Foto : Istimewa (Humas Jateng)
Foto : Istimewa (Humas Jateng)
KENDAL - Gelak tawa di Pendopo Kabupaten Kendal tidak ada hentinya saat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berbincang dengan lima orang warga di atas panggung, Kamis (11/4/2019). Mereka adalah sekian dari warga Kendal yang belum memiliki jamban.
Perbincangan dengan lima warga tersebut berlangsung usai Ganjar menyerahkan bantuan kepada lembaga maupun perseorangan di kabupaten tersebut. Bantuan yang diserahkan kepada perseorangan di antaranya adalah pemasangan instalasi listrik, bantuan alat usaha, hingga jambanisasi. Saat memberikan sambutan, Ganjar menyinggung siapa dari sebagian warga yang belum memiliki jamban di rumahnya dengan berulangkali melempar candaan.
"Bapak ibu, siapa yang di rumahnya belum punya jamban? Siapa di antara panjenengan yang masih mekong, meme bokong (menjemur bokong)?" kata Ganjar yang sontak membuat gelak tawa hadirin.
Mekong merupakan istilah jamak diketahui masyarakat untuk orang-orang yang masih buang air besar sembarangan, khususnya di tepian sungai. Awalnya tidak ada yang angkat tangan. Namun setelah Ganjar mengulang pertanyaannya, satu persatu dari lima warga naik ke panggung.
Di antaranya Sutini warga Donomerto RT 16 RW 03, Ngadiwarno, Sukorejo. Rahmat Sri Nurhidayat warga Brayo Timur RT 01 RW 03 Kertosari Singorojo dan Supriyatun warga Brayo Timur RT 03 RW 03 Kertosari Singorojo. Kepada mereka, Ganjar pun langsung bertanya kepada mereka ke mana saat hendak buang air besar.
"Saya di rumah ibu atau nenek, Pak," kata Nurhidayat. "Kalau saya, di rumah ibu, Pak," kata Sutini. "Saya buang air besarnya di sungai, Pak," kata Supriyatun, yang langsung membuat hadirin tertawa.
Belum berhenti tawa hadirin, Supriyatun kembali membuat pengakuan saat ditanya Ganjar kapan dan dengan siapa saat dirinya buang air besar di sungai.
"Biasanya subuh pak, bareng anak-anak," kata Supriyatun yang kembali membuat suasana pendopo kabupaten semakin riuh.
"Wah ternyata keluarga sampeyan golongan Mekong. Ya sudah panjenengan semua tak buatin jamban biar tidak Mekong lagi," kata Ganjar yang juga mengundang gelak tawa.
Ganjar menjelaskan, Pemprov Jateng saya ini terus berburu warga yang masih buang air besar sembarangan. Dia juga mengatakan salah satu permasalahan kesehatan di Jateng adalah soal akses.
"Hampir seluruh kabupaten sekarang kita arahkan. Apalagi program SDGs itu mengarah salah satunya adalah kesehatan. Maka semua bergerak untuk bisa Open Defecation Free (ODF) 100 persen," bebernya.
ODF adalah kondisi di mana setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan, akhirnya bisa jadi indikasi daerah itu akses jambannya bagus dan modal daerah tersebut bisa hidup sehat.
"Ini hal paling mendasar untuk hidup bersih dan sehat selain makan-makanan sehat, buah sayur juga mereka harus buang air besar secara sehat. Yang buang air besar di sungai akan kita bereskan. Sehingga mereka peduli, karena ini bagian dari penanggulangan kemiskinan selain juga soal hunian," katanya.
Baca juga : Ganjar Target Jateng 100 Persen ODF di 2021
KENDAL - Gelak tawa di Pendopo Kabupaten Kendal tidak ada hentinya saat Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berbincang dengan lima orang warga di atas panggung, Kamis (11/4/2019). Mereka adalah sekian dari warga Kendal yang belum memiliki jamban.
Perbincangan dengan lima warga tersebut berlangsung usai Ganjar menyerahkan bantuan kepada lembaga maupun perseorangan di kabupaten tersebut. Bantuan yang diserahkan kepada perseorangan di antaranya adalah pemasangan instalasi listrik, bantuan alat usaha, hingga jambanisasi. Saat memberikan sambutan, Ganjar menyinggung siapa dari sebagian warga yang belum memiliki jamban di rumahnya dengan berulangkali melempar candaan.
"Bapak ibu, siapa yang di rumahnya belum punya jamban? Siapa di antara panjenengan yang masih mekong, meme bokong (menjemur bokong)?" kata Ganjar yang sontak membuat gelak tawa hadirin.
Mekong merupakan istilah jamak diketahui masyarakat untuk orang-orang yang masih buang air besar sembarangan, khususnya di tepian sungai. Awalnya tidak ada yang angkat tangan. Namun setelah Ganjar mengulang pertanyaannya, satu persatu dari lima warga naik ke panggung.
Di antaranya Sutini warga Donomerto RT 16 RW 03, Ngadiwarno, Sukorejo. Rahmat Sri Nurhidayat warga Brayo Timur RT 01 RW 03 Kertosari Singorojo dan Supriyatun warga Brayo Timur RT 03 RW 03 Kertosari Singorojo. Kepada mereka, Ganjar pun langsung bertanya kepada mereka ke mana saat hendak buang air besar.
"Saya di rumah ibu atau nenek, Pak," kata Nurhidayat. "Kalau saya, di rumah ibu, Pak," kata Sutini. "Saya buang air besarnya di sungai, Pak," kata Supriyatun, yang langsung membuat hadirin tertawa.
Belum berhenti tawa hadirin, Supriyatun kembali membuat pengakuan saat ditanya Ganjar kapan dan dengan siapa saat dirinya buang air besar di sungai.
"Biasanya subuh pak, bareng anak-anak," kata Supriyatun yang kembali membuat suasana pendopo kabupaten semakin riuh.
"Wah ternyata keluarga sampeyan golongan Mekong. Ya sudah panjenengan semua tak buatin jamban biar tidak Mekong lagi," kata Ganjar yang juga mengundang gelak tawa.
Ganjar menjelaskan, Pemprov Jateng saya ini terus berburu warga yang masih buang air besar sembarangan. Dia juga mengatakan salah satu permasalahan kesehatan di Jateng adalah soal akses.
"Hampir seluruh kabupaten sekarang kita arahkan. Apalagi program SDGs itu mengarah salah satunya adalah kesehatan. Maka semua bergerak untuk bisa Open Defecation Free (ODF) 100 persen," bebernya.
ODF adalah kondisi di mana setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan, akhirnya bisa jadi indikasi daerah itu akses jambannya bagus dan modal daerah tersebut bisa hidup sehat.
"Ini hal paling mendasar untuk hidup bersih dan sehat selain makan-makanan sehat, buah sayur juga mereka harus buang air besar secara sehat. Yang buang air besar di sungai akan kita bereskan. Sehingga mereka peduli, karena ini bagian dari penanggulangan kemiskinan selain juga soal hunian," katanya.
Baca juga : Ganjar Target Jateng 100 Persen ODF di 2021
Berita Terbaru