Foto : Bintoro (Humas Jateng)
Foto : Bintoro (Humas Jateng)
SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah sukses menyelenggarakan pemilihan kepala daerah serentak di tingkat provinsi dan tujuh kabupaten/kota pada tahun ini. Bahkan, Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan memberi predikat penyelenggara terbaik pemilihan gubernur untuk Provinsi Jawa Tengah.
"Jawa Tengah berdasarkan evaluasi dari Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan adalah terbaik penyelenggaraan pemilu. Itu tingkat kerawanan terkecil ada di Jawa Tengah," terang Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr. Ir. Sri Puryono KS MP saat menghadiri Rapat Koordinasi Evaluasi Penyelenggaraan Pilgub Jateng 2018 di Aston Hotel, Kamis (18/10/2018).
Sri Puryono menuturkan, keberhasilan Provinsi Jawa Tengah menggelar pilgub berkat sinergi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan. Pihaknya berpendapat, KPU sebagai penyelenggara pemilu bekerja sangat baik dan profesional. Bawaslu juga mengawasi jalannya pilgub ini dengan baik pula. Ketegasan, ketelitian, dan netralitasnya sangat terlihat. Aparat kepolisian dan TNI pun kompak menjamin keamanan penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut.
"Polisi dan TNI yang selalu siaga, tentu memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat untuk menyalurkan suaranya. Masyarakat Jateng juga semakin melek politik, semakin cerdas dan turut menjaga suasana yang adem ayem selama pilgub berlangsung," tuturnya.
Sri Puryono menjelaskan, partisipasi pemilih pada Pilgub Jateng 2018 meningkat apabila dibandingkan dengan Pilgub Jateng 2013. Meski demikian, persentase partisipasi pemilih masih harus terus digenjot karena targetnya sebesar 75 persen.
"Dari sekian pemilih, yang memberikan hak suaranya masih sekitar 68 persen. Ini tentunya menjadi catatan dan kerja keras kita karena target kita partisipasinya 75 persen. Namun, jika kita bandingkan dengan lima tahun sebelumnya pada Pilgub Jateng 2013, partisipasi pemilih waktu itu 55,73 persen, sedangkan di Pilgub Jateng 2018 sebesar 67,64 persen. Harapannya pada pilpres dan pileg nanti bisa kita tingkatkan lagi partisipasinya," jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah itu juga mengapresiasi kandidat Pilgub Jateng Sudirman Said dan Ida Fauziyah yang menjunjung integritas selama kontestasi berlangsung.
"Saya juga ucapkan terima kasih kepada Bapak Sudirman Said dan Mbak Ida yang telah berkontestasi secara jujur mengedepankan pendidikan politik untuk masyarakat Jawa Tengah. Saya juga memberikan apresiasi kepada rekan-rekan PNS yang dengan baik menjaga netralitasnya. Mari kita jadikan keberhasilan penyelenggaraan pilgub ini sebagai motivasi agar semakin baik lagi dalam menyelenggarakan pemilu presiden dan legislatif yang akan dilakukan pada 17 April 2019 mendatang," ujarnya.
Sri Puryono mengatakan, saat ini yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah perekaman KTP elektronik di Jawa Tengah yang belum tuntas. Hingga Agustus 2018, setidaknya terdapat 34.223 warga Jateng yang belum melakukan perekaman KTP elektronik.
"Mengenai daftar pemilih untuk kita siapkan pada pilpres 2019, yang masih belum merekam KTP sebanyak 34 ribu lebih. Itu data per Agustus 2018. Salah satunya yang masih banyak adalah Kabupaten Brebes. Saya sudah perintahkan kepala dinas dispermadesdukcapil untuk menyiasati atau menyewa alat perekam sehingga bisa segera dilakukan perekaman e-KTP," pungkasnya.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)
Baca juga : Jangan Sampai Karena Tugas Tidak Nyoblos
SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah sukses menyelenggarakan pemilihan kepala daerah serentak di tingkat provinsi dan tujuh kabupaten/kota pada tahun ini. Bahkan, Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan memberi predikat penyelenggara terbaik pemilihan gubernur untuk Provinsi Jawa Tengah.
"Jawa Tengah berdasarkan evaluasi dari Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan adalah terbaik penyelenggaraan pemilu. Itu tingkat kerawanan terkecil ada di Jawa Tengah," terang Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Dr. Ir. Sri Puryono KS MP saat menghadiri Rapat Koordinasi Evaluasi Penyelenggaraan Pilgub Jateng 2018 di Aston Hotel, Kamis (18/10/2018).
Sri Puryono menuturkan, keberhasilan Provinsi Jawa Tengah menggelar pilgub berkat sinergi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan. Pihaknya berpendapat, KPU sebagai penyelenggara pemilu bekerja sangat baik dan profesional. Bawaslu juga mengawasi jalannya pilgub ini dengan baik pula. Ketegasan, ketelitian, dan netralitasnya sangat terlihat. Aparat kepolisian dan TNI pun kompak menjamin keamanan penyelenggaraan pesta demokrasi tersebut.
"Polisi dan TNI yang selalu siaga, tentu memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat untuk menyalurkan suaranya. Masyarakat Jateng juga semakin melek politik, semakin cerdas dan turut menjaga suasana yang adem ayem selama pilgub berlangsung," tuturnya.
Sri Puryono menjelaskan, partisipasi pemilih pada Pilgub Jateng 2018 meningkat apabila dibandingkan dengan Pilgub Jateng 2013. Meski demikian, persentase partisipasi pemilih masih harus terus digenjot karena targetnya sebesar 75 persen.
"Dari sekian pemilih, yang memberikan hak suaranya masih sekitar 68 persen. Ini tentunya menjadi catatan dan kerja keras kita karena target kita partisipasinya 75 persen. Namun, jika kita bandingkan dengan lima tahun sebelumnya pada Pilgub Jateng 2013, partisipasi pemilih waktu itu 55,73 persen, sedangkan di Pilgub Jateng 2018 sebesar 67,64 persen. Harapannya pada pilpres dan pileg nanti bisa kita tingkatkan lagi partisipasinya," jelasnya.
Mantan Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah itu juga mengapresiasi kandidat Pilgub Jateng Sudirman Said dan Ida Fauziyah yang menjunjung integritas selama kontestasi berlangsung.
"Saya juga ucapkan terima kasih kepada Bapak Sudirman Said dan Mbak Ida yang telah berkontestasi secara jujur mengedepankan pendidikan politik untuk masyarakat Jawa Tengah. Saya juga memberikan apresiasi kepada rekan-rekan PNS yang dengan baik menjaga netralitasnya. Mari kita jadikan keberhasilan penyelenggaraan pilgub ini sebagai motivasi agar semakin baik lagi dalam menyelenggarakan pemilu presiden dan legislatif yang akan dilakukan pada 17 April 2019 mendatang," ujarnya.
Sri Puryono mengatakan, saat ini yang masih menjadi pekerjaan rumah adalah perekaman KTP elektronik di Jawa Tengah yang belum tuntas. Hingga Agustus 2018, setidaknya terdapat 34.223 warga Jateng yang belum melakukan perekaman KTP elektronik.
"Mengenai daftar pemilih untuk kita siapkan pada pilpres 2019, yang masih belum merekam KTP sebanyak 34 ribu lebih. Itu data per Agustus 2018. Salah satunya yang masih banyak adalah Kabupaten Brebes. Saya sudah perintahkan kepala dinas dispermadesdukcapil untuk menyiasati atau menyewa alat perekam sehingga bisa segera dilakukan perekaman e-KTP," pungkasnya.
(Arifa/Puji/Humas Jateng)
Baca juga : Jangan Sampai Karena Tugas Tidak Nyoblos
Berita Terbaru