Follow Us :              

Bangun Training Center di Karanganyar Jawa Tengah, Tingkatkan Kualitas dan Prestasi Paralympic

  08 March 2024  |   13:00:00  |   dibaca : 503 
Kategori :
Bagikan :


Bangun Training Center di Karanganyar Jawa Tengah, Tingkatkan Kualitas dan Prestasi Paralympic

08 March 2024 | 13:00:00 | dibaca : 503
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

KARANGANYAR - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mendampingi Presiden RI, Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking Paralympic Training Center di Kelurahan Delingan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar pada Jumat, 8 Maret 2024.

Menurut Pj Gubernur, keberadaan Paralympic Training Center sangat penting untuk meningkatkan pembinaan bagi para atlet. Harapannya, upaya yang dilakukan ini dapat meningkatkan kualitas maupun prestasi para atlet di kancah internasional.

"Kami sampaikan terima kasih dan apresiasi tinggi, karena Jawa Tengah dipilih (sebagai lokasi) pusat pelatihan paralympic tingkat nasional," katanya usai mendampingi Presiden.

Pj Gubernur juga menegaskan kembali pernyataan Presiden, terkait capaian atlet paralympic Indonesia yang sangat membanggakan. Bahkan, para atlet mampu membawa Indonesia menempati peringkat pertama di Asia Tenggara, dan peringkat keenam pada gelaran Asian Paragames di Guangzhou, Cina.

"Ini prestasi baik, dan tentunya ke depan bisa ditingkatkan kembali," ucapnya.

Pembangunan training center tingkat nasional di Jawa Tengah ini dinilai cukup tepat. Sebab, selama ini Jateng dapat dikatakan sebagai "rumahnya atlet paralympic". Bahkan, Kantor Pusat National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) juga berada di Jateng, tepatnya di Kota Surakarta.

Sebutan Jawa Tengah sebagai gudang atlet paralympic, juga dibuktikan dari banyaknya atlet Jateng yang menjadi tulang punggung kontingen Indonesia pada gelaran Asian Paragames beberapa waktu lalu. Total ada 37 atlet paralympic asal Jateng yang ikut serta dalam ajang tersebut.

"Kita memperoleh 12 emas, 12 perak, 14 perunggu. Ini prestasi yang sangat baik bagi atlet Jawa Tengah," ucap Pj Gubernur.

Selama ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menaruh perhatian besar terhadap pembinaan atlet paralympic. Beberapa upaya yang sudah dilakukan, yaitu menyelenggarakan Pekan Paralympic Pelajar Daerah (Peparpeda) untuk kategori junior atau pelajar; Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) untuk atlet senior; Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda); serta memfasilitasi Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) Paralympic.

Presiden mengatakan, pembangunan Paralympic Training Center di lahan seluas 8 hektare di Delingan, Karanganyar itu, menggunakan anggaran sebesar Rp409 miliar.

Nantinya, gedung tersebut memiliki fasilitas berupa gelanggang olahraga (GOR), asrama, ruang peralatan, ruang ganti atletik, tribun, skybridge, skywalk, lapangan atletik, dan sebagainya. Diketahui, training center itu dapat menampung sekitar 300 atlet dan pelatih.

"Sarana olahraga yang dibangun ini, berstandar internasional bagi atlet penyandang disabilitas. Saya harap, training center untuk atlet paralympic ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, dan mencetak prestasi," ucapnya.

Sementara itu, Presiden NPCI, Senny Marbun mengungkapkan, Ia sangat senang pembangunan training center dapat dimulai di tahun ini. Sebab, inilah yang diharapkan oleh para atlet paralympic guna meningkatkan kualitas dan prestasinya.

"Pembangunan ini yang kita harapkan, agar prestasi kita makin memuncak ke atas," ujarnya.


Bagikan :

KARANGANYAR - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mendampingi Presiden RI, Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking Paralympic Training Center di Kelurahan Delingan, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Karanganyar pada Jumat, 8 Maret 2024.

Menurut Pj Gubernur, keberadaan Paralympic Training Center sangat penting untuk meningkatkan pembinaan bagi para atlet. Harapannya, upaya yang dilakukan ini dapat meningkatkan kualitas maupun prestasi para atlet di kancah internasional.

"Kami sampaikan terima kasih dan apresiasi tinggi, karena Jawa Tengah dipilih (sebagai lokasi) pusat pelatihan paralympic tingkat nasional," katanya usai mendampingi Presiden.

Pj Gubernur juga menegaskan kembali pernyataan Presiden, terkait capaian atlet paralympic Indonesia yang sangat membanggakan. Bahkan, para atlet mampu membawa Indonesia menempati peringkat pertama di Asia Tenggara, dan peringkat keenam pada gelaran Asian Paragames di Guangzhou, Cina.

"Ini prestasi baik, dan tentunya ke depan bisa ditingkatkan kembali," ucapnya.

Pembangunan training center tingkat nasional di Jawa Tengah ini dinilai cukup tepat. Sebab, selama ini Jateng dapat dikatakan sebagai "rumahnya atlet paralympic". Bahkan, Kantor Pusat National Paralympic Committee of Indonesia (NPCI) juga berada di Jateng, tepatnya di Kota Surakarta.

Sebutan Jawa Tengah sebagai gudang atlet paralympic, juga dibuktikan dari banyaknya atlet Jateng yang menjadi tulang punggung kontingen Indonesia pada gelaran Asian Paragames beberapa waktu lalu. Total ada 37 atlet paralympic asal Jateng yang ikut serta dalam ajang tersebut.

"Kita memperoleh 12 emas, 12 perak, 14 perunggu. Ini prestasi yang sangat baik bagi atlet Jawa Tengah," ucap Pj Gubernur.

Selama ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menaruh perhatian besar terhadap pembinaan atlet paralympic. Beberapa upaya yang sudah dilakukan, yaitu menyelenggarakan Pekan Paralympic Pelajar Daerah (Peparpeda) untuk kategori junior atau pelajar; Pekan Paralympic Provinsi (Peparprov) untuk atlet senior; Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda); serta memfasilitasi Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLOP) Paralympic.

Presiden mengatakan, pembangunan Paralympic Training Center di lahan seluas 8 hektare di Delingan, Karanganyar itu, menggunakan anggaran sebesar Rp409 miliar.

Nantinya, gedung tersebut memiliki fasilitas berupa gelanggang olahraga (GOR), asrama, ruang peralatan, ruang ganti atletik, tribun, skybridge, skywalk, lapangan atletik, dan sebagainya. Diketahui, training center itu dapat menampung sekitar 300 atlet dan pelatih.

"Sarana olahraga yang dibangun ini, berstandar internasional bagi atlet penyandang disabilitas. Saya harap, training center untuk atlet paralympic ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya, dan mencetak prestasi," ucapnya.

Sementara itu, Presiden NPCI, Senny Marbun mengungkapkan, Ia sangat senang pembangunan training center dapat dimulai di tahun ini. Sebab, inilah yang diharapkan oleh para atlet paralympic guna meningkatkan kualitas dan prestasinya.

"Pembangunan ini yang kita harapkan, agar prestasi kita makin memuncak ke atas," ujarnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu