Follow Us :              

Program RTLH Masih Butuh Peran Aktif Masyarakat Sekitar

  29 January 2019  |   13:30:00  |   dibaca : 659 
Kategori :
Bagikan :


Program RTLH Masih Butuh Peran Aktif Masyarakat Sekitar

29 January 2019 | 13:30:00 | dibaca : 659
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

DEMAK - Bantuan yang diberikan Pemprov Jateng melalui Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebesar Rp10 juta per rumah, tidaklah akan cukup. Selain harga bahan bangunan yang tinggi, honor tukang bangunan per hari, rata Rp 100 ribu. Untuk itu, program tersebut masih membutuhkan dukungan masyarakat sekitar untuk turut serta.

"Saya meminta dengan sangat, peran serta masyarakat sekitar rumah yang mendapat bantuan RTLH membantu perbaikan rumah," kata Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen usai mengunjungi dan menyerahkan bantuan RTLH di kediaman Tritanto warga RT 5 RW 1 Desa Tempuran, Kecamatan Demak, Selasa (29/1/2019) siang.

Rumah milik Tritanto dengan dinding papan itu sering tergenang air limpasan dari sungai yang mengalir di depan rumahnya. Uang bantuan sebesar Rp10 juta pun menurut Taj Yasin akan diterima Rp 8-an juta karena harus dipotong pajak. Jika dihitung, untuk membayar tukang dan membeli bahan bangunan, tentunya belum cukup.

Seperti yang dilakukan Darsih warga RT 2 RW 2 yang juga menerima bantuan RTLH dan rumahnya kini sudah selesai diperbaiki dan ditembok. Meski harus membayar tukang Rp100 ribu per hari, dirinya dan warga sekitar membantu tukang memperbaiki rumah. Sehingga, dalam waktu 17 hari sudah selesai.

Sebelum mendatangi lokasi rumah penerima program RTLH, Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin, lebih dulu bersilaturahmi dengan warga Desa Tempuran di Masjid Al Muttaqin yang belum selesai dibangun meski sudah menelan biaya Rp4,6 miliar. Gus Yasin juga menyerahkan bantuan senilai Rp40 juta agar masjid tersebut segera selesai dan dapat digunakan beribadah warga. 

Dalam kesempatan itu, Gus Yasin juga menerima usulan warga seperti wajib Madrasah Diniyah (Madin) bagi anak-anak kelas 1-6 SD karena prihatin dengan perkembangan teknologi ketika anak-anak memilih bermain gawai ketimbang mengaji, serta usulan pembangunan bendungan.

"Kalau Madin diwajibkan, kami justru melanggar HAM. Demak sudah berupaya membuat program 'Matikan TV, Ayo Mengaji.' Bahkan, Pemprov (Jateng) akan memberikan insentif kepada guru ngaji/Madin. Ini bagian dari kami memperhatikan mental generasi," tandasnya.
 

Baca juga : Rumah Tak Lagi Bocor, Mbah Herman Sumringah Dikunjungi Gus Yasin


Bagikan :

DEMAK - Bantuan yang diberikan Pemprov Jateng melalui Program Perbaikan Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) sebesar Rp10 juta per rumah, tidaklah akan cukup. Selain harga bahan bangunan yang tinggi, honor tukang bangunan per hari, rata Rp 100 ribu. Untuk itu, program tersebut masih membutuhkan dukungan masyarakat sekitar untuk turut serta.

"Saya meminta dengan sangat, peran serta masyarakat sekitar rumah yang mendapat bantuan RTLH membantu perbaikan rumah," kata Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen usai mengunjungi dan menyerahkan bantuan RTLH di kediaman Tritanto warga RT 5 RW 1 Desa Tempuran, Kecamatan Demak, Selasa (29/1/2019) siang.

Rumah milik Tritanto dengan dinding papan itu sering tergenang air limpasan dari sungai yang mengalir di depan rumahnya. Uang bantuan sebesar Rp10 juta pun menurut Taj Yasin akan diterima Rp 8-an juta karena harus dipotong pajak. Jika dihitung, untuk membayar tukang dan membeli bahan bangunan, tentunya belum cukup.

Seperti yang dilakukan Darsih warga RT 2 RW 2 yang juga menerima bantuan RTLH dan rumahnya kini sudah selesai diperbaiki dan ditembok. Meski harus membayar tukang Rp100 ribu per hari, dirinya dan warga sekitar membantu tukang memperbaiki rumah. Sehingga, dalam waktu 17 hari sudah selesai.

Sebelum mendatangi lokasi rumah penerima program RTLH, Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin, lebih dulu bersilaturahmi dengan warga Desa Tempuran di Masjid Al Muttaqin yang belum selesai dibangun meski sudah menelan biaya Rp4,6 miliar. Gus Yasin juga menyerahkan bantuan senilai Rp40 juta agar masjid tersebut segera selesai dan dapat digunakan beribadah warga. 

Dalam kesempatan itu, Gus Yasin juga menerima usulan warga seperti wajib Madrasah Diniyah (Madin) bagi anak-anak kelas 1-6 SD karena prihatin dengan perkembangan teknologi ketika anak-anak memilih bermain gawai ketimbang mengaji, serta usulan pembangunan bendungan.

"Kalau Madin diwajibkan, kami justru melanggar HAM. Demak sudah berupaya membuat program 'Matikan TV, Ayo Mengaji.' Bahkan, Pemprov (Jateng) akan memberikan insentif kepada guru ngaji/Madin. Ini bagian dari kami memperhatikan mental generasi," tandasnya.
 

Baca juga : Rumah Tak Lagi Bocor, Mbah Herman Sumringah Dikunjungi Gus Yasin


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu