Follow Us :              

Ganjar : Media Boleh Lakukan Provokasi, Asal...

  25 August 2019  |   19:00:00  |   dibaca : 951 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar : Media Boleh Lakukan Provokasi, Asal...

25 August 2019 | 19:00:00 | dibaca : 951
Kategori :
Bagikan :

Foto : Istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Istimewa (Humas Jateng)

YOGYAKARTA - Siapa bilang media massa tidak boleh melakukan provokasi. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo justru berharap semua media melakukan provokasi kepada masyarakat.

Jangan salah, provokasi yang disampaikan Ganjar saat memberikan sambutan Road to Glory HUT ke-11 dan peluncuran logo baru JPNN.com di UC Kafe & Resto Yogyakarta, Minggu (25/8/2019) itu dalam makna yang positif. Provokasi seperti semangat, gotong royong dan toleransi harus terus digaungkan.

"Media harus melakukan provokasi kepada masyarakat. Apa itu, ya provokasi semangat, provokasi gotong royong, persatuan, toleransi. Kalau provokasi yang menyebabkan perpecahan, ya jangan," kata Ganjar.

Ganjar menerangkan, sebagai sumber informasi yang banyak menjadi rujukan masyarakat, media massa tidak boleh menyebarkan informasi yang dapat memecah belah masyarakat. Selalu ada kepentingan nasional yang dikedepankan dalam proses penyebaran informasi.

"Tentu informasi yang mendidik, menghibur dan mencerahkan sangat dibutuhkan. Kritik boleh, namun demi tujuan yang lebih baik," tegasnya.

Ganjar juga menyoroti bagaimana media massa saat ini cenderung fokus pada titik-titik pusat pemerintahan. Padahal menurutnya, banyak kisah inspiratif, inovasi dan kreasi masyarakat di daerah pinggiran yang belum diungkap.

"Cerita seni budaya, kreasi dan inovasi dari daerah-daerah terpencil masih kurang terekspos. Sebagian besar media kita masih fokus memberitakan di center area. Padahal, ada banyak orang-orang yang berjuang di daerah terpencil yang patut diberitakan sebagai upaya provokasi dalam hal positif itu," tegasnya.

Ia berharap, JPNN.com mampu menjadi media yang dapat memprovokasi kebaikan-kebaikan pada masyarakat. Sekaligus, menjadi media terpercaya yang selalu memberikan informasi aktual, faktual dan melawan penyebaran berita bohong.

Dalam acara tersebut, selain Ganjar ada sejumlah tokoh pers juga hadir. Diantaranya  Wakil Ketua Dewan Pers, Hendry Chairudin Bangun, budayawan Butet Kertaradjasa dan tokoh lainnya.

Dalam sambutannya, Hendry mengatakan bahwa tantangan media dewasa ini memang sangat berat, khususnya bagi media konvensional seperti media cetak. Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat media cetak semakin tergerus dan beralih ke media online.

"Namun tidak sedikit pula media online di Indonesia ini yang tidak jelas atau bahkan abal-abal.  Kami di Dewan Pers menerima banyak sekali pengaduan terkait media abal-abal ini. Ini semua harus dilawan, dengan cara keterlibatan media online yang benar-benar kredibel dan terpercaya, agar tingkat kepercayaan publik terhadap media di Indonesia semakin baik," ucapnya.

 

Baca juga : Luncurkan Aplikasi Jalan Cantik, DPU Pastikan Jateng Tanpa Lubang


Bagikan :

YOGYAKARTA - Siapa bilang media massa tidak boleh melakukan provokasi. Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo justru berharap semua media melakukan provokasi kepada masyarakat.

Jangan salah, provokasi yang disampaikan Ganjar saat memberikan sambutan Road to Glory HUT ke-11 dan peluncuran logo baru JPNN.com di UC Kafe & Resto Yogyakarta, Minggu (25/8/2019) itu dalam makna yang positif. Provokasi seperti semangat, gotong royong dan toleransi harus terus digaungkan.

"Media harus melakukan provokasi kepada masyarakat. Apa itu, ya provokasi semangat, provokasi gotong royong, persatuan, toleransi. Kalau provokasi yang menyebabkan perpecahan, ya jangan," kata Ganjar.

Ganjar menerangkan, sebagai sumber informasi yang banyak menjadi rujukan masyarakat, media massa tidak boleh menyebarkan informasi yang dapat memecah belah masyarakat. Selalu ada kepentingan nasional yang dikedepankan dalam proses penyebaran informasi.

"Tentu informasi yang mendidik, menghibur dan mencerahkan sangat dibutuhkan. Kritik boleh, namun demi tujuan yang lebih baik," tegasnya.

Ganjar juga menyoroti bagaimana media massa saat ini cenderung fokus pada titik-titik pusat pemerintahan. Padahal menurutnya, banyak kisah inspiratif, inovasi dan kreasi masyarakat di daerah pinggiran yang belum diungkap.

"Cerita seni budaya, kreasi dan inovasi dari daerah-daerah terpencil masih kurang terekspos. Sebagian besar media kita masih fokus memberitakan di center area. Padahal, ada banyak orang-orang yang berjuang di daerah terpencil yang patut diberitakan sebagai upaya provokasi dalam hal positif itu," tegasnya.

Ia berharap, JPNN.com mampu menjadi media yang dapat memprovokasi kebaikan-kebaikan pada masyarakat. Sekaligus, menjadi media terpercaya yang selalu memberikan informasi aktual, faktual dan melawan penyebaran berita bohong.

Dalam acara tersebut, selain Ganjar ada sejumlah tokoh pers juga hadir. Diantaranya  Wakil Ketua Dewan Pers, Hendry Chairudin Bangun, budayawan Butet Kertaradjasa dan tokoh lainnya.

Dalam sambutannya, Hendry mengatakan bahwa tantangan media dewasa ini memang sangat berat, khususnya bagi media konvensional seperti media cetak. Perkembangan teknologi yang sangat pesat membuat media cetak semakin tergerus dan beralih ke media online.

"Namun tidak sedikit pula media online di Indonesia ini yang tidak jelas atau bahkan abal-abal.  Kami di Dewan Pers menerima banyak sekali pengaduan terkait media abal-abal ini. Ini semua harus dilawan, dengan cara keterlibatan media online yang benar-benar kredibel dan terpercaya, agar tingkat kepercayaan publik terhadap media di Indonesia semakin baik," ucapnya.

 

Baca juga : Luncurkan Aplikasi Jalan Cantik, DPU Pastikan Jateng Tanpa Lubang


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu