Follow Us :              

Pererat Sister Province dengan Siem Reap, Jateng Bidik Pasar Kamboja

  08 March 2019  |   09:00:00  |   dibaca : 902 
Kategori :
Bagikan :


Pererat Sister Province dengan Siem Reap, Jateng Bidik Pasar Kamboja

08 March 2019 | 09:00:00 | dibaca : 902
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Kamboja yang sudah terjalin selama 60 tahun terakhir kembali dipererat melalui penguatan kerjasama sister province antara Jawa Tengah dan Siem Reap yang telah diawali pada 2007 silam secara multisektor. Relasi kedua provinsi ini terbilang unik karena adanya kedekatan sejarah dan budaya yang tampak dari bangunan Candi Borobudur dan Angkor Wat.

"Dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Kamboja, kami melirik terus Jawa Tengah untuk menjadi prioritas kami. Ini saatnya untuk membangkitkan kembali hubungan dua negara," terang Duta Besar RI untuk Kamboja Sudirman Haseng saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Jateng  Taj Yasin Maimoen di ruang kerjanya, Jumat (8/3/2019).

Sudirman menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan Kamboja untuk menyelenggarakan promosi bersama di bidang pariwisata, investasi, dan perdagangan yang akan digelar pada pertengahan tahun ini di Siem Reap. Untuk itu, pihaknya berharap, pengusaha di Jateng dapat turut berpartisipasi memamerkan produk unggulan mereka di sana untuk memperluas pasar. Produk batik Indonesia, termasuk Jateng, telah memikat hati konsumen Kamboja.

"Kami menyepakati akan melakukannya di Siem Reap, rencananya akhir Juni atau awal Juli ini. Sebagai sister province, tentu kami ingin prioritaskan Jawa Tengah terlebih dahulu. Selain itu, setiap akhir tahun Pemerintah Kamboja juga mengadakan event besar one product one province," jelasnya.

Sudirman memaparkan, Kamboja merupakan salah satu pasar potensial bagi pelaku usaha Jateng. Mengingat selama 20 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan ekonomi Kamboja mencapai tujuh persen.

"Sejak dua tahun lalu, Kamboja sudah masuk kategori middle income. Selain itu, outbond tourism mereka sudah mencapai 2,6 juta dan salah satu tempat favorit yang menjadi tujuannya adalah Indonesia," paparnya.

Dalam rangka mempererat hubungan bilateral Indonesia-Kamboja, pihaknya juga berharap ada kunjungan dari delegasi Jateng, khususnya untuk menampilkan seni dan budaya asli Jateng sebagai upaya mempererat kembali hubungan yang sudah lama terjalin.

Sementara itu, Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur, menyambut baik kunjungan Duta Besar RI untuk Kamboja Sudirman Hasen yang bermaksud untuk mempererat relasi sister province antara Jateng dan Siem Reap. Senada dengan Sudirman, Gus Yasin bertekad mendongkrak kunjungan wisata ke Candi Borobudur yang tersohor sebagai candi Buddha terbesar di dunia.

Tak hanya Candi Borobudur yang menjadi ikon pariwisata andalan, Gus Yasin membeberkan, Pemprov Jateng juga menghelat agenda tahunan yang sayang untuk dilewatkan para wisatawan asing. Seperti ritual potong rambut gimbal pada acara Dieng Culture Festival dan pertunjukan musik spektakuler Jazz di Atas Awan, Borobudur Marathon, dan event besar lainnya.

"Potong rambut gimbal ini memang menarik karena masyarakat yang berambut gimbal ternyata sudah menyebar sampai mancanegara. Kalau ada Festival Dieng mereka datang untuk melakukan ritual. Selain itu, kemarin Kepala Disporapar kami juga bertolak ke Tokyo untuk mempromosikan event Borobudur Marathon yang akan di selenggarakan pada November tahun ini. Semoga ini (juga) bisa gencar dipromosikan di Kamboja," bebernya. 

Mantan anggta DPRD Jateng ini menambahkan, untuk mendongkrak kunjungan wisata ke Jateng, Pemprov Jateng juga terus menggenjot percepatan proyek infrastruktur. Seperti jalan Tol Bawen-Yogyakarta dan pembangunan beberapa Bandara baru, di antaranya Bandara Jenderal Besar Soedirman (Purbalingga), Bandara Ngloram (Cepu, Blora), dan Bandara Dewadaru (Karimunjawa, Jepara).

"Beberapa big project Jawa Tengah insya Allah akan diselesaikan termasuk pembangunan tol dari Bawen-Yogyakarta yang akan mendekatkan akses Bandara Ahmad Yani ke Borobudur sehingga lebih mudah. Beberapa bandara di Jawa Tengah pada tahun 2020 insyaAllah akan beroperasi, termasuk di antaranya di Karimunjawa untuk penunjang wisata," pungkasnya.

 

Baca juga : Sister Province, Fujian Undang Jateng Ikuti Trade Investment and Tourism


Bagikan :

SEMARANG - Hubungan bilateral antara Indonesia dan Kamboja yang sudah terjalin selama 60 tahun terakhir kembali dipererat melalui penguatan kerjasama sister province antara Jawa Tengah dan Siem Reap yang telah diawali pada 2007 silam secara multisektor. Relasi kedua provinsi ini terbilang unik karena adanya kedekatan sejarah dan budaya yang tampak dari bangunan Candi Borobudur dan Angkor Wat.

"Dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan bilateral Indonesia-Kamboja, kami melirik terus Jawa Tengah untuk menjadi prioritas kami. Ini saatnya untuk membangkitkan kembali hubungan dua negara," terang Duta Besar RI untuk Kamboja Sudirman Haseng saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Jateng  Taj Yasin Maimoen di ruang kerjanya, Jumat (8/3/2019).

Sudirman menjelaskan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan Kamboja untuk menyelenggarakan promosi bersama di bidang pariwisata, investasi, dan perdagangan yang akan digelar pada pertengahan tahun ini di Siem Reap. Untuk itu, pihaknya berharap, pengusaha di Jateng dapat turut berpartisipasi memamerkan produk unggulan mereka di sana untuk memperluas pasar. Produk batik Indonesia, termasuk Jateng, telah memikat hati konsumen Kamboja.

"Kami menyepakati akan melakukannya di Siem Reap, rencananya akhir Juni atau awal Juli ini. Sebagai sister province, tentu kami ingin prioritaskan Jawa Tengah terlebih dahulu. Selain itu, setiap akhir tahun Pemerintah Kamboja juga mengadakan event besar one product one province," jelasnya.

Sudirman memaparkan, Kamboja merupakan salah satu pasar potensial bagi pelaku usaha Jateng. Mengingat selama 20 tahun terakhir rata-rata pertumbuhan ekonomi Kamboja mencapai tujuh persen.

"Sejak dua tahun lalu, Kamboja sudah masuk kategori middle income. Selain itu, outbond tourism mereka sudah mencapai 2,6 juta dan salah satu tempat favorit yang menjadi tujuannya adalah Indonesia," paparnya.

Dalam rangka mempererat hubungan bilateral Indonesia-Kamboja, pihaknya juga berharap ada kunjungan dari delegasi Jateng, khususnya untuk menampilkan seni dan budaya asli Jateng sebagai upaya mempererat kembali hubungan yang sudah lama terjalin.

Sementara itu, Gus Yasin, sapaan akrab wakil gubernur, menyambut baik kunjungan Duta Besar RI untuk Kamboja Sudirman Hasen yang bermaksud untuk mempererat relasi sister province antara Jateng dan Siem Reap. Senada dengan Sudirman, Gus Yasin bertekad mendongkrak kunjungan wisata ke Candi Borobudur yang tersohor sebagai candi Buddha terbesar di dunia.

Tak hanya Candi Borobudur yang menjadi ikon pariwisata andalan, Gus Yasin membeberkan, Pemprov Jateng juga menghelat agenda tahunan yang sayang untuk dilewatkan para wisatawan asing. Seperti ritual potong rambut gimbal pada acara Dieng Culture Festival dan pertunjukan musik spektakuler Jazz di Atas Awan, Borobudur Marathon, dan event besar lainnya.

"Potong rambut gimbal ini memang menarik karena masyarakat yang berambut gimbal ternyata sudah menyebar sampai mancanegara. Kalau ada Festival Dieng mereka datang untuk melakukan ritual. Selain itu, kemarin Kepala Disporapar kami juga bertolak ke Tokyo untuk mempromosikan event Borobudur Marathon yang akan di selenggarakan pada November tahun ini. Semoga ini (juga) bisa gencar dipromosikan di Kamboja," bebernya. 

Mantan anggta DPRD Jateng ini menambahkan, untuk mendongkrak kunjungan wisata ke Jateng, Pemprov Jateng juga terus menggenjot percepatan proyek infrastruktur. Seperti jalan Tol Bawen-Yogyakarta dan pembangunan beberapa Bandara baru, di antaranya Bandara Jenderal Besar Soedirman (Purbalingga), Bandara Ngloram (Cepu, Blora), dan Bandara Dewadaru (Karimunjawa, Jepara).

"Beberapa big project Jawa Tengah insya Allah akan diselesaikan termasuk pembangunan tol dari Bawen-Yogyakarta yang akan mendekatkan akses Bandara Ahmad Yani ke Borobudur sehingga lebih mudah. Beberapa bandara di Jawa Tengah pada tahun 2020 insyaAllah akan beroperasi, termasuk di antaranya di Karimunjawa untuk penunjang wisata," pungkasnya.

 

Baca juga : Sister Province, Fujian Undang Jateng Ikuti Trade Investment and Tourism


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu