Follow Us :              

Gubernur Dorong Bumdes Tingkatkan Perekonomian di Sekitar Wadas

  24 January 2023  |   11:00:00  |   dibaca : 643 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Dorong Bumdes Tingkatkan Perekonomian di Sekitar Wadas

24 January 2023 | 11:00:00 | dibaca : 643
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

PURWOREJO - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sido Makmur Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, studi banding ke empat BUMDes di Yogyakarta. Langkah ini mengawali era baru warga Wadas untuk mengupayakan peningkatan perekonomian dan kesejahteraan mereka. 

Kepala Desa Wadas, Fahri Setianto menyampaikan, bahwa upaya studi banding tersebut, tidak lepas dari dorongan Gubernur Jawa Tengah. Selain dengan  mendorong peningkatan kapasitas pengurus kelembagaan BUMDes, Gubernur juga memberi bantuan permodalan. 

Fahri juga menambahkan, bahwa proyek strategis nasional akan membawa perubahan besar bagi desanya. Perubahan bukan hanya pada lanskap saja, tetapi juga ekonomi, dan sosial budayanya. Oleh karena itu, pihaknya akan berusaha meminimalisir dampak negatif perubahan tersebut dan memperbesar dampak positifnya. 

"Dampak positifnya dalam hal ini adalah harus bisa jadi alat kesejahteraan warga Desa Wadas. Untuk itu, kami butuh belajar dari wilayah lain yang sudah sukses," ucapnya. 

Sementara Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Purworejo, Andri Kristanto menyampaikan, situasi dan kondisi di Desa Wadas kian kondusif. Pengukuran lahan tahap tiga sudah mulai dilakukan. Dari target 617 bidang, kini tinggal 8 bidang saja. 

"Hal ini tercapai karena pendekatan dialogis dan langsung pada titik masalah yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Tak kurang sudah 5 kali terjadi dialog antara Pak Gubernur dengan kelompok warga," tuturnya. Saat ini tinggal 8 bidang yang masih tersisa. Pendekatan terus dilakukan, namun dipastikan tidak ada pemaksan. "Kami pastikan tidak ada paksaan, tapi pendekatan masih terus kami lakukan," tandasnya. 

Mulai tanggal 21 hingga 22 Januari 2023, Direktur Bumdes Wadas, Fuad Rofik, bersama 13 pengurus lainnya mempelajari pengelolaan dan pengembangan Umbul Nglanggeran di Patuk Gunung Kidul, Tebing Breksi di Prambanan, Kebun Buah Mangunan serta BUMDes Panggung Lestari di Bantul. Mereka berusaha mencari tahu kunci keberhasilan BUMDes di desa-desa yang mereka datangi. 

"Kami menyongsong kemajuan desa kami. Salah satunya dengan mengembangkan BUMDes," ujar Direktur Bumdes Wadas. 

Direktur Bumdes Wadas juga menyampaikankan, bahwa BUMDes adalah wadah usaha bagi masyarakat desa yang kepemilikan mayoritas warga setempat, diwakili oleh pemerintahan desa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesejahteraan warga terdampak akibat proyek penambangan batu andesit yang akan digunakan sebagai fondasi Bendungan Bener perlu dikawal oleh kelembagaan ekonomi desa, dalam hal ini BUMDes Sido Makmur. 

Selain menjalankan fungsi usaha, BUMDes juga menjalankan fungsi sosial dan politik ketika berhadapan dengan proyek berskala besar. Ia mengungkapkan, saat berdialog dan negosiasi dengan Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta dari pihak BBWS Serayu-Opak, pihaknya meminta agar BUMDes dilibatkan dalam pelaksanaan sekaligus pengawasan. "Melalui BUMDes kami bisa terlibat dalam pengawasan penambangan batu andesit yang awalnya kami tolak," ungkapnya. 

Ke depan, pihaknya akan merancang master plan agrowisata pasca penambangan. Selain ada green belt, (bantaran hijau) nantinya juga akan ada embung di puncak bekas tambang. Rencananya lokasi tersebut akan dibuat wisata agro, dimana keberadaan embung tersebut juga dimanfaatkan untuk mengairi pertanian di sekitar lokasi. 

Harapannya, keseriusan BUMDes tersebut berbanding lurus dengan perhatian sejumlah pihak terkait, terutama Gubernur Jawa Tengah. “Ini membuktikan kami serius. Pak Gubernur juga harus serius memberikan perhatian niat kami," jelasnya.


Bagikan :

PURWOREJO - Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sido Makmur Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, studi banding ke empat BUMDes di Yogyakarta. Langkah ini mengawali era baru warga Wadas untuk mengupayakan peningkatan perekonomian dan kesejahteraan mereka. 

Kepala Desa Wadas, Fahri Setianto menyampaikan, bahwa upaya studi banding tersebut, tidak lepas dari dorongan Gubernur Jawa Tengah. Selain dengan  mendorong peningkatan kapasitas pengurus kelembagaan BUMDes, Gubernur juga memberi bantuan permodalan. 

Fahri juga menambahkan, bahwa proyek strategis nasional akan membawa perubahan besar bagi desanya. Perubahan bukan hanya pada lanskap saja, tetapi juga ekonomi, dan sosial budayanya. Oleh karena itu, pihaknya akan berusaha meminimalisir dampak negatif perubahan tersebut dan memperbesar dampak positifnya. 

"Dampak positifnya dalam hal ini adalah harus bisa jadi alat kesejahteraan warga Desa Wadas. Untuk itu, kami butuh belajar dari wilayah lain yang sudah sukses," ucapnya. 

Sementara Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Purworejo, Andri Kristanto menyampaikan, situasi dan kondisi di Desa Wadas kian kondusif. Pengukuran lahan tahap tiga sudah mulai dilakukan. Dari target 617 bidang, kini tinggal 8 bidang saja. 

"Hal ini tercapai karena pendekatan dialogis dan langsung pada titik masalah yang dilakukan oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Tak kurang sudah 5 kali terjadi dialog antara Pak Gubernur dengan kelompok warga," tuturnya. Saat ini tinggal 8 bidang yang masih tersisa. Pendekatan terus dilakukan, namun dipastikan tidak ada pemaksan. "Kami pastikan tidak ada paksaan, tapi pendekatan masih terus kami lakukan," tandasnya. 

Mulai tanggal 21 hingga 22 Januari 2023, Direktur Bumdes Wadas, Fuad Rofik, bersama 13 pengurus lainnya mempelajari pengelolaan dan pengembangan Umbul Nglanggeran di Patuk Gunung Kidul, Tebing Breksi di Prambanan, Kebun Buah Mangunan serta BUMDes Panggung Lestari di Bantul. Mereka berusaha mencari tahu kunci keberhasilan BUMDes di desa-desa yang mereka datangi. 

"Kami menyongsong kemajuan desa kami. Salah satunya dengan mengembangkan BUMDes," ujar Direktur Bumdes Wadas. 

Direktur Bumdes Wadas juga menyampaikankan, bahwa BUMDes adalah wadah usaha bagi masyarakat desa yang kepemilikan mayoritas warga setempat, diwakili oleh pemerintahan desa. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesejahteraan warga terdampak akibat proyek penambangan batu andesit yang akan digunakan sebagai fondasi Bendungan Bener perlu dikawal oleh kelembagaan ekonomi desa, dalam hal ini BUMDes Sido Makmur. 

Selain menjalankan fungsi usaha, BUMDes juga menjalankan fungsi sosial dan politik ketika berhadapan dengan proyek berskala besar. Ia mengungkapkan, saat berdialog dan negosiasi dengan Gubenur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta dari pihak BBWS Serayu-Opak, pihaknya meminta agar BUMDes dilibatkan dalam pelaksanaan sekaligus pengawasan. "Melalui BUMDes kami bisa terlibat dalam pengawasan penambangan batu andesit yang awalnya kami tolak," ungkapnya. 

Ke depan, pihaknya akan merancang master plan agrowisata pasca penambangan. Selain ada green belt, (bantaran hijau) nantinya juga akan ada embung di puncak bekas tambang. Rencananya lokasi tersebut akan dibuat wisata agro, dimana keberadaan embung tersebut juga dimanfaatkan untuk mengairi pertanian di sekitar lokasi. 

Harapannya, keseriusan BUMDes tersebut berbanding lurus dengan perhatian sejumlah pihak terkait, terutama Gubernur Jawa Tengah. “Ini membuktikan kami serius. Pak Gubernur juga harus serius memberikan perhatian niat kami," jelasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu