Follow Us :              

Cegah Siklus Banjir, Konstruksi Tanggul Dinar Indah Akan Ditata Ulang

  12 January 2023  |   07:00:00  |   dibaca : 698 
Kategori :
Bagikan :


Cegah Siklus Banjir, Konstruksi Tanggul Dinar Indah Akan Ditata Ulang

12 January 2023 | 07:00:00 | dibaca : 698
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau Perumahan Dinar Indah Meteseh, Semarang, pasca dilanda banjir Jumat lalu. Pada pantauannya, kondisi tanggul sebenarnya sudah cukup tinggi namun debet air yang tinggi membuat tanggul tidak mampu menahan. 

“Ini ternyata pernah kejadian 2017, limpasannya tinggi sekali. Tadi saya lihat dari dasar sungai hingga posisi tertinggi tanah (tanggul) itu sekitar 6 meter. Sebenarnya sudah cukup tinggi,” kata Gubernur saat mengecek kondisi tanggul Kamis (12/1/2023) didampingi Babinsa dan Babinkamtibmas setempat. 

Dari pantauannya, Gubernur menilai daerah yang dihuni ratusan jiwa itu bahaya. Selain karena kondisi tanggul yang tidak kokoh, letak perumahan itu tepat di sempadan Sungai Pengkol. Kondisi ini mirip dengan yang terjadi di kawasan Marina, sehingga baik di Marina maupun di Dinar Indah, pemerintah perlu memperbaharui konstruksi tanggul. 

“Kalau kita lihat jebolnya tembok yang bobol itu ada 2 tembok, yang bawah terlihat agak kokoh (tetapi) yang atasnya itu tambahan saja. Tambahannya ini kayak tidak niat. Sayangnya pengembangnya sudah tidak ada. Karena sudah diserahkan kepada pemerintah, jadi pemerintah yang mesti membereskan ini,” ucapnya. 

Siklus banjir yang kerap berulang, menurut Gubernur harus disikapi dengan pembenahan yang sesegera mungkin. Gubernur akan secepatnya berkoordinasi dengan pemerintah kota dan ahli untuk mengkaji ulang kawasan tersebut. 

“Ini persis sama dengan yang kemarin saya tengok di Brebes. Jadi di sisi itu mesti ada penguatan fisiknya, harus ditinggikan. Kalau kita melihat kondisinya, kualiatas yang di atas (tanggul) ini mesti diganti temboknya, wes (sudah) kropos kropos kayaknya semennya aja sitik (sedikit) itu,” katanya. 

Terkait dampak banjir di Dinar Mas, sebanyak 37 kepala keluarga yang terdiri dari 147 jiwa di daerah tersebut, hampir semua mengungsi akibat luapan banjir. Saat Gubernur datang sebagian besar dari mereka terlihat sedang bersihkan rumah. 

Kris seorang warga yang berprofesi sebagai PNS di Pemkot Semarang menceritakan, para warga biasanya datang pada pagi atau sore hari untuk membersihkan rumah. Pada Gubernur, Kris juga mengungkapkan, banjir yang terjadi 6 Januari lalu merupakan yang terparah sejak tahun 2017. Arus deras aliran Sungai Pengkol setinggi 2-3 meter tidak mampu lagi ditahan tanggul. 

Akibat tanggul jebol banyak warga mengeluhkan perabotan rumah tangganya rusak akibat lumpur tebal yang dibawa banjir dari luapan sungai. Beberapa siswa juga mengaku tidak bisa sekolah karena seragam dan peralatan sekolah mereka hanyut terbawa arus. 

“Ya sudah nanti kirim surat ke Kantor Gubernur. Tulis kebutuhannya apa saja. Seragam, sepatu, nanti kalau sudah (kirim surat) tak belikan,” ujar Gubernur yang langsung disambut senyum lega para warga.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau Perumahan Dinar Indah Meteseh, Semarang, pasca dilanda banjir Jumat lalu. Pada pantauannya, kondisi tanggul sebenarnya sudah cukup tinggi namun debet air yang tinggi membuat tanggul tidak mampu menahan. 

“Ini ternyata pernah kejadian 2017, limpasannya tinggi sekali. Tadi saya lihat dari dasar sungai hingga posisi tertinggi tanah (tanggul) itu sekitar 6 meter. Sebenarnya sudah cukup tinggi,” kata Gubernur saat mengecek kondisi tanggul Kamis (12/1/2023) didampingi Babinsa dan Babinkamtibmas setempat. 

Dari pantauannya, Gubernur menilai daerah yang dihuni ratusan jiwa itu bahaya. Selain karena kondisi tanggul yang tidak kokoh, letak perumahan itu tepat di sempadan Sungai Pengkol. Kondisi ini mirip dengan yang terjadi di kawasan Marina, sehingga baik di Marina maupun di Dinar Indah, pemerintah perlu memperbaharui konstruksi tanggul. 

“Kalau kita lihat jebolnya tembok yang bobol itu ada 2 tembok, yang bawah terlihat agak kokoh (tetapi) yang atasnya itu tambahan saja. Tambahannya ini kayak tidak niat. Sayangnya pengembangnya sudah tidak ada. Karena sudah diserahkan kepada pemerintah, jadi pemerintah yang mesti membereskan ini,” ucapnya. 

Siklus banjir yang kerap berulang, menurut Gubernur harus disikapi dengan pembenahan yang sesegera mungkin. Gubernur akan secepatnya berkoordinasi dengan pemerintah kota dan ahli untuk mengkaji ulang kawasan tersebut. 

“Ini persis sama dengan yang kemarin saya tengok di Brebes. Jadi di sisi itu mesti ada penguatan fisiknya, harus ditinggikan. Kalau kita melihat kondisinya, kualiatas yang di atas (tanggul) ini mesti diganti temboknya, wes (sudah) kropos kropos kayaknya semennya aja sitik (sedikit) itu,” katanya. 

Terkait dampak banjir di Dinar Mas, sebanyak 37 kepala keluarga yang terdiri dari 147 jiwa di daerah tersebut, hampir semua mengungsi akibat luapan banjir. Saat Gubernur datang sebagian besar dari mereka terlihat sedang bersihkan rumah. 

Kris seorang warga yang berprofesi sebagai PNS di Pemkot Semarang menceritakan, para warga biasanya datang pada pagi atau sore hari untuk membersihkan rumah. Pada Gubernur, Kris juga mengungkapkan, banjir yang terjadi 6 Januari lalu merupakan yang terparah sejak tahun 2017. Arus deras aliran Sungai Pengkol setinggi 2-3 meter tidak mampu lagi ditahan tanggul. 

Akibat tanggul jebol banyak warga mengeluhkan perabotan rumah tangganya rusak akibat lumpur tebal yang dibawa banjir dari luapan sungai. Beberapa siswa juga mengaku tidak bisa sekolah karena seragam dan peralatan sekolah mereka hanyut terbawa arus. 

“Ya sudah nanti kirim surat ke Kantor Gubernur. Tulis kebutuhannya apa saja. Seragam, sepatu, nanti kalau sudah (kirim surat) tak belikan,” ujar Gubernur yang langsung disambut senyum lega para warga.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu