Follow Us :              

Ganjar: Masih Banyak Masyarakat yang Percaya Dukun Ketimbang Dokter

  24 April 2019  |   08:45:00  |   dibaca : 2584 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar: Masih Banyak Masyarakat yang Percaya Dukun Ketimbang Dokter

24 April 2019 | 08:45:00 | dibaca : 2584
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SOLO - Meskipun dunia kesehatan semakin canggih, namun belum semua masyarakat mau menggunakan kemajuan itu untuk urusan kesehatan. Masih banyak masyarakat saat ini yang lebih percaya kepada dukun daripada dokter spesialis.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat membuka acara 67th Continuing Orthopaedic Education (COE) yang digelar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (Paboi) di Hotel Alila Solo, Rabu (24/4/2019).

"Seperti misalnya ada yang patah tulang, banyak yang lebih percaya dukun dengan metode sangkal putungnya dibanding ditangani dokter spesialis. Ini kondisi yang sampai sekarang masih terjadi dalam masyarakat kita," ujarnya.

Menurutnya, banyak faktor yang menjadi penyebab hal itu. Selain karena faktor sejarah, kepercayaan masyarakat terhadap dukun juga bisa dikarenakan faktor ekonomi. "Kan orang mikirnya kalau harus operasi patah tulang mahal, atau takut dioperasi dan macem-macem. Permasalahan-permasalahan seperti ini harus dicarikan solusinya," tegasnya.

Untuk itu, Ganjar meminta para dokter spesialis ortopedi untuk gencar melakukan edukasi kepada masyarakat. Harapannya, dengan edukasi itu masyarakat menjadi terbuka dalam menyambut kemajuan zaman. "Peran dokter spesialis ortopedi sangat penting dalam hal kemanusian. Saya berharap, para dokter ortopedi terus berinovasi dan berkarya demi membantu kemajuan bangsa," tukasnya.

Sementara itu, Ketua Paboi, Prof. Dr.dr. Zairin Noor Helmy mengatakan, Indonesia memang masih kekurangan dokter spesialis ortopedi. Saat ini, lanjut dia, baru ada 1.150 dokter spesialis ortopedi di Indonesia. "Padahal, dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 250 juta jiwa ini, idealnya harus ada 3.500 lebih dokter spesialis," kata dia.

Untuk itu, pihaknya akan terus berupaya menambah dokter-dokter spesialis orthopedi dengan cara sosialisasi kepada masyarakat. "Termasuk dalam kegiatan ini, selain diikuti oleh anggota Paboi, sejumlah dokter umum juga masyarakat sipil kami undang agar memahami dunia ortopedi. Harapannya ada dokter-dokter umum yang bisa jadi spesialis, dan masyarakat dapat menyekolahkan anak-anak mereka menjadi dokter spesialis," tutupnya.

Selain dihadiri Gubernur, kegiatan 67th Continuing Orthopaedic Education (COE) di Hotel Alila Solo tersebut juga dihadiri Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Mochamad Effendi dan Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono.

 

Baca juga : Di RS Telogorejo, Ganjar Terkesan Suasananya Justru Seperti Masuk Mal


Bagikan :

SOLO - Meskipun dunia kesehatan semakin canggih, namun belum semua masyarakat mau menggunakan kemajuan itu untuk urusan kesehatan. Masih banyak masyarakat saat ini yang lebih percaya kepada dukun daripada dokter spesialis.

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat membuka acara 67th Continuing Orthopaedic Education (COE) yang digelar Perhimpunan Ahli Bedah Ortopedi Indonesia (Paboi) di Hotel Alila Solo, Rabu (24/4/2019).

"Seperti misalnya ada yang patah tulang, banyak yang lebih percaya dukun dengan metode sangkal putungnya dibanding ditangani dokter spesialis. Ini kondisi yang sampai sekarang masih terjadi dalam masyarakat kita," ujarnya.

Menurutnya, banyak faktor yang menjadi penyebab hal itu. Selain karena faktor sejarah, kepercayaan masyarakat terhadap dukun juga bisa dikarenakan faktor ekonomi. "Kan orang mikirnya kalau harus operasi patah tulang mahal, atau takut dioperasi dan macem-macem. Permasalahan-permasalahan seperti ini harus dicarikan solusinya," tegasnya.

Untuk itu, Ganjar meminta para dokter spesialis ortopedi untuk gencar melakukan edukasi kepada masyarakat. Harapannya, dengan edukasi itu masyarakat menjadi terbuka dalam menyambut kemajuan zaman. "Peran dokter spesialis ortopedi sangat penting dalam hal kemanusian. Saya berharap, para dokter ortopedi terus berinovasi dan berkarya demi membantu kemajuan bangsa," tukasnya.

Sementara itu, Ketua Paboi, Prof. Dr.dr. Zairin Noor Helmy mengatakan, Indonesia memang masih kekurangan dokter spesialis ortopedi. Saat ini, lanjut dia, baru ada 1.150 dokter spesialis ortopedi di Indonesia. "Padahal, dengan jumlah penduduk Indonesia yang lebih dari 250 juta jiwa ini, idealnya harus ada 3.500 lebih dokter spesialis," kata dia.

Untuk itu, pihaknya akan terus berupaya menambah dokter-dokter spesialis orthopedi dengan cara sosialisasi kepada masyarakat. "Termasuk dalam kegiatan ini, selain diikuti oleh anggota Paboi, sejumlah dokter umum juga masyarakat sipil kami undang agar memahami dunia ortopedi. Harapannya ada dokter-dokter umum yang bisa jadi spesialis, dan masyarakat dapat menyekolahkan anak-anak mereka menjadi dokter spesialis," tutupnya.

Selain dihadiri Gubernur, kegiatan 67th Continuing Orthopaedic Education (COE) di Hotel Alila Solo tersebut juga dihadiri Pangdam IV Diponegoro, Mayjen TNI Mochamad Effendi dan Kapolda Jateng, Irjen Pol Condro Kirono.

 

Baca juga : Di RS Telogorejo, Ganjar Terkesan Suasananya Justru Seperti Masuk Mal


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu