Follow Us :              

Gubernur Cek Realisasi Bantuan Ruspin Bagi 34 Keluarga Korban Rob Sayung

  14 March 2023  |   10:00:00  |   dibaca : 688 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Cek Realisasi Bantuan Ruspin Bagi 34 Keluarga Korban Rob Sayung

14 March 2023 | 10:00:00 | dibaca : 688
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

DEMAK - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau program bantuan rumah sistem panel instan (ruspin) untuk 34 keluarga korban bencana rob di Desa Bedono, Kecamatan, Sayung, Kabupaten Demak, Selasa (14/3/2023). Bagi warga yang tidak mau direlokasi, ruspin dibuat model rumah panggung agar lebih aman dari ancaman rob. 

"Ini adalah areal land subsiden (tanah turun) tapi masih ada masyarakat yang ingin bertahan di sini. Satu-satunya alternatif yang paling kompromistis, rumahnya harus panggung," kata Gubernur saat berada di lokasi.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberi alternatif rumah panggung setelah melalui komunikasi panjang dengan warga sekitar. Langkah ini menjadi alternatif yang lebih adaptatif dibanding dengan melakukan penimbunan atau meninggikan lantai rumah, seperti yang dikakukan masyarakat selama ini.

"Ini kan areal rob jadi adaptasi masyarakat musti dilakukan. Selama ini yang dilakukan adalah penimbunan. Ditimbun, tenggelam. Ditimbun, tenggelam. Kini ditemukan konsep agar mereka bisa tinggal di sini. Dulu kalau rumah mereka nempel di tanah itu banjir, terus kemudian diurug dan rumahnya tinggal pendek. Sekarang dinaikkan sekalian, kira-kira 1,5 meter dari tanah, jadi cukup tinggi," jelasnya.

Model bantuan ruspin tersebut merupakan bentuk gotong royong antara masyarakat dengan pemerintah daerah. Masyarakat menyediakan lahan dan bergotong royong membuat pondasi rumah seharga Rp10 juta. Bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk satu unit ruspin senilai Rp50 juta. Total ada 34 rumah yang dibangun di Desa Bedono.

"Jadi kita bantu untuk yang tidak mampu. Dibuatkan seperti itu (rumah panggung) dengan ruspin. Dan itu bisa dirakit dalam sehari. Sehari dirakit, tinggal di sela-selanya diisi bata. Nanti di bagian dalamnya sambil dikembangkan jadi lebih lega, lebih sehat dan adaptif," paparnya.

Selama berada di Desa Bedono, Gubernur juga menyempatkan untuk melihat langsung hasil rumah ruspin bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, di antaranya ruspin milik Rohmi (36). 

Rohmi mendapat bantuan rumah karena rumah sebelumnya terendam akibat abrasi. Rumah tersebut sudah tidak dapat dihuni lagi. Bantuan ruspin pada akhir tahun 2022 lalu menjadi titik terang bagi Rohmi dan keluarganya untuk memiliki rumah lagi.

"Dulu di sana, kena abrasi sudah tidak dapat ditinggali. Lalu beli tanah di sini dan dapat bantuan ruspin. Rumahnya bagus, enak, tidak harus menaikkan rumah lagi. Buat tidur enak, tidak banjir," ujarnya bangga.

Pada tinjauan tersebut, Gubernur juga diajak untuk melihat kondisi SDN 03 Bedono yang kondisinya cukup memprihatinkan. Setiap kali rob melanda, gedung sekolah itu selalu terendam banjir. Namun terkait renovasi atau pembangunan bangunan tersebut, Gubenur mengaku pihaknya harus mendiskusikan kembali karena lokasi termasuk kategori tidak layak untuk fasilitas sekolah.

"Sekolah tadi itu menurut saya sudah tidak layak. Pilihannya mau pindah atau di situ. Kalau tetap di situ, fasilitasnya makin terbatas. Kalau tidak, mungkin bangunannya ditinggikan lagi, tetapi apakah kita akan mengambil pilihan itu, mesti dibicarakan diskusikan lagi. Tetapi untuk rumah penduduk yang sifatnya personal, kami coba bantu dengan model ruspin dan dinaikkan ke atas (rumah panggung)," tandasnya.


Bagikan :

DEMAK - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meninjau program bantuan rumah sistem panel instan (ruspin) untuk 34 keluarga korban bencana rob di Desa Bedono, Kecamatan, Sayung, Kabupaten Demak, Selasa (14/3/2023). Bagi warga yang tidak mau direlokasi, ruspin dibuat model rumah panggung agar lebih aman dari ancaman rob. 

"Ini adalah areal land subsiden (tanah turun) tapi masih ada masyarakat yang ingin bertahan di sini. Satu-satunya alternatif yang paling kompromistis, rumahnya harus panggung," kata Gubernur saat berada di lokasi.

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memberi alternatif rumah panggung setelah melalui komunikasi panjang dengan warga sekitar. Langkah ini menjadi alternatif yang lebih adaptatif dibanding dengan melakukan penimbunan atau meninggikan lantai rumah, seperti yang dikakukan masyarakat selama ini.

"Ini kan areal rob jadi adaptasi masyarakat musti dilakukan. Selama ini yang dilakukan adalah penimbunan. Ditimbun, tenggelam. Ditimbun, tenggelam. Kini ditemukan konsep agar mereka bisa tinggal di sini. Dulu kalau rumah mereka nempel di tanah itu banjir, terus kemudian diurug dan rumahnya tinggal pendek. Sekarang dinaikkan sekalian, kira-kira 1,5 meter dari tanah, jadi cukup tinggi," jelasnya.

Model bantuan ruspin tersebut merupakan bentuk gotong royong antara masyarakat dengan pemerintah daerah. Masyarakat menyediakan lahan dan bergotong royong membuat pondasi rumah seharga Rp10 juta. Bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk satu unit ruspin senilai Rp50 juta. Total ada 34 rumah yang dibangun di Desa Bedono.

"Jadi kita bantu untuk yang tidak mampu. Dibuatkan seperti itu (rumah panggung) dengan ruspin. Dan itu bisa dirakit dalam sehari. Sehari dirakit, tinggal di sela-selanya diisi bata. Nanti di bagian dalamnya sambil dikembangkan jadi lebih lega, lebih sehat dan adaptif," paparnya.

Selama berada di Desa Bedono, Gubernur juga menyempatkan untuk melihat langsung hasil rumah ruspin bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, di antaranya ruspin milik Rohmi (36). 

Rohmi mendapat bantuan rumah karena rumah sebelumnya terendam akibat abrasi. Rumah tersebut sudah tidak dapat dihuni lagi. Bantuan ruspin pada akhir tahun 2022 lalu menjadi titik terang bagi Rohmi dan keluarganya untuk memiliki rumah lagi.

"Dulu di sana, kena abrasi sudah tidak dapat ditinggali. Lalu beli tanah di sini dan dapat bantuan ruspin. Rumahnya bagus, enak, tidak harus menaikkan rumah lagi. Buat tidur enak, tidak banjir," ujarnya bangga.

Pada tinjauan tersebut, Gubernur juga diajak untuk melihat kondisi SDN 03 Bedono yang kondisinya cukup memprihatinkan. Setiap kali rob melanda, gedung sekolah itu selalu terendam banjir. Namun terkait renovasi atau pembangunan bangunan tersebut, Gubenur mengaku pihaknya harus mendiskusikan kembali karena lokasi termasuk kategori tidak layak untuk fasilitas sekolah.

"Sekolah tadi itu menurut saya sudah tidak layak. Pilihannya mau pindah atau di situ. Kalau tetap di situ, fasilitasnya makin terbatas. Kalau tidak, mungkin bangunannya ditinggikan lagi, tetapi apakah kita akan mengambil pilihan itu, mesti dibicarakan diskusikan lagi. Tetapi untuk rumah penduduk yang sifatnya personal, kami coba bantu dengan model ruspin dan dinaikkan ke atas (rumah panggung)," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu