Follow Us :              

Habib Umar Bin Hafidz Kagumi Bahasa Daerah Jateng

  26 September 2019  |   11:00:00  |   dibaca : 9536 
Kategori :
Bagikan :


Habib Umar Bin Hafidz Kagumi Bahasa Daerah Jateng

26 September 2019 | 11:00:00 | dibaca : 9536
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Ulama kharismatik asal Yaman, Alhabib Umar Bin Hafidz mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atas upayanya dalam menjaga dan melestarikan bahasa daerah. Menurutnya, kalimat bahasa Jawa Tengah sarat dengan kesantunan, budi pekerti luhur, dan mengandung penghormatan kepada orang lain.

Menurut Habib Umar, pesan yang disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan dalam bahasa Jawa Tengah, menunjukkan suatu penghormatan kepada orang lain dan akhlaqul karimah. Selain itu, dalam bahasa daerah juga diajarkan bagaimana memilih kata-kata, baik ucapan untuk menyapa atau berkomunikasi dengan orang sebaya, lebih tua, atau lebih muda. 

"Saya mengapresiasi apa yang disampaikan oleh Wakil Gubernur, saat berbincang menggunakan bahasa daerah. Ucapannya mengandung budi pekerti, bagaimana memilih kata-kata yang diucapkan kepada orang-orang yang sebaya, lebih tua, atau lebih muda memberikan makna kasih sayang, penghormatan, dan akhlaqul karimah. Hal itu sejalan dengan perintah Rasulullah dan tidak bertentangan dengan Islam," kata Habib Umar saat menyampaikan tauziah Tabliq Akbar Kebangsaan di Makodam IV/ Diponegoro, Kamis (26/9/2019).

Pada tabliq akbar bertajuk "Sinergitas TNI, Polri, dan ASN dalam Memelihara Persatuan dan Kesatuan Bangsa itu, Habib Umar menjelaskan, sesuai dengan firman Allah tentang bagaimana harusnya manusia berucap, bahwa yang diucapkan haruslah kata-kata yang luhur dan jangan keliru dalam memilih kata-kata yang terbaik. Selain itu Rasulullah bersabda, tidak termasuk golongan kami jika seseorang itu tidak menghargai orang yang lebih tua dan tidak menyayangi yang lebih muda, serta menghormati tokoh-tokoh.

Dalam kesempatan tersebut, Habib Umar mendukung persatuan, kerja sama, dan solidaritas antara kepolisian, TNI, dan pemerintah. Karena dengan kerja sama yang solid akan menggagalkan misi-misi busuk yang ingin memecah belah negeri maupun daerah. Dengan persatuan tiga pilar ini, akan menyebabkan marahnya orang-orang atau kelompok yang menginginkan hancurnya NKRI. 

"Berkumpul dan bersatunya kita di tempat ini direstui oleh setiap orang yang berakal dan kalangan orang-orang yang beriman. Orang-orang yang berakal sehat pasti setuju dengan berkumpulnya kita saat ini. Selain itu, apabila tiga pilar ini bersatu padu, juga membawa para kiai dan ulama yang lurus yang bagus untuk bermusyawarah bersama dan selalu berpikir bagaimana bisa mendatangkan kemaslahatan kepada semuanya dan mendatangkan kebaikan kepada keseluruhannya," bebernya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, apabila orang-orang beraktivitas dan aktivitasnya menyebabkan perpecahan dan menyebabkan hilangnya kerukunan di negeri atau di wilayah manapun, maka mereka merupakan tentaranya iblis. Menurutnya, problem-problem yang menyebabkan kedengkian dan kebencian di tengah masyarakat itu ada dua solusinya, yakni niat serta cara bersikap dan berinteraksi dengan masyarakat.

Habib Umar menambahkan, tidak kalah penting adalah hilangkan kefanatikan dalam berbagai hal. Diantaranya fanatik terhadap partai politik, fanatik pada etnis, dan sara semuanya harus dijauhkan. Karena akibat kefanatikan akan menimbulkan tidak saling menghargai satu sama lain dan tidak menghormati kepada masyarakat atau orang-orang di sekitarnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dalam sambutannya yang dibuka dengan bahasa Jawa Tengah mengatakan, sengaja menggunakan bahasa Jawa krama pada tabliq akbar yang juga dihadiri sejumlah ulama dari berbagai daerah di Tanah Air dan Yaman, karena sesuai Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 430/9525 tertanggal 7 Oktober 2014 tentang Penggunaan Bahasa Jawa untuk Komunikasi Lisan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jateng setiap Kamis.

"Penggunaan bahasa Jawa perlu kembali digalakkan untuk menjaga dan memelihara kelestarian budaya daerah. Tetapi saya menggunakan bahasa Jawa hanya pada pembukaan sambutan, untuk seterusnya akan menggubakan bahasa Indonesia," ujarnya.

Menurut Taj Yasin, kehadiran ulama dari Yaman di Jawa Tengah, akan menyegarkan kembali Tanah Air yang ribuan tahun silam didatangi para dai dan ulama dari negara-negara Timur Tengah yang menebarkan rahmat dan kasih sayang kepada masyarakat Indonesia.

"Sehingga yang sebelumnya tidak kenal Islam menjadi tahu dan mencintai Islam. Kami berharap nasihat dan pencerahan dari Habib Umar, sehingga kita semua menjadi satu kesatuan dalam bingkai NKRI," pintanya.


Bagikan :

SEMARANG - Ulama kharismatik asal Yaman, Alhabib Umar Bin Hafidz mengapresiasi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah atas upayanya dalam menjaga dan melestarikan bahasa daerah. Menurutnya, kalimat bahasa Jawa Tengah sarat dengan kesantunan, budi pekerti luhur, dan mengandung penghormatan kepada orang lain.

Menurut Habib Umar, pesan yang disampaikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat memberi sambutan dalam bahasa Jawa Tengah, menunjukkan suatu penghormatan kepada orang lain dan akhlaqul karimah. Selain itu, dalam bahasa daerah juga diajarkan bagaimana memilih kata-kata, baik ucapan untuk menyapa atau berkomunikasi dengan orang sebaya, lebih tua, atau lebih muda. 

"Saya mengapresiasi apa yang disampaikan oleh Wakil Gubernur, saat berbincang menggunakan bahasa daerah. Ucapannya mengandung budi pekerti, bagaimana memilih kata-kata yang diucapkan kepada orang-orang yang sebaya, lebih tua, atau lebih muda memberikan makna kasih sayang, penghormatan, dan akhlaqul karimah. Hal itu sejalan dengan perintah Rasulullah dan tidak bertentangan dengan Islam," kata Habib Umar saat menyampaikan tauziah Tabliq Akbar Kebangsaan di Makodam IV/ Diponegoro, Kamis (26/9/2019).

Pada tabliq akbar bertajuk "Sinergitas TNI, Polri, dan ASN dalam Memelihara Persatuan dan Kesatuan Bangsa itu, Habib Umar menjelaskan, sesuai dengan firman Allah tentang bagaimana harusnya manusia berucap, bahwa yang diucapkan haruslah kata-kata yang luhur dan jangan keliru dalam memilih kata-kata yang terbaik. Selain itu Rasulullah bersabda, tidak termasuk golongan kami jika seseorang itu tidak menghargai orang yang lebih tua dan tidak menyayangi yang lebih muda, serta menghormati tokoh-tokoh.

Dalam kesempatan tersebut, Habib Umar mendukung persatuan, kerja sama, dan solidaritas antara kepolisian, TNI, dan pemerintah. Karena dengan kerja sama yang solid akan menggagalkan misi-misi busuk yang ingin memecah belah negeri maupun daerah. Dengan persatuan tiga pilar ini, akan menyebabkan marahnya orang-orang atau kelompok yang menginginkan hancurnya NKRI. 

"Berkumpul dan bersatunya kita di tempat ini direstui oleh setiap orang yang berakal dan kalangan orang-orang yang beriman. Orang-orang yang berakal sehat pasti setuju dengan berkumpulnya kita saat ini. Selain itu, apabila tiga pilar ini bersatu padu, juga membawa para kiai dan ulama yang lurus yang bagus untuk bermusyawarah bersama dan selalu berpikir bagaimana bisa mendatangkan kemaslahatan kepada semuanya dan mendatangkan kebaikan kepada keseluruhannya," bebernya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, apabila orang-orang beraktivitas dan aktivitasnya menyebabkan perpecahan dan menyebabkan hilangnya kerukunan di negeri atau di wilayah manapun, maka mereka merupakan tentaranya iblis. Menurutnya, problem-problem yang menyebabkan kedengkian dan kebencian di tengah masyarakat itu ada dua solusinya, yakni niat serta cara bersikap dan berinteraksi dengan masyarakat.

Habib Umar menambahkan, tidak kalah penting adalah hilangkan kefanatikan dalam berbagai hal. Diantaranya fanatik terhadap partai politik, fanatik pada etnis, dan sara semuanya harus dijauhkan. Karena akibat kefanatikan akan menimbulkan tidak saling menghargai satu sama lain dan tidak menghormati kepada masyarakat atau orang-orang di sekitarnya.

Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen dalam sambutannya yang dibuka dengan bahasa Jawa Tengah mengatakan, sengaja menggunakan bahasa Jawa krama pada tabliq akbar yang juga dihadiri sejumlah ulama dari berbagai daerah di Tanah Air dan Yaman, karena sesuai Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 430/9525 tertanggal 7 Oktober 2014 tentang Penggunaan Bahasa Jawa untuk Komunikasi Lisan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jateng setiap Kamis.

"Penggunaan bahasa Jawa perlu kembali digalakkan untuk menjaga dan memelihara kelestarian budaya daerah. Tetapi saya menggunakan bahasa Jawa hanya pada pembukaan sambutan, untuk seterusnya akan menggubakan bahasa Indonesia," ujarnya.

Menurut Taj Yasin, kehadiran ulama dari Yaman di Jawa Tengah, akan menyegarkan kembali Tanah Air yang ribuan tahun silam didatangi para dai dan ulama dari negara-negara Timur Tengah yang menebarkan rahmat dan kasih sayang kepada masyarakat Indonesia.

"Sehingga yang sebelumnya tidak kenal Islam menjadi tahu dan mencintai Islam. Kami berharap nasihat dan pencerahan dari Habib Umar, sehingga kita semua menjadi satu kesatuan dalam bingkai NKRI," pintanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu