Follow Us :              

Lontong Tuyuhan, Nikmatnya Bikin Ketagihan

  01 May 2019  |   10:30:00  |   dibaca : 2699 
Kategori :
Bagikan :


Lontong Tuyuhan, Nikmatnya Bikin Ketagihan

01 May 2019 | 10:30:00 | dibaca : 2699
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

REMBANG - Rembang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berada di pesisir pantai utara (Pantura) Jawa. Di sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Rembang, di Timur berbatasan dengan Kabupaten Tuban, Jawa Timur, di bagian Selatan dengan Kabupaten Blora dan di sebelah Barat dengan Kabupaten Pati.

Rembang memiliki wisata alam yang cukup banyak dan mempunyai pantai yang indah. Tak hanya wisata alam saja yang membuat Rembang cukup terkenal. Dari sisi wisata kuliner, Rembang juga memiliki segudang kuliner khas yang banyak diminati siapapun yang singgah. Bahkan, warga Rembang sendiri, seolah tak mengenal kata bosan menikmati kuliner khas daerahnya sendiri.

Seperti saat Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen usai meresmikan Pasar Kramat, Desa Nglojo, Kecamatan Sarang, Rabu (1/5/2019) siang. Ketika melintasi wilayah Kecamatan Pancur, dia mengajak rombongan yang terdiri dari Patwal, Protokol dan Humas Pemprov Jateng untuk menikmati kuliner khas Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur. Nama kuliner khas itu adalah lontong tuyuhan yang sudah terkenal hingga ke luar daerah.

Lontong tuyuhan, merupakan makanan khas Rembang yang sudah melegenda sejak lama. Dinamakan lontong tuyuhan, karena makanan ini lahir dan berkembang di Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, Rembang.

Cita rasanya yang khas membuat makanan bersantan ini digandrungi banyak orang. Terlebih jika dimakan dalam porsi yang cukup banyak dan berulang kali, tidak akan membuat "mblenger."

Lontong digunakan sebagai pengganti nasi dalam penyajiannya. Terdapat potongan ayam kampung sebagai menu utama dan tempe rebus maupun jeroan yang menjadi pelengkap menu. Untuk minumannya, lebih nikmat dengan es kelapa muda.

“Rasanya seperti sayur opor, tapi ada pedasnya dan juga beda sih. Malah bikin nagih terus, rasanya pengen makan terus. Nikmatnya memang banget dan tak ada duanya. Tidak ada kata bosan untuk selalu menikmatinya,” tutur Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen.

Rais, salah seorang pedagang lontong tuyuhan menyebutkan, secara garis besar untuk memasak lontong tuyuhan menyerupai sayur opor. Namun terdapat bumbu tambahan seperti bumbu dalam sayur semur.

“Ya semua bumbu opor masuk ke sini, tapi ada tambahan seperti ketumbar, merica dan lainnya. Ayamnya pakai ayam kampung, juga ada tempe kedelai biasa yang dimasukkan dalam sayurnya,” katanya.

Lontong dari masakan ini pun memiliki bentuk segitiga, beda dari lontong pada umumnya. Menurut Rais, ada filosofi tersendiri dalam bentuk lontong yang digunakan sebagai sajian lontong tuyuhan tersebut.

“Bentuknya segitiga ini merupakan simbol. Segitiga kan ada tiga sudut, jadi kita selalu berpegang pada tiga prinsip. Budaya atau sejarah, agama, dan pendidikan. Di situ kita diajarkan dan itu yang jadi acuan kita selama ini,” terangnya.

Dalam satu los bangunan yang semuanya diisi puluhan pedagang lontong tuyuhan, selalu saja ramai dikunjungi pembeli. Terlebih saat Bulan Ramadan, lokasi los pedagang lontong tuyuhan akan disesaki para pembeli dari ujung ke ujung.

“Biasanya kalau puasa malah saya gak sempet buka sendiri, dari puluhan pedagang sini malah biasanya sampai kurang-kurang. Padahal menunya sama,” jelasnya.

 

Baca juga : Hendak Berwisata ke Umbul Ponggok? Yuk Cicipi Opor Bebek Bu Yadi Yang Mak Nyus


Bagikan :

REMBANG - Rembang merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berada di pesisir pantai utara (Pantura) Jawa. Di sebelah Utara berbatasan dengan Teluk Rembang, di Timur berbatasan dengan Kabupaten Tuban, Jawa Timur, di bagian Selatan dengan Kabupaten Blora dan di sebelah Barat dengan Kabupaten Pati.

Rembang memiliki wisata alam yang cukup banyak dan mempunyai pantai yang indah. Tak hanya wisata alam saja yang membuat Rembang cukup terkenal. Dari sisi wisata kuliner, Rembang juga memiliki segudang kuliner khas yang banyak diminati siapapun yang singgah. Bahkan, warga Rembang sendiri, seolah tak mengenal kata bosan menikmati kuliner khas daerahnya sendiri.

Seperti saat Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen usai meresmikan Pasar Kramat, Desa Nglojo, Kecamatan Sarang, Rabu (1/5/2019) siang. Ketika melintasi wilayah Kecamatan Pancur, dia mengajak rombongan yang terdiri dari Patwal, Protokol dan Humas Pemprov Jateng untuk menikmati kuliner khas Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur. Nama kuliner khas itu adalah lontong tuyuhan yang sudah terkenal hingga ke luar daerah.

Lontong tuyuhan, merupakan makanan khas Rembang yang sudah melegenda sejak lama. Dinamakan lontong tuyuhan, karena makanan ini lahir dan berkembang di Desa Tuyuhan, Kecamatan Pancur, Rembang.

Cita rasanya yang khas membuat makanan bersantan ini digandrungi banyak orang. Terlebih jika dimakan dalam porsi yang cukup banyak dan berulang kali, tidak akan membuat "mblenger."

Lontong digunakan sebagai pengganti nasi dalam penyajiannya. Terdapat potongan ayam kampung sebagai menu utama dan tempe rebus maupun jeroan yang menjadi pelengkap menu. Untuk minumannya, lebih nikmat dengan es kelapa muda.

“Rasanya seperti sayur opor, tapi ada pedasnya dan juga beda sih. Malah bikin nagih terus, rasanya pengen makan terus. Nikmatnya memang banget dan tak ada duanya. Tidak ada kata bosan untuk selalu menikmatinya,” tutur Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen.

Rais, salah seorang pedagang lontong tuyuhan menyebutkan, secara garis besar untuk memasak lontong tuyuhan menyerupai sayur opor. Namun terdapat bumbu tambahan seperti bumbu dalam sayur semur.

“Ya semua bumbu opor masuk ke sini, tapi ada tambahan seperti ketumbar, merica dan lainnya. Ayamnya pakai ayam kampung, juga ada tempe kedelai biasa yang dimasukkan dalam sayurnya,” katanya.

Lontong dari masakan ini pun memiliki bentuk segitiga, beda dari lontong pada umumnya. Menurut Rais, ada filosofi tersendiri dalam bentuk lontong yang digunakan sebagai sajian lontong tuyuhan tersebut.

“Bentuknya segitiga ini merupakan simbol. Segitiga kan ada tiga sudut, jadi kita selalu berpegang pada tiga prinsip. Budaya atau sejarah, agama, dan pendidikan. Di situ kita diajarkan dan itu yang jadi acuan kita selama ini,” terangnya.

Dalam satu los bangunan yang semuanya diisi puluhan pedagang lontong tuyuhan, selalu saja ramai dikunjungi pembeli. Terlebih saat Bulan Ramadan, lokasi los pedagang lontong tuyuhan akan disesaki para pembeli dari ujung ke ujung.

“Biasanya kalau puasa malah saya gak sempet buka sendiri, dari puluhan pedagang sini malah biasanya sampai kurang-kurang. Padahal menunya sama,” jelasnya.

 

Baca juga : Hendak Berwisata ke Umbul Ponggok? Yuk Cicipi Opor Bebek Bu Yadi Yang Mak Nyus


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu