Follow Us :              

Gubernur Sinergikan Semua Pihak Atasi Krisis Air Bersih di Magelang

  28 January 2023  |   09:00:00  |   dibaca : 1071 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Sinergikan Semua Pihak Atasi Krisis Air Bersih di Magelang

28 January 2023 | 09:00:00 | dibaca : 1071
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

KAB. MAGELANG – Masyarakat Desa Sugihmas, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang kini tidak harus jauh-jauh mencari air bersih. Berkat kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Kabupaten Magelang dan Pemerintah Desa Sugihmas, masalah kelangkaan air di desa tersebut telah teratasi. 

Kepala Desa Sugihmas, Srianto mengatakan, upaya Gubernur juga turut mempercepat terealisasinya mimpi warga bisa dapat air bersih secara mudah. Untuk itu, Srianto memanfaatkan bantuan Gubernur tersebut serta berkolaborasi dengan pemkab dan pemdes setempat. 

“Bantuan tahun 2020, ini tindak lanjut dari kedatangan Pak Gubernur. Gubernur memberi bantuan sejumlah Rp 200 juta. Karena kami mengagendakan untuk pembangunan jaringan air bersih yang skala menyeluruh, dana tersebut belum mencukupi. Tahun 2020 kami belikan pipa sepanjang 6,5 km. Tahun 2021 dari bantuan lagi, Gubernur memberikan Rp 400 juta. Nilai itu kami alokasikan untuk pembelian paket pompa dan panel surya dengan dua paket,” kata Srianto di desanya, Sabtu (28/1/2022). 

Dari dua paket pompa air yang ada saat ini, salah satunya dibeli dengan anggaran dana desa. Saat ini  semua pompa dan panel surya telah terpasang dan telah berfungsi. Terdapat delapan dusun di Desa Sugihmas yang mendapatkan manfaat keberadaan jaringan saluran air bersih itu. "Itu sekitar 900 KK yang sudah menkmati jaringan air bersih," jelas Srianto. 

Warga memanfaatkan air bersih untuk kebutuhan pokok hingga untuk kebutuhan rumah tangga dan lainnya. Di luar dugaan, kemudahan akses air bersih ternyata berdampak positif dalam penurunan jumlah kasus stunting. Pada tahun 2020, Puskesmas Grabag II mencatat ada 184 anak terindikasi stunting. Ternyata pada 2022, anak yang terindikasi stunting turun menjadi 84. 

Ela Hikmawati (27),  ibu rumah tangga Desa Sugihmas, masih teringat betapa susahnya dulu untuk mendapatkan air bersih. Bahkan saat hamil, ia tetap harus berjuang mendapatkan air bersih. "Saat itu kondisi saya hamil. Setiap mau mandi harus antri di kolam masjid. Air dari sumber tidak sampai rumah jadi harus di kolam masjid," ucap Ela. 

Saat ditemui di rumahnya, Ela juga mengisahkan dulu ia kerap tidak bisa tidur saat malam hari. Terutama saat jadwal truk pengangkut air bersih datang. Ela harus bergegas  masuk antrean untuk mendapatkan air. Jatah bantuan air yang diterima tidak banyak, jumlah air  harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. "Sekarang setelah adanya bantuan dari Pak Ganjar. Tidak lagi harus ke kolam air masjid lagi," katanya. 

Suprapto, petugas yang diserahi untuk merawat pompa dan instalasi air di desa tersebut mengaku sejauh ini tidak ada persoalan berat yang dihadapi. Bila distribusi air tidak lancar umumnya karena persoalan ringan yang mudah diatasi. "Paling ada kebocoran, atau kelongsoran di jalan, ada pralon lepas, kita sambung. Ke bawah terus (ditelusuri)  Kadang kalau pecah disambung. Kalau kebocoran, ganti pralon. Ada stok pralon," terang Suprapto.


Bagikan :

KAB. MAGELANG – Masyarakat Desa Sugihmas, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang kini tidak harus jauh-jauh mencari air bersih. Berkat kolaborasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dengan Pemerintah Kabupaten Magelang dan Pemerintah Desa Sugihmas, masalah kelangkaan air di desa tersebut telah teratasi. 

Kepala Desa Sugihmas, Srianto mengatakan, upaya Gubernur juga turut mempercepat terealisasinya mimpi warga bisa dapat air bersih secara mudah. Untuk itu, Srianto memanfaatkan bantuan Gubernur tersebut serta berkolaborasi dengan pemkab dan pemdes setempat. 

“Bantuan tahun 2020, ini tindak lanjut dari kedatangan Pak Gubernur. Gubernur memberi bantuan sejumlah Rp 200 juta. Karena kami mengagendakan untuk pembangunan jaringan air bersih yang skala menyeluruh, dana tersebut belum mencukupi. Tahun 2020 kami belikan pipa sepanjang 6,5 km. Tahun 2021 dari bantuan lagi, Gubernur memberikan Rp 400 juta. Nilai itu kami alokasikan untuk pembelian paket pompa dan panel surya dengan dua paket,” kata Srianto di desanya, Sabtu (28/1/2022). 

Dari dua paket pompa air yang ada saat ini, salah satunya dibeli dengan anggaran dana desa. Saat ini  semua pompa dan panel surya telah terpasang dan telah berfungsi. Terdapat delapan dusun di Desa Sugihmas yang mendapatkan manfaat keberadaan jaringan saluran air bersih itu. "Itu sekitar 900 KK yang sudah menkmati jaringan air bersih," jelas Srianto. 

Warga memanfaatkan air bersih untuk kebutuhan pokok hingga untuk kebutuhan rumah tangga dan lainnya. Di luar dugaan, kemudahan akses air bersih ternyata berdampak positif dalam penurunan jumlah kasus stunting. Pada tahun 2020, Puskesmas Grabag II mencatat ada 184 anak terindikasi stunting. Ternyata pada 2022, anak yang terindikasi stunting turun menjadi 84. 

Ela Hikmawati (27),  ibu rumah tangga Desa Sugihmas, masih teringat betapa susahnya dulu untuk mendapatkan air bersih. Bahkan saat hamil, ia tetap harus berjuang mendapatkan air bersih. "Saat itu kondisi saya hamil. Setiap mau mandi harus antri di kolam masjid. Air dari sumber tidak sampai rumah jadi harus di kolam masjid," ucap Ela. 

Saat ditemui di rumahnya, Ela juga mengisahkan dulu ia kerap tidak bisa tidur saat malam hari. Terutama saat jadwal truk pengangkut air bersih datang. Ela harus bergegas  masuk antrean untuk mendapatkan air. Jatah bantuan air yang diterima tidak banyak, jumlah air  harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. "Sekarang setelah adanya bantuan dari Pak Ganjar. Tidak lagi harus ke kolam air masjid lagi," katanya. 

Suprapto, petugas yang diserahi untuk merawat pompa dan instalasi air di desa tersebut mengaku sejauh ini tidak ada persoalan berat yang dihadapi. Bila distribusi air tidak lancar umumnya karena persoalan ringan yang mudah diatasi. "Paling ada kebocoran, atau kelongsoran di jalan, ada pralon lepas, kita sambung. Ke bawah terus (ditelusuri)  Kadang kalau pecah disambung. Kalau kebocoran, ganti pralon. Ada stok pralon," terang Suprapto.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu