Follow Us :              

Jaga Kestabilan Inflasi Jateng, Pj Gubernur Minta Satgas Pantau Stok Bahan Pangan dan Cek Harga

  11 September 2023  |   08:00:00  |   dibaca : 644 
Kategori :
Bagikan :


Jaga Kestabilan Inflasi Jateng, Pj Gubernur Minta Satgas Pantau Stok Bahan Pangan dan Cek Harga

11 September 2023 | 08:00:00 | dibaca : 644
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SEMARANG - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M. mengatakan stok bahan pangan, terutama beras di Jawa Tengah masih aman. Pihaknya juga meminta agar Satgas Pangan terus mengecek harga dan stok di lapangan sebagai upaya menjaga stabilitas inflasi.

"Sementara (stok beras) di Jawa Tengah masih aman," kata Pj Gubernur, usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian secara daring di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (11/9/2023).

Dalam beberapa pekan terakhir, beras menjadi salah satu komoditas yang mengalami fluktuasi harga di pasar. Meskipun demikian, kenaikan harga yang terjadi di Jawa Tengah masih terkendali. Sebab beberapa langkah untuk menjaga stabilitas masih terus dilakukan, salah satunya dengan operasi pasar.

"Memang kalau kita lihat, perkembangan kebutuhan bahan pokok atau sembako relatif normal. Ada peningkatan, itu beras sama bawang putih, tetapi masih terkendali," jelasnya.

Hingga pekan pertama bulan September 2023, inflasi di Jawa Tengah masih cukup stabil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahun ke tahun (Agustus 2022-2023) di Jawa Tengah berada pada angka 3,29 persen. Angka ini masih berada di atas inflasi nasional dengan angka 3,27 persen. Pj Gubernur meminta, kinerja itu dipertahankan dan sebisa mungkin ditingkatkan agar dapat mencapai rentang sasaran inflasi tahun ini pada angka 3,0±1 persen.

"Alhamdulillah untuk Jawa Tengah ini kami masih menempati urutan ketiga, setelah DKI Jakarta dan Banten. Kita rata-rata inflasi di 3,29 persen," katanya.

Maka dari itu, Pj Gubernur menginstruksikan kepada Satuan Tugas (Satgas) Pangan Jawa Tengah untuk meningkatkan upaya atau langkah menjaga stabilitas inflasi. Beberapa di antaranya, yakni rutin turun ke lapangan untuk mengecek harga, melakukan operasi pasar, dan meningkatkan kerja sama antardaerah dan antar-instansi.

"Saya minta Pemprov, Polda, dan Kejaksaan Tinggi yang kita kenal, dengan Satgas Pangan itu untuk mengecek bagaimana stabilitas harga pangan. Ini akan kita tingkatkan, agar para distributor atau pedagang ini tidak seenaknya menaikkan harga di luar aturan yang ada. Itu yang akan kita tingkatkan," kata Pj Gubernur.

Kepala Dinas Ketahan Pangan Provinsi Jateng, Dyah Lukisari menambahkan, situasi kenaikan harga beras merupakan akumulasi dari berbagai kondisi. Pertama adalah produksi yang turun, tetapi kondisi itu sudah tertangani melalui penguatan sinergi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), sehingga kebutuhan terpenuhi. Bahkan per hari ini sudah diluncurkan bantuan pangan dari Bulog.

"Kedua, harus ada pengaturan atau regulasi yang bisa (me)ngerem pembelian gabah dari petani (agar) tidak jorjoran (berlebihan)," katanya.

Di Jawa Tengah tren kenaikan harga beras yang lumayan tinggi ada di wilayah kering, misalnya dari data yang terpantau pemerintah pusat ada di wilayah Demak, Blora, dan Grobogan. Produksi beras yang kurang tersebut, menyebabkan harga pasarnya menjadi tinggi.


Bagikan :

SEMARANG - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M. mengatakan stok bahan pangan, terutama beras di Jawa Tengah masih aman. Pihaknya juga meminta agar Satgas Pangan terus mengecek harga dan stok di lapangan sebagai upaya menjaga stabilitas inflasi.

"Sementara (stok beras) di Jawa Tengah masih aman," kata Pj Gubernur, usai mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi bersama Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian secara daring di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (11/9/2023).

Dalam beberapa pekan terakhir, beras menjadi salah satu komoditas yang mengalami fluktuasi harga di pasar. Meskipun demikian, kenaikan harga yang terjadi di Jawa Tengah masih terkendali. Sebab beberapa langkah untuk menjaga stabilitas masih terus dilakukan, salah satunya dengan operasi pasar.

"Memang kalau kita lihat, perkembangan kebutuhan bahan pokok atau sembako relatif normal. Ada peningkatan, itu beras sama bawang putih, tetapi masih terkendali," jelasnya.

Hingga pekan pertama bulan September 2023, inflasi di Jawa Tengah masih cukup stabil. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahun ke tahun (Agustus 2022-2023) di Jawa Tengah berada pada angka 3,29 persen. Angka ini masih berada di atas inflasi nasional dengan angka 3,27 persen. Pj Gubernur meminta, kinerja itu dipertahankan dan sebisa mungkin ditingkatkan agar dapat mencapai rentang sasaran inflasi tahun ini pada angka 3,0±1 persen.

"Alhamdulillah untuk Jawa Tengah ini kami masih menempati urutan ketiga, setelah DKI Jakarta dan Banten. Kita rata-rata inflasi di 3,29 persen," katanya.

Maka dari itu, Pj Gubernur menginstruksikan kepada Satuan Tugas (Satgas) Pangan Jawa Tengah untuk meningkatkan upaya atau langkah menjaga stabilitas inflasi. Beberapa di antaranya, yakni rutin turun ke lapangan untuk mengecek harga, melakukan operasi pasar, dan meningkatkan kerja sama antardaerah dan antar-instansi.

"Saya minta Pemprov, Polda, dan Kejaksaan Tinggi yang kita kenal, dengan Satgas Pangan itu untuk mengecek bagaimana stabilitas harga pangan. Ini akan kita tingkatkan, agar para distributor atau pedagang ini tidak seenaknya menaikkan harga di luar aturan yang ada. Itu yang akan kita tingkatkan," kata Pj Gubernur.

Kepala Dinas Ketahan Pangan Provinsi Jateng, Dyah Lukisari menambahkan, situasi kenaikan harga beras merupakan akumulasi dari berbagai kondisi. Pertama adalah produksi yang turun, tetapi kondisi itu sudah tertangani melalui penguatan sinergi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog), sehingga kebutuhan terpenuhi. Bahkan per hari ini sudah diluncurkan bantuan pangan dari Bulog.

"Kedua, harus ada pengaturan atau regulasi yang bisa (me)ngerem pembelian gabah dari petani (agar) tidak jorjoran (berlebihan)," katanya.

Di Jawa Tengah tren kenaikan harga beras yang lumayan tinggi ada di wilayah kering, misalnya dari data yang terpantau pemerintah pusat ada di wilayah Demak, Blora, dan Grobogan. Produksi beras yang kurang tersebut, menyebabkan harga pasarnya menjadi tinggi.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu