Foto : Medianto (Humas Jateng)
Foto : Medianto (Humas Jateng)
BANDUNG – Setelah lima tahun lamanya, Sefti Nurwati, perantau asal Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah bisa segera bertemu keluarga di kampung halaman pada Hari Raya Idulfitri 1446 H/2025 M.
"(Terakhir mudik) sebelum Covid 19," ucapnya sebelum pemberangkatan Mudik Gratis Lebaran 2025 dari Kodiklat TNI AD, Kota Bandung, Jawa Barat pada Kamis 27 Maret, 2025.
Sefti merupakan 1 dari 1.100-an orang dari Bandung Raya dan sekitarnya, yang terfasilitasi program Mudik Gratis dari Pemerintah Provinsi Jateng, pemerintah kabupaten/kota, Badan Amil Zakat Nasioanal (Baznas) Jateng, dan stakeholder lain. Pada tahun ketiga Mudik Gratis Jateng diselenggarakan di Bandung, sebanyak 22 armada telah dipersiapkan.
Warga Jateng lainnya, Sunarti, mengabadikan momen keberangkatannya mengikuti Mudik Gratis dengan berfoto di depan bus tujuan Kabupaten Karanganyar.
Perempuan yang berprofesi sebagai pedagang jamu selama 40 tahun terakhir itu, mengikuti program mudik seorang diri, lantaran anak-anaknya sudah pulang ke desa terlebih dahulu.
"Seneng, nembe sepindah niki tumut (senang, baru sekali ini ikut Mudik Gratis). Harapannya tahun depan (ada lagi), terima kasih sekali ada keringanan naik bus mudik gratis," ucap Sunarti.
Ketua Paguyuban Cah Karanganyar Rantau (Cakra) di Kota Bandung, Waluyo, mengatakan, ada 50 perantau, yang mayoritas berprofesi sebagai pedagang, ikut dalam rombongan bus.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Rantau Jawa Tengah (PRJT) Bandung Raya, Farhan Juniaji, mengatakan, pihaknya cukup selektif dalam menyaring calon peserta Mudik Gratis, agar masyarakat yang mendapatkan kuota bisa lebih tepat sasaran. Sebisa mungkin program ini ditujukan bagi mereka yang sangat membutuhkan mudik gratis untuk bisa pulang ke kampung halaman.
Ia merincikan, peserta dari kalangan ojek online sebanyak 17%; karyawan 17,6%; pedagang kaki lima 11%; dan asisten rumah tangga 11%.
"41 persennya campur. Ada honorer, guru ngaji, ibu rumah tangga, dan lain-lain," ujarnya.
Farhan mengungkapkan, penyelenggaraan Mudik Gratis kali ini mampu memberikan harapan bagi para perantau yang sudah lama tidak bisa pulang kampung. Salah satunya, ada keluarga yang berprofesi sebagai pemulung dari Cikarang yang sudah lima tahun tidak mudik.
"Lalu dijemput, diantarkan relawan kami ke Bandung. Alhamdulillah bisa mudik ke Jateng," katanya.
Harapannya, fasilitas armada bus Mudik Gratis jumlahnya bisa ditambah untuk keberangkatan dari Bandung Raya. Ia ingin, instansi pemerintah maupun donatur lain dapat membantu mewujudkan hal tersebut.
"Karena banyak teman belum terangkut, mudah-mudahan tahun depan bisa lebih banyak lagi. Yang untuk Rembang, Pati, Blora, Kudus, belum ada armadanya. Mari berdoa, supaya tahun depan lebih banyak lagi para donatur bus," kata Farhan.
Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, melakukan seremoni pemberangkatan dan berinteraksi dengan para pemudik.
"Nanti uangnya bisa buat modal lagi, untuk keluarga besarnya di kampung. Uangnya diputar di sana saja, supaya perputaran ekonomi bisa baik," katanya.
Ia juga memberikan penawaran bagi peserta yang bekerja sebagai pemulung, untuk nantinya bisa tinggal di Jawa Tengah.
"Yang saudara pemulung, dicek nyuwun datanya masih ada tidak KTP-nya? Kalau mau tinggal di Jateng kita fasilitasi, dilatih, sehingga kemapanan bisa dirasakan keluarga juga. Ini tugas kami," katanya.
Wagub berpesan agar para pengemudi dan peserta Mudik Gratis menjaga kesehatan dan berhati-hati selama perjalanan. Selain itu, ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan program Mudik Gratis tersebut.
BANDUNG – Setelah lima tahun lamanya, Sefti Nurwati, perantau asal Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah bisa segera bertemu keluarga di kampung halaman pada Hari Raya Idulfitri 1446 H/2025 M.
"(Terakhir mudik) sebelum Covid 19," ucapnya sebelum pemberangkatan Mudik Gratis Lebaran 2025 dari Kodiklat TNI AD, Kota Bandung, Jawa Barat pada Kamis 27 Maret, 2025.
Sefti merupakan 1 dari 1.100-an orang dari Bandung Raya dan sekitarnya, yang terfasilitasi program Mudik Gratis dari Pemerintah Provinsi Jateng, pemerintah kabupaten/kota, Badan Amil Zakat Nasioanal (Baznas) Jateng, dan stakeholder lain. Pada tahun ketiga Mudik Gratis Jateng diselenggarakan di Bandung, sebanyak 22 armada telah dipersiapkan.
Warga Jateng lainnya, Sunarti, mengabadikan momen keberangkatannya mengikuti Mudik Gratis dengan berfoto di depan bus tujuan Kabupaten Karanganyar.
Perempuan yang berprofesi sebagai pedagang jamu selama 40 tahun terakhir itu, mengikuti program mudik seorang diri, lantaran anak-anaknya sudah pulang ke desa terlebih dahulu.
"Seneng, nembe sepindah niki tumut (senang, baru sekali ini ikut Mudik Gratis). Harapannya tahun depan (ada lagi), terima kasih sekali ada keringanan naik bus mudik gratis," ucap Sunarti.
Ketua Paguyuban Cah Karanganyar Rantau (Cakra) di Kota Bandung, Waluyo, mengatakan, ada 50 perantau, yang mayoritas berprofesi sebagai pedagang, ikut dalam rombongan bus.
Sementara itu, Ketua Paguyuban Rantau Jawa Tengah (PRJT) Bandung Raya, Farhan Juniaji, mengatakan, pihaknya cukup selektif dalam menyaring calon peserta Mudik Gratis, agar masyarakat yang mendapatkan kuota bisa lebih tepat sasaran. Sebisa mungkin program ini ditujukan bagi mereka yang sangat membutuhkan mudik gratis untuk bisa pulang ke kampung halaman.
Ia merincikan, peserta dari kalangan ojek online sebanyak 17%; karyawan 17,6%; pedagang kaki lima 11%; dan asisten rumah tangga 11%.
"41 persennya campur. Ada honorer, guru ngaji, ibu rumah tangga, dan lain-lain," ujarnya.
Farhan mengungkapkan, penyelenggaraan Mudik Gratis kali ini mampu memberikan harapan bagi para perantau yang sudah lama tidak bisa pulang kampung. Salah satunya, ada keluarga yang berprofesi sebagai pemulung dari Cikarang yang sudah lima tahun tidak mudik.
"Lalu dijemput, diantarkan relawan kami ke Bandung. Alhamdulillah bisa mudik ke Jateng," katanya.
Harapannya, fasilitas armada bus Mudik Gratis jumlahnya bisa ditambah untuk keberangkatan dari Bandung Raya. Ia ingin, instansi pemerintah maupun donatur lain dapat membantu mewujudkan hal tersebut.
"Karena banyak teman belum terangkut, mudah-mudahan tahun depan bisa lebih banyak lagi. Yang untuk Rembang, Pati, Blora, Kudus, belum ada armadanya. Mari berdoa, supaya tahun depan lebih banyak lagi para donatur bus," kata Farhan.
Pada kesempatan itu, Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen, melakukan seremoni pemberangkatan dan berinteraksi dengan para pemudik.
"Nanti uangnya bisa buat modal lagi, untuk keluarga besarnya di kampung. Uangnya diputar di sana saja, supaya perputaran ekonomi bisa baik," katanya.
Ia juga memberikan penawaran bagi peserta yang bekerja sebagai pemulung, untuk nantinya bisa tinggal di Jawa Tengah.
"Yang saudara pemulung, dicek nyuwun datanya masih ada tidak KTP-nya? Kalau mau tinggal di Jateng kita fasilitasi, dilatih, sehingga kemapanan bisa dirasakan keluarga juga. Ini tugas kami," katanya.
Wagub berpesan agar para pengemudi dan peserta Mudik Gratis menjaga kesehatan dan berhati-hati selama perjalanan. Selain itu, ia juga berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam menyukseskan program Mudik Gratis tersebut.
Berita Terbaru