Follow Us :              

Pemerintah Salurkan Bantuan Rp175 Miliar untuk Petani Terdampak Banjir di Jateng

  21 March 2024  |   10:00:00  |   dibaca : 107 
Kategori :
Bagikan :


Pemerintah Salurkan Bantuan Rp175 Miliar untuk Petani Terdampak Banjir di Jateng

21 March 2024 | 10:00:00 | dibaca : 107
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

GROBOGAN - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno mendampingi Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman meninjau sawah yang terdampak banjir di Desa Bringin, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan pada Kamis, 21 Maret 2024.

Dalam kesempatan itu, Sekda menerima anggaran dari Kementerian Pertanian sebesar Rp175 miliar, yang akan disalurkan kepada para petani terdampak banjir di Jateng. 

"Nanti Dinas Pertanian yang akan mendistribusikan kepada para petani. Pembagiannya juga bersama Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah)," kata Sekda.

Bantuan yang diserahkan ini, diberikan dalam bentuk benih padi untuk lahan seluas 126,7 hektare senilai Rp43,1 miliar, serta benih jagung untuk lahan seluas 146,5 hektare senilai Rp131,9 miliar. 

Adapun dari total bantuan tersebut, petani terdampak banjir di Kabupaten Grobogan mendapatkan benih padi dan jagung senilai Rp42,22 miliar.

Beberapa waktu lalu, tepatnya memasuki pertengahan Maret 2024, sejumlah wilayah di Jateng terendam banjir akibat dampak dari cuaca ekstrem. Bencana tersebut melanda beberapa daerah, seperti Kota Semarang, Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Pati, Kendal, Pekalongan, dan Jepara.

Bahkan, banjir tidak hanya menggenang di permukiman warga, tetapi juga merendam lahan pertanian.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengapresiasi upaya Pemprov Jateng dalam meningkatkan produktivitas padi pasca terjadinya bencana banjir. Terlebih, Kabupaten Grobogan merupakan salah satu lumbung padi nasional.

"Kami sudah menyiapkan pompa untuk petani-petani, termasuk untuk Jateng, karena ada sekitar 300 ribu hektare lahan pertanian tadah hujan, sehingga ke depan, (diharapkan) Jateng produksinya (bisa) meningkat," jelasnya.

Perlu diketahui, lahan pertanian tadah hujan merupakan lahan yang tidak mendapatkan suplai air irigasi, sehingga kebutuhan air bagi tanaman hanya dipenuhi dari curah hujan. 

Maka dari itu, pompa untuk menyedot air merupakan alat yang sangat penting, sebab keberlangsungan hidup tanaman di lahan tersebut, tentunya bergantung pada kontrol kapasitas air dari pompa itu. 

Apabila setiap lahan memiliki pompa air, sawah yang sebelumnya hanya memiliki 1 kali masa tanam dalam setahun, bisa menanam sebanyak 2 kali. Begitu juga, sawah yang sebelumnya mempunyai 2 kali masa tanam, nantinya bisa memiliki 3 kali masa tanam.


Bagikan :

GROBOGAN - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno mendampingi Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman meninjau sawah yang terdampak banjir di Desa Bringin, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan pada Kamis, 21 Maret 2024.

Dalam kesempatan itu, Sekda menerima anggaran dari Kementerian Pertanian sebesar Rp175 miliar, yang akan disalurkan kepada para petani terdampak banjir di Jateng. 

"Nanti Dinas Pertanian yang akan mendistribusikan kepada para petani. Pembagiannya juga bersama Forkopimda (Forum Koordinasi Pimpinan Daerah)," kata Sekda.

Bantuan yang diserahkan ini, diberikan dalam bentuk benih padi untuk lahan seluas 126,7 hektare senilai Rp43,1 miliar, serta benih jagung untuk lahan seluas 146,5 hektare senilai Rp131,9 miliar. 

Adapun dari total bantuan tersebut, petani terdampak banjir di Kabupaten Grobogan mendapatkan benih padi dan jagung senilai Rp42,22 miliar.

Beberapa waktu lalu, tepatnya memasuki pertengahan Maret 2024, sejumlah wilayah di Jateng terendam banjir akibat dampak dari cuaca ekstrem. Bencana tersebut melanda beberapa daerah, seperti Kota Semarang, Kabupaten Grobogan, Demak, Kudus, Pati, Kendal, Pekalongan, dan Jepara.

Bahkan, banjir tidak hanya menggenang di permukiman warga, tetapi juga merendam lahan pertanian.

Sementara itu, Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengapresiasi upaya Pemprov Jateng dalam meningkatkan produktivitas padi pasca terjadinya bencana banjir. Terlebih, Kabupaten Grobogan merupakan salah satu lumbung padi nasional.

"Kami sudah menyiapkan pompa untuk petani-petani, termasuk untuk Jateng, karena ada sekitar 300 ribu hektare lahan pertanian tadah hujan, sehingga ke depan, (diharapkan) Jateng produksinya (bisa) meningkat," jelasnya.

Perlu diketahui, lahan pertanian tadah hujan merupakan lahan yang tidak mendapatkan suplai air irigasi, sehingga kebutuhan air bagi tanaman hanya dipenuhi dari curah hujan. 

Maka dari itu, pompa untuk menyedot air merupakan alat yang sangat penting, sebab keberlangsungan hidup tanaman di lahan tersebut, tentunya bergantung pada kontrol kapasitas air dari pompa itu. 

Apabila setiap lahan memiliki pompa air, sawah yang sebelumnya hanya memiliki 1 kali masa tanam dalam setahun, bisa menanam sebanyak 2 kali. Begitu juga, sawah yang sebelumnya mempunyai 2 kali masa tanam, nantinya bisa memiliki 3 kali masa tanam.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu