Follow Us :              

Lima Seniman Kontribusikan Karyanya di Bandara Ahmad Yani

  14 September 2018  |   20:00:00  |   dibaca : 937 
Kategori :
Bagikan :


Lima Seniman Kontribusikan Karyanya di Bandara Ahmad Yani

14 September 2018 | 20:00:00 | dibaca : 937
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

SEMARANG - Lima seniman kenamaan akan mengkontribusikan karyanya untuk interior Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Mereka adalah Wahyu Sentosa, perupa lulusan ISI Yogyakarta, Titarubi lulusan jurusan seni murni Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Bandung, Ichwan Noor spesialis bahan logam, Duo Tempa (Putud Utama dan Rara Kuastra) yang merupakan seniman sekaligus memiliki keahlian desain visual serta Gunawan Bonaventura seniman Grafis asal Gunung Kidul.

Konsultan Art Programme Bandara A Yani dari PT Langit Biru Putih Tony P Panca Putra, saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, Jumat (14/9/2018) malam memaparkan, eksterior dan interior Bandara A Yani nantinya mengangkat cerita budaya dan sejarah Kota Semarang maupun Jawa Tengah. Empat potret cerita utamanya adalah Kapal Borobudur, warak ngendok, landscape Semarang dan Jawa Tengah, serta gambang Semarang.

Untuk pintu masuk bandara, akan dibangun patung selamat datang. Pihaknya mengusulkan patung Jenderal Ahmad Yani. Patung yang dibangun akan memberikan kesan hangat, menyambut kedatangan para pengunjung di bandara. Patung tersebut nantinya dibuat oleh seniman patung Wahyu Santosa yang dikenal sebagai pembuat patung Visit Indonesia Year 1991.

"Patung dibangun setinggi 9 meter yang terletak di jalur utama kendaraan dan objek menghadap main gate," terangnya di Puri Gedeh.

Untuk menghadirkan nuansa Candi Borobudur, pihaknya menangkap gesture relief candi berupa kapal. Replika kapal buatan seniman Titarubi tersebut akan diletakkan di jalur utama keberangkatan penumpang. Objek melintang diagonal terhadap arus penumpang.

Ikon khas Semarang, warak ngendog, imbuhnya, akan dipasang di jalur utama kendaraan dan menghadap akses terminal. Nantinya, patung warak ngendog akan diwujudkan oleh seniman Ichwan Noor.

Di koridor kedatangan, pengunjung akan dimanjakan karya pop up yang indah. Pop up yang nantinya dikerjakan Duo Tempa bakal menceritakan landscape Kota Semarang dan Jawa Tengah. Antara lain Tugu Muda, dan Gereja Blenduk. Pop up yang dibuat dari berbagai media itu berukuran 3 X 35 meter.

Sementara di area komersil lantai dua, tepatnya di t - junction flow keberangkatan penumpang, akan disuguhi karya dari seniman Gunawan Bonaventura. Yang disuguhkan adalah pop up kesenian ikonik Kota Semarang, sebagai wayfinding menuju ruang tunggu domestik dan internasional.

Paparan yang disampaikan Tony mendapat sambutan positif Gubernur Ganjar Pranowo. Dia bahkan tidak dapat memberi masukan ketika diminta. Sebab, sudah di luar ekspektasinya.

"Saya mau berimajinasi saja tidak mampu. Ini sudah di luar ekspektasi saya. Bagus banget ternyata. Semua yang mendarat di sini mengatakan bagus," tuturnya.

Karya ini tentu akan semakin membuat banyak orang kagum, sambungnya. Dia memang sengaja ingin mengganggu pikiran banyak seniman agar berkontribusi di Semarang. Sebab, karyanya terkenal dimana-mana, tapi belum bisa dinikmati di Semarang.

"Saya ingin ada nuansa seni, artistik yang sangat wow yang bisa ditampilkan di sini (bandara).  Betapa bahagianya jika ini beranak di Purbalingga, Ngloram dan Karimunjawa," ungkapnya

Ganjar berpendapat, arsitektur seni yang indah di bandara akan menarik orang, baik domestik maupun mancanegara, untuk mendarat di Ahmad Yani. Dan, itu sudah terjadi. 

"Sebenarnya ketika dollar tinggi seperti hari ini, yang seperti ini bisa menyedot dollar ke dalam negeri," ujarnya

(Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Pengembangan Bandara Dewadaru Dilakukan Tahun 2019


Bagikan :

SEMARANG - Lima seniman kenamaan akan mengkontribusikan karyanya untuk interior Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Mereka adalah Wahyu Sentosa, perupa lulusan ISI Yogyakarta, Titarubi lulusan jurusan seni murni Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB Bandung, Ichwan Noor spesialis bahan logam, Duo Tempa (Putud Utama dan Rara Kuastra) yang merupakan seniman sekaligus memiliki keahlian desain visual serta Gunawan Bonaventura seniman Grafis asal Gunung Kidul.

Konsultan Art Programme Bandara A Yani dari PT Langit Biru Putih Tony P Panca Putra, saat beraudiensi dengan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, Jumat (14/9/2018) malam memaparkan, eksterior dan interior Bandara A Yani nantinya mengangkat cerita budaya dan sejarah Kota Semarang maupun Jawa Tengah. Empat potret cerita utamanya adalah Kapal Borobudur, warak ngendok, landscape Semarang dan Jawa Tengah, serta gambang Semarang.

Untuk pintu masuk bandara, akan dibangun patung selamat datang. Pihaknya mengusulkan patung Jenderal Ahmad Yani. Patung yang dibangun akan memberikan kesan hangat, menyambut kedatangan para pengunjung di bandara. Patung tersebut nantinya dibuat oleh seniman patung Wahyu Santosa yang dikenal sebagai pembuat patung Visit Indonesia Year 1991.

"Patung dibangun setinggi 9 meter yang terletak di jalur utama kendaraan dan objek menghadap main gate," terangnya di Puri Gedeh.

Untuk menghadirkan nuansa Candi Borobudur, pihaknya menangkap gesture relief candi berupa kapal. Replika kapal buatan seniman Titarubi tersebut akan diletakkan di jalur utama keberangkatan penumpang. Objek melintang diagonal terhadap arus penumpang.

Ikon khas Semarang, warak ngendog, imbuhnya, akan dipasang di jalur utama kendaraan dan menghadap akses terminal. Nantinya, patung warak ngendog akan diwujudkan oleh seniman Ichwan Noor.

Di koridor kedatangan, pengunjung akan dimanjakan karya pop up yang indah. Pop up yang nantinya dikerjakan Duo Tempa bakal menceritakan landscape Kota Semarang dan Jawa Tengah. Antara lain Tugu Muda, dan Gereja Blenduk. Pop up yang dibuat dari berbagai media itu berukuran 3 X 35 meter.

Sementara di area komersil lantai dua, tepatnya di t - junction flow keberangkatan penumpang, akan disuguhi karya dari seniman Gunawan Bonaventura. Yang disuguhkan adalah pop up kesenian ikonik Kota Semarang, sebagai wayfinding menuju ruang tunggu domestik dan internasional.

Paparan yang disampaikan Tony mendapat sambutan positif Gubernur Ganjar Pranowo. Dia bahkan tidak dapat memberi masukan ketika diminta. Sebab, sudah di luar ekspektasinya.

"Saya mau berimajinasi saja tidak mampu. Ini sudah di luar ekspektasi saya. Bagus banget ternyata. Semua yang mendarat di sini mengatakan bagus," tuturnya.

Karya ini tentu akan semakin membuat banyak orang kagum, sambungnya. Dia memang sengaja ingin mengganggu pikiran banyak seniman agar berkontribusi di Semarang. Sebab, karyanya terkenal dimana-mana, tapi belum bisa dinikmati di Semarang.

"Saya ingin ada nuansa seni, artistik yang sangat wow yang bisa ditampilkan di sini (bandara).  Betapa bahagianya jika ini beranak di Purbalingga, Ngloram dan Karimunjawa," ungkapnya

Ganjar berpendapat, arsitektur seni yang indah di bandara akan menarik orang, baik domestik maupun mancanegara, untuk mendarat di Ahmad Yani. Dan, itu sudah terjadi. 

"Sebenarnya ketika dollar tinggi seperti hari ini, yang seperti ini bisa menyedot dollar ke dalam negeri," ujarnya

(Rita/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Pengembangan Bandara Dewadaru Dilakukan Tahun 2019


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu