Follow Us :              

Berkomitmen Kembangkan Ekonomi Kreatif, Gubernur: Salah Satu Tulang Punggung Ekonomi Jateng

  20 May 2025  |   18:30:00  |   dibaca : 32 
Kategori :
Bagikan :


Berkomitmen Kembangkan Ekonomi Kreatif, Gubernur: Salah Satu Tulang Punggung Ekonomi Jateng

20 May 2025 | 18:30:00 | dibaca : 32
Kategori :
Bagikan :

Foto : Fajar (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Fajar (Humas Jateng)

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menegaskan komitmennya dalam mengembangkan ekonomi kreatif (ekraf). Sebab, sektor ini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian di wilayahnya. 

Komitmen ini diperkuat dengan sinergisitas dan rencana yang dijalin dengan Kementerian Ekonomi Kreatif.

"Ekonomi kreatif ini salah satu tulang punggung ekonomi di Jawa Tengah. Pelaku ekonomi kreatif akan menciptakan pekerjaan untuk diri sendiri dan orang lain, sehingga potensi ini harus kita garap," ucap Gubernur usai bertemu dengan Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, di Jakarta pada Selasa, 20 Mei 2025.

Menurutnya, keberagaman masyarakat yang ada di Jawa Tengah secara tidak langsung menciptakan peluang dan potensi ekraf yang bermacam-macam. Misalnya potensi di bidang jasa, boga, kriya, fesyen, dan lainnya, yang tentunya akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.

"Secara teknis, beliau (Menteri Ekraf) akan melakukan bimbingan di tempat kita dengan berbagai event-event yang diselenggarakan," jelasnya.

Gubernur mengatakan, salah satu event yang menjadi perhatian Menteri Ekraf adalah Solo Raya Great Sale. Event tersebut digadang-gadang menjadi salah satu upaya untuk menciptakan dan menumbuhkan perekonomian baru melalui sektor ekonomi kreatif.

Selama ini, Pemprov Jateng sudah melakukan langkah pengembangan ekosistem ekraf, di antaranya dengan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) pelaku ekraf, mengadakan pelatihan berbasis kompetensi disertai sertifikasi bagi pelaku ekonomi, serta dukungan sosialisasi dan sertifikasi HKI (Hak atas Kekayaan Intelektual).

Selain itu, Pemprov juga berupaya menjembatani pembentukan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif di Jateng, mendorong pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayahnya, serta memberi ruang kepada para pelaku ekraf untuk berekspresi, bersinergi, dan membangun jejaring melalui event Semarak KaTa Kreatif, yang sudah digelar secara rutin sejak tahun 2023.

Pada tanggal 31 Oktober 2014, gelaran KaTa Kreatif di Pekalongan dan Kota Surakarta telah ditetapkan sebagai UNESCO Creative Cities Network (UCCN) atau Jaringan Kota Kreatif UNESCO di sektor Kriya dan Seni Budaya.

Selanjutnya, sebanyak 17 Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif di Jateng telah teruji dalam Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif (PMK3I), antara lain Kota Salatiga (kuliner aneka olahan singkong), Kebumen (film, animasi, dan video), serta Kota Surakarta (seni pertunjukan tari dan wayang). 

Tak hanya itu, sebanyak 12 Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif di Jateng juga telah ditetapkan oleh Kemenparekraf, antara lain Kota Surakarta (seni pertunjukkan), Kota Semarang (fesyen), Kabupaten Rembang (kriya) dan Kabupaten Banjarnegara (kuliner). Selain itu, sebanyak 27 Kabupaten/Kota di Jateng juga sudah membentuk Komite Ekonomi Kreatif.

Meskipun begitu, pengembangan di sektor ekonomi kreatif masih menemukan beberapa kendala. Salah satunya adalah perbedaan nomenklatur perangkat daerah yang mengampu bidang ekraf di masing-masing wilayah, termasuk belum terintegrasinya program pengembangan ekraf antara pemerintah pusat, pemprov, dan pemkab/pemkot.

"Menteri Ekonomi Kreatif berharap sekali, nanti nomenklatur ekonomi kreatif disesuaikan dengan dinas yang kita miliki," kata Gubernur.


Bagikan :

JAKARTA - Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K., menegaskan komitmennya dalam mengembangkan ekonomi kreatif (ekraf). Sebab, sektor ini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian di wilayahnya. 

Komitmen ini diperkuat dengan sinergisitas dan rencana yang dijalin dengan Kementerian Ekonomi Kreatif.

"Ekonomi kreatif ini salah satu tulang punggung ekonomi di Jawa Tengah. Pelaku ekonomi kreatif akan menciptakan pekerjaan untuk diri sendiri dan orang lain, sehingga potensi ini harus kita garap," ucap Gubernur usai bertemu dengan Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, di Jakarta pada Selasa, 20 Mei 2025.

Menurutnya, keberagaman masyarakat yang ada di Jawa Tengah secara tidak langsung menciptakan peluang dan potensi ekraf yang bermacam-macam. Misalnya potensi di bidang jasa, boga, kriya, fesyen, dan lainnya, yang tentunya akan menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih luas.

"Secara teknis, beliau (Menteri Ekraf) akan melakukan bimbingan di tempat kita dengan berbagai event-event yang diselenggarakan," jelasnya.

Gubernur mengatakan, salah satu event yang menjadi perhatian Menteri Ekraf adalah Solo Raya Great Sale. Event tersebut digadang-gadang menjadi salah satu upaya untuk menciptakan dan menumbuhkan perekonomian baru melalui sektor ekonomi kreatif.

Selama ini, Pemprov Jateng sudah melakukan langkah pengembangan ekosistem ekraf, di antaranya dengan mengembangkan sumber daya manusia (SDM) pelaku ekraf, mengadakan pelatihan berbasis kompetensi disertai sertifikasi bagi pelaku ekonomi, serta dukungan sosialisasi dan sertifikasi HKI (Hak atas Kekayaan Intelektual).

Selain itu, Pemprov juga berupaya menjembatani pembentukan Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif di Jateng, mendorong pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di wilayahnya, serta memberi ruang kepada para pelaku ekraf untuk berekspresi, bersinergi, dan membangun jejaring melalui event Semarak KaTa Kreatif, yang sudah digelar secara rutin sejak tahun 2023.

Pada tanggal 31 Oktober 2014, gelaran KaTa Kreatif di Pekalongan dan Kota Surakarta telah ditetapkan sebagai UNESCO Creative Cities Network (UCCN) atau Jaringan Kota Kreatif UNESCO di sektor Kriya dan Seni Budaya.

Selanjutnya, sebanyak 17 Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif di Jateng telah teruji dalam Penilaian Mandiri Kabupaten Kota Kreatif (PMK3I), antara lain Kota Salatiga (kuliner aneka olahan singkong), Kebumen (film, animasi, dan video), serta Kota Surakarta (seni pertunjukan tari dan wayang). 

Tak hanya itu, sebanyak 12 Kabupaten/Kota (KaTa) Kreatif di Jateng juga telah ditetapkan oleh Kemenparekraf, antara lain Kota Surakarta (seni pertunjukkan), Kota Semarang (fesyen), Kabupaten Rembang (kriya) dan Kabupaten Banjarnegara (kuliner). Selain itu, sebanyak 27 Kabupaten/Kota di Jateng juga sudah membentuk Komite Ekonomi Kreatif.

Meskipun begitu, pengembangan di sektor ekonomi kreatif masih menemukan beberapa kendala. Salah satunya adalah perbedaan nomenklatur perangkat daerah yang mengampu bidang ekraf di masing-masing wilayah, termasuk belum terintegrasinya program pengembangan ekraf antara pemerintah pusat, pemprov, dan pemkab/pemkot.

"Menteri Ekonomi Kreatif berharap sekali, nanti nomenklatur ekonomi kreatif disesuaikan dengan dinas yang kita miliki," kata Gubernur.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu