Follow Us :              

Meneguk Es Degan Pak Ambon yang Melegenda, Segarnya Tiada Dua

  21 June 2019  |   13:00:00  |   dibaca : 10339 
Kategori :
Bagikan :


Meneguk Es Degan Pak Ambon yang Melegenda, Segarnya Tiada Dua

21 June 2019 | 13:00:00 | dibaca : 10339
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG – Es Kelapa Muda Pak Ambon, begitu tulisan yang tertera pada sebuah warung sederhana yang berlokasi di Jalan Dr Cipto No 100 A, Semarang. Meski terlihat seperti warung pedagang kaki lima pada umumnya, namun saban hari tak pernah sepi dari pembeli. Khususnya mereka yang mencari pelepas dahaga pada cuaca terik kemarau seperti saat ini.

Es degan Pak Ambon, seperti legenda tersendiri bagi warga Kota Semarang yang sudah mengenalnya. Ya, siapa sangka jika warung es degan atau dalam Bahasa Indonesia adalah es kelapa muda itu sudah lama berdiri, yakni sejak 60 tahun silam.

"Saya sudah membantu jualan es degan sama bapak sejak umur 5 tahun. Dari mulai pertama jualan harganya masih Rp5 sampai dengan Rp5.000 seperti sekarang ini. Dan alhamdulillah sekarang ramai terus," kata pria yang memiliki nama asli Ahmad Nur Amin ini, Jumat (21/6/2019).

Pak Ambon berkisah, semula ayahnya yang bernama Sarpin berjualan es degan pertama kali di depan STM 1 Semarang Jalan Dr Cipto dengan menggunakan angkringan pikulan. Kemudian setelah ayahnya wafat pada 1982, usaha jualan es degan itu dilanjutkan oleh sang ibu dan kakak Pak Ambon. "Jadi, saya generasi keempat yang meneruskan dan akhirnya pindah di sini, depan SD Xaverius (masih sama di Jalan Dr Cipto)," ujar bapak tiga anak ini.

Pada awal berdiri, usaha itu dinamai dengan Es Degan Pak Sarpin. Berkembang semakin besar dari yang masih pikulan hingga menggelar gerobak dasaran dan kini ketika dipegang oleh Pak Ambon usahanya dilakukan di atas mobil. "Kalau untuk pakai mobilnya sudah empat tahunan ini," kata dia.

Jika es degan pada umumnya dijual dengan racikan air kelapa muda ditambah es kemudian pemanis seperti sirup, gula jawa, ataupun gula pasir sebagai penyegar, berbeda dengan es degan Pak Ambon yang memiliki tambahan resep rahasia. Resep itu, kata dia, adalah resep turun temurun yang membuatnya berbeda dari es degan lazimnya.

"Kalau untuk pemanis tetap dicampur gula seperti biasa. Tapi ada juga resep tersendiri warisan bapak. Ini yang membuat beda es degan kami dengan es degan yang dijual di tempat lain," paparnya.

Untuk kualitas minuman yang dijajakannya, Pak Ambon juga menjamin bahwa yang digunakan adalah air kelapa muda murni. Sama sekali tidak ditambah dengan campuran air putih biasa. "Saya beri jaminan airnya air kelapa muda murni. Sejak awal jualan memang tidak pernah ditambahi dengan air biasa," tegasnya.

Dengan jaminan kualitas yang diberikan itu, tak salah jika banyak pembeli yang pernah mencicipi, akan kembali lagi untuk membeli. Bahkan bagi orang asli Semarang yang pernah beli dan kini tinggal di luar kota, ketika kembali ke Semarang sering menyambangi warung Pak Ambon untuk bernostalgia dengan kesegaran es degannya.

Pak Ambon menambahkan, ada momen-momen tersendiri ketika pembeli banyak datang untuk meneguk kesegaran es degannya. Antara lain pada bulan Ramadan dan pada musim kemarau dengan panas terik. "Kalau hari biasa rata-rata 200 buah kelapa muda sehari habis, pada puncak-puncaknya, bisa menjual sampai 300 buah kelapa muda sehari. Belum lagi yang pesanan seperti pada bulan puasa kemarin, ada yang sampai pesan 750 gelas untuk berbuka puasa," ujarnya.

Yohana, 42, warga Semarang yang kini tinggal di Bandung mengaku selalu menyempatkan diri mampir ke warung Pak Ambon untuk membeli es degan ketika berkunjung ke Semarang. "Gimana ya? Es degannya itu benar-benar segar. Murni air kelapa dan juga tidak menggunakan pemanis buatan juga, jadi tidak bikin gatal di tenggorokan sesudah meminumnya. Air kelapanya juga murni, makanya kami sekeluarga selalu ke sini kalau pas ke Semarang," katanya.

 

Baca juga : Bersama Gus Yasin, Meneguk Segarnya Es Legen Sulang


Bagikan :

SEMARANG – Es Kelapa Muda Pak Ambon, begitu tulisan yang tertera pada sebuah warung sederhana yang berlokasi di Jalan Dr Cipto No 100 A, Semarang. Meski terlihat seperti warung pedagang kaki lima pada umumnya, namun saban hari tak pernah sepi dari pembeli. Khususnya mereka yang mencari pelepas dahaga pada cuaca terik kemarau seperti saat ini.

Es degan Pak Ambon, seperti legenda tersendiri bagi warga Kota Semarang yang sudah mengenalnya. Ya, siapa sangka jika warung es degan atau dalam Bahasa Indonesia adalah es kelapa muda itu sudah lama berdiri, yakni sejak 60 tahun silam.

"Saya sudah membantu jualan es degan sama bapak sejak umur 5 tahun. Dari mulai pertama jualan harganya masih Rp5 sampai dengan Rp5.000 seperti sekarang ini. Dan alhamdulillah sekarang ramai terus," kata pria yang memiliki nama asli Ahmad Nur Amin ini, Jumat (21/6/2019).

Pak Ambon berkisah, semula ayahnya yang bernama Sarpin berjualan es degan pertama kali di depan STM 1 Semarang Jalan Dr Cipto dengan menggunakan angkringan pikulan. Kemudian setelah ayahnya wafat pada 1982, usaha jualan es degan itu dilanjutkan oleh sang ibu dan kakak Pak Ambon. "Jadi, saya generasi keempat yang meneruskan dan akhirnya pindah di sini, depan SD Xaverius (masih sama di Jalan Dr Cipto)," ujar bapak tiga anak ini.

Pada awal berdiri, usaha itu dinamai dengan Es Degan Pak Sarpin. Berkembang semakin besar dari yang masih pikulan hingga menggelar gerobak dasaran dan kini ketika dipegang oleh Pak Ambon usahanya dilakukan di atas mobil. "Kalau untuk pakai mobilnya sudah empat tahunan ini," kata dia.

Jika es degan pada umumnya dijual dengan racikan air kelapa muda ditambah es kemudian pemanis seperti sirup, gula jawa, ataupun gula pasir sebagai penyegar, berbeda dengan es degan Pak Ambon yang memiliki tambahan resep rahasia. Resep itu, kata dia, adalah resep turun temurun yang membuatnya berbeda dari es degan lazimnya.

"Kalau untuk pemanis tetap dicampur gula seperti biasa. Tapi ada juga resep tersendiri warisan bapak. Ini yang membuat beda es degan kami dengan es degan yang dijual di tempat lain," paparnya.

Untuk kualitas minuman yang dijajakannya, Pak Ambon juga menjamin bahwa yang digunakan adalah air kelapa muda murni. Sama sekali tidak ditambah dengan campuran air putih biasa. "Saya beri jaminan airnya air kelapa muda murni. Sejak awal jualan memang tidak pernah ditambahi dengan air biasa," tegasnya.

Dengan jaminan kualitas yang diberikan itu, tak salah jika banyak pembeli yang pernah mencicipi, akan kembali lagi untuk membeli. Bahkan bagi orang asli Semarang yang pernah beli dan kini tinggal di luar kota, ketika kembali ke Semarang sering menyambangi warung Pak Ambon untuk bernostalgia dengan kesegaran es degannya.

Pak Ambon menambahkan, ada momen-momen tersendiri ketika pembeli banyak datang untuk meneguk kesegaran es degannya. Antara lain pada bulan Ramadan dan pada musim kemarau dengan panas terik. "Kalau hari biasa rata-rata 200 buah kelapa muda sehari habis, pada puncak-puncaknya, bisa menjual sampai 300 buah kelapa muda sehari. Belum lagi yang pesanan seperti pada bulan puasa kemarin, ada yang sampai pesan 750 gelas untuk berbuka puasa," ujarnya.

Yohana, 42, warga Semarang yang kini tinggal di Bandung mengaku selalu menyempatkan diri mampir ke warung Pak Ambon untuk membeli es degan ketika berkunjung ke Semarang. "Gimana ya? Es degannya itu benar-benar segar. Murni air kelapa dan juga tidak menggunakan pemanis buatan juga, jadi tidak bikin gatal di tenggorokan sesudah meminumnya. Air kelapanya juga murni, makanya kami sekeluarga selalu ke sini kalau pas ke Semarang," katanya.

 

Baca juga : Bersama Gus Yasin, Meneguk Segarnya Es Legen Sulang


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu