Follow Us :              

Workshop Pencegahan Anemia, Wagub: Cegah Stunting Harus Dimulai Sejak Remaja

  03 May 2025  |   08:00:00  |   dibaca : 15 
Kategori :
Bagikan :


Workshop Pencegahan Anemia, Wagub: Cegah Stunting Harus Dimulai Sejak Remaja

03 May 2025 | 08:00:00 | dibaca : 15
Kategori :
Bagikan :

Foto : Medianto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Medianto (Humas Jateng)

SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menegaskan upaya pencegahan stunting harus dimulai sejak dini saat perempuan memasuki usia remaja, bukan saat hamil atau setelah anak lahir.

Hal itu disampaikannya dalam acara “Workshop Pencegahan Anemia pada Remaja Putri” di Pondok Pesantren, yang digelar di Aula Pondok Pesantren Al Itqon Mbugen, Tlogosari Wetan, Kota Semarang pada Sabtu, 3 Mei 2025.

“Ada yang perlu diperhatikan tentang anemia, karena memang kebanyakan terjadinya di usia remaja, jadi banyak hal yang perlu dicegah. Maka perlu disosialisasikan ke adik-adik remaja santri,” ucap Wagub dalam sambutannya.

Ia menjelaskan, anemia menjadi salah satu faktor yang meningkatkan kemungkinan lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan stunting.

Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting perlu dilakukan sejak dini. Salah satunya dengan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD). Wagub menyampaikan, pihaknya sudah meminta Dinas Kesehatan Jateng mengirimkan 400 tablet bagi santriwati di Pesantren Al Itqon.

“Ini untuk jangka panjang, untuk anak-anak Indonesia ke depan agar tidak ada yang stunting,” ujarnya.

Workshop ini merupakan bagian dari program yang direncanakan akan digelar di seluruh pondok pesantren di Jawa Tengah, dengan sasaran utamanya adalah santri putri. Pondok Pesantren Al Itqon menjadi lokasi yang menginisiasi sekaligus tempat peluncuran (kick-off) program tersebut.

“Atas nama pemerintah, kami ucapkan terima kasih kepada PWNU dan Ponpes Al Itqon yang telah menyelenggarakan pendidikan kesehatan, khususnya terkait anemia ini,” ucap Wagub.

Layanan Kesehatan NU dan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) menjadi penggerak utama kegiatan ini. Pemerintah Provinsi Jateng maupun kota juga memberikan dukungan penuh atas kegiatan tersebut. 

“Mohon dukungan dan support-nya. Di tiap ponpes nantinya akan ada detektor dini untuk anemia,” ujar Ketua Layanan Kesehatan NU, Aris Sunandar.

Harapannya, deteksi dini bisa dilakukan secara berkesinambungan melalui sistem peer group di masing-masing pesantren. Jika ditemukan gejala anemia pada skrining awal, para santriwati akan dirujuk untuk pemeriksaan HB lebih lanjut.

Acara ini turut dihadiri oleh Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah sekaligus Pengasuh Ponpes Mbugen, KH Ubaidullah Shodaqoh; Ketua PWNU Jawa Tengah dan jajaran pengurus; perwakilan dari Pemerintah Kota Semarang; serta Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU).


Bagikan :

SEMARANG – Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menegaskan upaya pencegahan stunting harus dimulai sejak dini saat perempuan memasuki usia remaja, bukan saat hamil atau setelah anak lahir.

Hal itu disampaikannya dalam acara “Workshop Pencegahan Anemia pada Remaja Putri” di Pondok Pesantren, yang digelar di Aula Pondok Pesantren Al Itqon Mbugen, Tlogosari Wetan, Kota Semarang pada Sabtu, 3 Mei 2025.

“Ada yang perlu diperhatikan tentang anemia, karena memang kebanyakan terjadinya di usia remaja, jadi banyak hal yang perlu dicegah. Maka perlu disosialisasikan ke adik-adik remaja santri,” ucap Wagub dalam sambutannya.

Ia menjelaskan, anemia menjadi salah satu faktor yang meningkatkan kemungkinan lahirnya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dan stunting.

Oleh karena itu, upaya pencegahan stunting perlu dilakukan sejak dini. Salah satunya dengan mengonsumsi tablet tambah darah (TTD). Wagub menyampaikan, pihaknya sudah meminta Dinas Kesehatan Jateng mengirimkan 400 tablet bagi santriwati di Pesantren Al Itqon.

“Ini untuk jangka panjang, untuk anak-anak Indonesia ke depan agar tidak ada yang stunting,” ujarnya.

Workshop ini merupakan bagian dari program yang direncanakan akan digelar di seluruh pondok pesantren di Jawa Tengah, dengan sasaran utamanya adalah santri putri. Pondok Pesantren Al Itqon menjadi lokasi yang menginisiasi sekaligus tempat peluncuran (kick-off) program tersebut.

“Atas nama pemerintah, kami ucapkan terima kasih kepada PWNU dan Ponpes Al Itqon yang telah menyelenggarakan pendidikan kesehatan, khususnya terkait anemia ini,” ucap Wagub.

Layanan Kesehatan NU dan Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) menjadi penggerak utama kegiatan ini. Pemerintah Provinsi Jateng maupun kota juga memberikan dukungan penuh atas kegiatan tersebut. 

“Mohon dukungan dan support-nya. Di tiap ponpes nantinya akan ada detektor dini untuk anemia,” ujar Ketua Layanan Kesehatan NU, Aris Sunandar.

Harapannya, deteksi dini bisa dilakukan secara berkesinambungan melalui sistem peer group di masing-masing pesantren. Jika ditemukan gejala anemia pada skrining awal, para santriwati akan dirujuk untuk pemeriksaan HB lebih lanjut.

Acara ini turut dihadiri oleh Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah sekaligus Pengasuh Ponpes Mbugen, KH Ubaidullah Shodaqoh; Ketua PWNU Jawa Tengah dan jajaran pengurus; perwakilan dari Pemerintah Kota Semarang; serta Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU).


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu