Foto : Fajar (Humas Jateng)
Foto : Fajar (Humas Jateng)
JAKARTA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bergerak cepat dalam menangani bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Demak dan Grobogan. Upaya yang dilakukan mulai dari evakuasi warga hingga penyaluran bantuan logistik.
"Kita sudah mengerahkan beberapa satgas (satuan tugas), BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), dan dinas terkait sudah di tempat, beberapa pengungsi sudah kita lokalisir (pindahkan ke pengungsian). Bantuan logistik sudah dikerahkan ke sana," ucap Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., saat ditemui di sela acara Sarasehan Kebangsaan di Gedung Nusantara IV MPR RI, Jakarta pada Selasa, 20 Mei 2025.
Banjir di Kabupaten Demak disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi, yang mengakibatkan Sungai Tuntang meluap dan tanggul sungainya jebol di dua titik, yakni Desa Karangrejo dan Desa Kembangan, Kecamatan Bonang.
Terkait hal ini, Gubernur sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk segera melakukan normalisasi.
"Sungai Tuntang ini adalah kewenangannya pemerintah pusat, dalam hal ini BBWS dan Kementerian PU," katanya.
Gubernur mengimbau masyarakat tetap waspada, karena hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi di sejumlah daerah. Maka dari itu, antisipasi terus dilakukan oleh tim gabungan dengan memindahkan warga ke tempat yang lebih aman, karena dikhawatirkan akan terjadi bencana susulan.
"Tempat-tempat pengungsian juga sudah kami siapkan," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengatakan, sesuai instruksi dari Gubernur, timnya langsung bergerak ke lokasi bencana setelah mendapatkan laporan.
"Langkah pertama (yang) dilakukan adalah penyelamatan warga terdampak, dengan dievakuasi ke pengungsian, utamanya kelompok rentan. Kedua, penanganan teknis yang dikoordinasikan dengan instansi terkait," katanya.
Ia menjelaskan, bencana banjir di Kabupaten Demak terjadi pada hari Minggu, 18 Mei 2025 pukul 18.00 WIB. Penyebabnya adalah hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan debit air di wilayah hulu ke hilir meningkat. Akibatnya, terjadi luapan air dari Sungai Tuntang dan jebolnya tanggul sungai di Desa Karangrejo dan Desa Kembangan, Kecamatan Bonang.
Setidaknya ada 11 desa di Kabupaten Demak yang terdampak banjir, di antaranya Desa Ploso, Kecamatan Karangtengah; Desa Lempuyang, Kecamatan Wonosalam; Desa Sidoharjo, Kecamatan Guntur; Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur; dan Desa Mintreng, Kecamatan Kebonagung.
Selain itu, banjir juga melanda Desa Karangrejo, Kembangan, Krajanbogi, dan Gebangarum yang ada di Kecamatan Bonang, serta Desa Sayung dan Kalisari di Kecamatan Sayung.
Berdasarkan data dari BPBD Jateng pada Senin, 19 Mei 2025, pukul 18.00, jumlah warga terdampak banjir ada 11.662 jiwa dari 2.903 KK. Tak hanya itu, banjir juga berdampak pada 153 unit rumah, 18 unit fasilitas umum, 13 unit fasilitas pendidikan, 3 unit fasilitas kesehatan, dan 270 hektare lahan pertanian.
"Data itu bersifat fluktuatif atau dinamis, karena tim saat ini masih di lapangan untuk penanganan," bebernya.
Selain di Kabupaten Demak, banjir juga terjadi di Kabupaten Grobogan. Setidaknya ada 12 desa yang terdampak, yaitu Desa Sukorejo, Tanggirejo, Medani di Kecamatan Tegowanu; Desa Sugihmanik di Kecamatan Tanggungharjo; Desa Penadaran di Kecamatan Gubug; Desa Tungu, Latak, Manggarmas, Harjowinangun di Kecamatan Godong; Desa Termas, Putatnganten, dan Temurejo di Kecamatan Karangrayung.
Banjir di Grobogan terjadi sejak Jumat, 16 Mei 2025 pukul 22.30 WIB. Hujan dengan intensitas tinggi, saluran drainase yang buruk, jebolnya tanggul Sungai Kliteh dan Sungai Renggong, serta luapan air dari Sungai Tuntang menyebabkan banjir terjadi di daerah tersebut.
"Di Grobogan, sampai Selasa, 20 Mei 2025 pukul 07.00 WIB, air belum surut di Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, dengan ketinggian air 50-150 cm. Jebolan tanggul belum tertutup," ucap Ka BPBD Jateng.
JAKARTA – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah bergerak cepat dalam menangani bencana banjir yang terjadi di Kabupaten Demak dan Grobogan. Upaya yang dilakukan mulai dari evakuasi warga hingga penyaluran bantuan logistik.
"Kita sudah mengerahkan beberapa satgas (satuan tugas), BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah), dan dinas terkait sudah di tempat, beberapa pengungsi sudah kita lokalisir (pindahkan ke pengungsian). Bantuan logistik sudah dikerahkan ke sana," ucap Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., saat ditemui di sela acara Sarasehan Kebangsaan di Gedung Nusantara IV MPR RI, Jakarta pada Selasa, 20 Mei 2025.
Banjir di Kabupaten Demak disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi, yang mengakibatkan Sungai Tuntang meluap dan tanggul sungainya jebol di dua titik, yakni Desa Karangrejo dan Desa Kembangan, Kecamatan Bonang.
Terkait hal ini, Gubernur sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) dan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) untuk segera melakukan normalisasi.
"Sungai Tuntang ini adalah kewenangannya pemerintah pusat, dalam hal ini BBWS dan Kementerian PU," katanya.
Gubernur mengimbau masyarakat tetap waspada, karena hujan dengan intensitas tinggi masih terjadi di sejumlah daerah. Maka dari itu, antisipasi terus dilakukan oleh tim gabungan dengan memindahkan warga ke tempat yang lebih aman, karena dikhawatirkan akan terjadi bencana susulan.
"Tempat-tempat pengungsian juga sudah kami siapkan," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, Bergas Catursasi Penanggungan, mengatakan, sesuai instruksi dari Gubernur, timnya langsung bergerak ke lokasi bencana setelah mendapatkan laporan.
"Langkah pertama (yang) dilakukan adalah penyelamatan warga terdampak, dengan dievakuasi ke pengungsian, utamanya kelompok rentan. Kedua, penanganan teknis yang dikoordinasikan dengan instansi terkait," katanya.
Ia menjelaskan, bencana banjir di Kabupaten Demak terjadi pada hari Minggu, 18 Mei 2025 pukul 18.00 WIB. Penyebabnya adalah hujan dengan intensitas tinggi yang menyebabkan debit air di wilayah hulu ke hilir meningkat. Akibatnya, terjadi luapan air dari Sungai Tuntang dan jebolnya tanggul sungai di Desa Karangrejo dan Desa Kembangan, Kecamatan Bonang.
Setidaknya ada 11 desa di Kabupaten Demak yang terdampak banjir, di antaranya Desa Ploso, Kecamatan Karangtengah; Desa Lempuyang, Kecamatan Wonosalam; Desa Sidoharjo, Kecamatan Guntur; Desa Trimulyo, Kecamatan Guntur; dan Desa Mintreng, Kecamatan Kebonagung.
Selain itu, banjir juga melanda Desa Karangrejo, Kembangan, Krajanbogi, dan Gebangarum yang ada di Kecamatan Bonang, serta Desa Sayung dan Kalisari di Kecamatan Sayung.
Berdasarkan data dari BPBD Jateng pada Senin, 19 Mei 2025, pukul 18.00, jumlah warga terdampak banjir ada 11.662 jiwa dari 2.903 KK. Tak hanya itu, banjir juga berdampak pada 153 unit rumah, 18 unit fasilitas umum, 13 unit fasilitas pendidikan, 3 unit fasilitas kesehatan, dan 270 hektare lahan pertanian.
"Data itu bersifat fluktuatif atau dinamis, karena tim saat ini masih di lapangan untuk penanganan," bebernya.
Selain di Kabupaten Demak, banjir juga terjadi di Kabupaten Grobogan. Setidaknya ada 12 desa yang terdampak, yaitu Desa Sukorejo, Tanggirejo, Medani di Kecamatan Tegowanu; Desa Sugihmanik di Kecamatan Tanggungharjo; Desa Penadaran di Kecamatan Gubug; Desa Tungu, Latak, Manggarmas, Harjowinangun di Kecamatan Godong; Desa Termas, Putatnganten, dan Temurejo di Kecamatan Karangrayung.
Banjir di Grobogan terjadi sejak Jumat, 16 Mei 2025 pukul 22.30 WIB. Hujan dengan intensitas tinggi, saluran drainase yang buruk, jebolnya tanggul Sungai Kliteh dan Sungai Renggong, serta luapan air dari Sungai Tuntang menyebabkan banjir terjadi di daerah tersebut.
"Di Grobogan, sampai Selasa, 20 Mei 2025 pukul 07.00 WIB, air belum surut di Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, dengan ketinggian air 50-150 cm. Jebolan tanggul belum tertutup," ucap Ka BPBD Jateng.
Berita Terbaru