Foto : Ebron (Humas Jateng)
Foto : Ebron (Humas Jateng)
SEMARANG - Potensi agraris Jawa Tengah tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain tersohor sebagai salah satu lumbung padi nasional, beberapa komoditas pertanian Jawa Tengah berhasil menjadi primadona karena kualitasnya dinilai unggul.
"Jawa Tengah itu lumbung padi. Jagung dan kedelai kita nomor dua dan yang nomor satu adalah kacang hijau. Kacang hijau sangat menarik karena harganya tinggi," terang Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Suryo Banendro kepada Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Tengah saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di ruang kerja, Selasa (2/7/2019).
Suryo menjelaskan, tantangan di bidang pertanian yang kini dihadapi oleh pemerintah salah satunya adalah jumlah rumah tangga pertanian yang berkurang. Oleh sebab itu, kunjungan Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah untuk berdiskusi tentang permasalahan pertanian disambut baik. Dia berpendapat, kini semakin jarang kaum muda yang tertarik untuk mengatasi permasalah pertanian secara serius.
"Alhamdulillah masih ada anak muda yang berminat terhadap bidang pertanian. Kita juga punya program meningkatkan jumlah petani karena berdasarkan data sepuluh tahun terakhir rumah tangga tani kita banyak yang alih profesi," ujarnya mengapresiasi.
Ketua Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah Heriwanto menjelaskan, pihaknya ikut serta dalam menggerakkan petani-petani milenial di Jawa Tengah. Salah satu program unggulannya adalah santripreneurship yang memungkinkan program pertanian bisa masuk ke pondok-pondok pesantren.
"Kami siap bersinergi karena dari kami banyak sekali praktisi dan juga pengusaha di bidang pertanian. Beberapa program sudah mulai kita rencanakan. Dalam waktu dekat, September-Oktober nanti akan ada festival buah salak yang diselenggarakan di Banjarnegara," bebernya.
Dijelaskan, HKTI telah mengembangkan sejumlah inovasi. Seperti benih padi M-400, M-70D, dan teknologi M-Tani.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyambut baik semangat Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah yang berupaya mengembangkan potensi agraris di provinsi ini. Gus Yasin, sapaan akrabnya ingin, Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah tidak hanya fokus pada pengembangan produksi komoditas pertanian.
Kecakapan kaum muda di bidang teknologi informasi dapat membantu mengembangkan pemasaran komoditas pertanian. Rantai distribusi komoditas pertanian yang panjang dengan kehadiran tengkulak di dalamnya dapat dipangkas. Dengan demikian, diharapkan kesejahteraan petani dapat meningkat.
"Terobosan di bidang pemasaran masih memerlukan anak-anak muda yang paham IT. Ketika memasuki era 4.0 artinya pasar itu semakin dekat. Dahulu tengkulak datang dari daerah untuk membeli, sekarang akses mata rantai yang begitu banyak ini bagaimana diselesaikan untuk menyejahterakan petani," ujarnya.
Baca juga : Pada Penyuluh Pertanian, Ganjar: Sampeyan Kudu Dadi Sontoloyo!
SEMARANG - Potensi agraris Jawa Tengah tidak dapat dipandang sebelah mata. Selain tersohor sebagai salah satu lumbung padi nasional, beberapa komoditas pertanian Jawa Tengah berhasil menjadi primadona karena kualitasnya dinilai unggul.
"Jawa Tengah itu lumbung padi. Jagung dan kedelai kita nomor dua dan yang nomor satu adalah kacang hijau. Kacang hijau sangat menarik karena harganya tinggi," terang Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi Jawa Tengah Suryo Banendro kepada Pemuda Tani Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Tengah saat beraudiensi dengan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di ruang kerja, Selasa (2/7/2019).
Suryo menjelaskan, tantangan di bidang pertanian yang kini dihadapi oleh pemerintah salah satunya adalah jumlah rumah tangga pertanian yang berkurang. Oleh sebab itu, kunjungan Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah untuk berdiskusi tentang permasalahan pertanian disambut baik. Dia berpendapat, kini semakin jarang kaum muda yang tertarik untuk mengatasi permasalah pertanian secara serius.
"Alhamdulillah masih ada anak muda yang berminat terhadap bidang pertanian. Kita juga punya program meningkatkan jumlah petani karena berdasarkan data sepuluh tahun terakhir rumah tangga tani kita banyak yang alih profesi," ujarnya mengapresiasi.
Ketua Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah Heriwanto menjelaskan, pihaknya ikut serta dalam menggerakkan petani-petani milenial di Jawa Tengah. Salah satu program unggulannya adalah santripreneurship yang memungkinkan program pertanian bisa masuk ke pondok-pondok pesantren.
"Kami siap bersinergi karena dari kami banyak sekali praktisi dan juga pengusaha di bidang pertanian. Beberapa program sudah mulai kita rencanakan. Dalam waktu dekat, September-Oktober nanti akan ada festival buah salak yang diselenggarakan di Banjarnegara," bebernya.
Dijelaskan, HKTI telah mengembangkan sejumlah inovasi. Seperti benih padi M-400, M-70D, dan teknologi M-Tani.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen menyambut baik semangat Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah yang berupaya mengembangkan potensi agraris di provinsi ini. Gus Yasin, sapaan akrabnya ingin, Pemuda Tani HKTI Jawa Tengah tidak hanya fokus pada pengembangan produksi komoditas pertanian.
Kecakapan kaum muda di bidang teknologi informasi dapat membantu mengembangkan pemasaran komoditas pertanian. Rantai distribusi komoditas pertanian yang panjang dengan kehadiran tengkulak di dalamnya dapat dipangkas. Dengan demikian, diharapkan kesejahteraan petani dapat meningkat.
"Terobosan di bidang pemasaran masih memerlukan anak-anak muda yang paham IT. Ketika memasuki era 4.0 artinya pasar itu semakin dekat. Dahulu tengkulak datang dari daerah untuk membeli, sekarang akses mata rantai yang begitu banyak ini bagaimana diselesaikan untuk menyejahterakan petani," ujarnya.
Baca juga : Pada Penyuluh Pertanian, Ganjar: Sampeyan Kudu Dadi Sontoloyo!
Berita Terbaru