakat terhadap BBM dan gas mempengaruhi inflasi. Terlebih harga BBM dan gas masih disubsidi oleh pemerintah, sehingga tidak sedikit subsidi yang diberikan negara untuk kebutuhan BBM dan gas. 

Ia berharap masyarakat harus mulai berubah. Salah satunya beralih dari penggunaan energi fosil ke energi terbarukan dengan memanfaatkan potensi yang ada di lingkungan sekitar. Seperti mengolah limbah tahu dan kotoran ternak menjadi biogas yang dialirkan ke rumah-rumah warga.

"Seperti di Kabupaten Magelang memanfaatkan ampas tahu menjadi biogas. Ada sekitar 200 kepala keluarga yang sudah dua tahun terakhir tidak membeli gas. Nah ini yang harus kita dorong," jelasnya. 

Menurut wagub, ketersediaan komoditas pangan juga mempengaruhi inflasi, sehingga sektor pangan harus digerakkan. Dicontohkan harga bawang merah naik maka akan mempengaruhi harga kebutuhan pangan lainnya. 

Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jateng, Firdaus Muttaqin mengatakan, Jateng merupakan daerah surplus pangan, seperti beras, cabai, bawang merah dan beberapa komoditas lainnya melimpah. Tetapi seringkali menghadapi permasalahan pangan dan pada periode tertentu atau saat tidak ada panen maka harga komoditas tersebut menjadi tinggi.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu