Follow Us :              

"Wisanggeni Gugat" Jadi Magnet Penggemar Wayang Kulit di Banjarnegara

  12 May 2018  |   22:00:00  |   dibaca : 9872 
Kategori :
Bagikan :


"Wisanggeni Gugat" Jadi Magnet Penggemar Wayang Kulit di Banjarnegara

12 May 2018 | 22:00:00 | dibaca : 9872
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

BANJARNEGARA - Malam di Desa Merden, Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara semakin larut, angin pun berhembus cukup dingin. Namun suasana lapangan desa di Sabtu (12/5) malam itu begitu ramai. Tak seperti biasanya. Warga berkumpul dan berkerumun dengan antusias.

Ya, pagelaran wayang kulit dengan lakon "Wisanggeni Gugat" lah yang menjadi magnet kehadiran warga. Terlebih pagelaran itu dimainkan seorang dalang muda asal Kabupaten Cilacap, Ki Ulin Nuha.

Anak-anak hingga dewasa menikmati alur cerita pagelaran wayang kulit dengan seksama. Tak hanya warga setempat, Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi yang memang pecinta wayang kulit pun antusias menyaksikan pertunjukan seni itu.

Pemangku adat sekaligus ketua panitia, Ahmad Badrussalam, menjelaskan wayang kulit merupakan salah satu budaya adiluhung negeri yang telah memperoleh pengakuan dunia. Untuk terus mempertahankan eksistensinya, didirikan paguyuban penggemar wayang kulit di Kabupaten Banjarnegara. Paguyuban tersebut juga berupaya untuk merawat kecintaan kaum muda terhadap wayang kulit.

"Wayang mempunyai historis sebagai metode dakwah para wali yang sangat efektif untuk pencerahan masyarakat, sosialisasi tentang keamanan,  pemerintahan, dan sebagainya," jelasnya.

Senada dengan Ahmad, Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi menerangkan, kegiatan nonton bareng pagelaran wayang kulit merupakan upaya nyata untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian Jawa. Pemprov Jateng pun mengalokasikan anggaran agar pagelaran wayang kulit dapat diselenggarakan secara periodik di beberapa kabupaten/kota.

"Pagelaran wayang kulit ini diselenggarakan sekaligus dalam rangka bagaimana kita melestarikan kebudayaan dan kesenian Jawa. Oleh karena itu, pagelaran wayang kulit sangat pantas kita tonton. Selain itu, dianggarkan dari APBD Provinsi Jawa Tengah, setiap tahun ada pagelaran wayang kulit di daerah. InsyaAllah setelah lebaran kami sudah pesan untuk nanggap wayang dengan dalang senior," bebernya.

Lakon "Wisanggeni Gugat" sendiri mengisahkan tentang Wisanggeni sebagai putera Pandawa yang menyadari bahwa negara Astina adalah milik Pandawa yang kemudian dikuasai oleh Kurawa. Wisanggeni menggugat Kurawa agar negara Astina diserahkan kembali kepada Pandawa.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca jugaCerita Heru Tentang Kecintaannya Pada Wayang Kulit


Bagikan :

BANJARNEGARA - Malam di Desa Merden, Kecamatan Purwanegara Kabupaten Banjarnegara semakin larut, angin pun berhembus cukup dingin. Namun suasana lapangan desa di Sabtu (12/5) malam itu begitu ramai. Tak seperti biasanya. Warga berkumpul dan berkerumun dengan antusias.

Ya, pagelaran wayang kulit dengan lakon "Wisanggeni Gugat" lah yang menjadi magnet kehadiran warga. Terlebih pagelaran itu dimainkan seorang dalang muda asal Kabupaten Cilacap, Ki Ulin Nuha.

Anak-anak hingga dewasa menikmati alur cerita pagelaran wayang kulit dengan seksama. Tak hanya warga setempat, Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi yang memang pecinta wayang kulit pun antusias menyaksikan pertunjukan seni itu.

Pemangku adat sekaligus ketua panitia, Ahmad Badrussalam, menjelaskan wayang kulit merupakan salah satu budaya adiluhung negeri yang telah memperoleh pengakuan dunia. Untuk terus mempertahankan eksistensinya, didirikan paguyuban penggemar wayang kulit di Kabupaten Banjarnegara. Paguyuban tersebut juga berupaya untuk merawat kecintaan kaum muda terhadap wayang kulit.

"Wayang mempunyai historis sebagai metode dakwah para wali yang sangat efektif untuk pencerahan masyarakat, sosialisasi tentang keamanan,  pemerintahan, dan sebagainya," jelasnya.

Senada dengan Ahmad, Plt Gubernur Jawa Tengah Drs H Heru Sudjatmoko MSi menerangkan, kegiatan nonton bareng pagelaran wayang kulit merupakan upaya nyata untuk melestarikan kebudayaan dan kesenian Jawa. Pemprov Jateng pun mengalokasikan anggaran agar pagelaran wayang kulit dapat diselenggarakan secara periodik di beberapa kabupaten/kota.

"Pagelaran wayang kulit ini diselenggarakan sekaligus dalam rangka bagaimana kita melestarikan kebudayaan dan kesenian Jawa. Oleh karena itu, pagelaran wayang kulit sangat pantas kita tonton. Selain itu, dianggarkan dari APBD Provinsi Jawa Tengah, setiap tahun ada pagelaran wayang kulit di daerah. InsyaAllah setelah lebaran kami sudah pesan untuk nanggap wayang dengan dalang senior," bebernya.

Lakon "Wisanggeni Gugat" sendiri mengisahkan tentang Wisanggeni sebagai putera Pandawa yang menyadari bahwa negara Astina adalah milik Pandawa yang kemudian dikuasai oleh Kurawa. Wisanggeni menggugat Kurawa agar negara Astina diserahkan kembali kepada Pandawa.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)

 

Baca jugaCerita Heru Tentang Kecintaannya Pada Wayang Kulit


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu