Follow Us :              

Mitigasi Bencana Musim Penghujan, Pemprov Jateng Siapkan Rp 23 Miliar

  30 October 2019  |   10:00:00  |   dibaca : 448 
Kategori :
Bagikan :


Mitigasi Bencana Musim Penghujan, Pemprov Jateng Siapkan Rp 23 Miliar

30 October 2019 | 10:00:00 | dibaca : 448
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan anggaran senilai Rp 23 miliar guna mitigasi bencana di musim penghujan. Anggaran disiapkan melalui dana bantuan tak terduga Gubernur Jawa Tengah TA 2019. 

Musim penghujan diperkirakan datang pada awal November mendatang. Puncaknya, akan berbeda di sejumlah wilayah yakni antara bulan Januari hingga Februari 2020. Sejumlah bencana yang perlu diwaspadai pada musim penghujan adalah bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.  

Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah Sudaryanto mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi menghadapi musim penghujan. Bahkan mitigasi sudah dimulai sejak peralihan musim yang juga banyak menimbulkan bencana. 

"Saat ini beberapa wilayah sudah mulai masuk musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, jadi perlu diwaspadai cuaca ekstrem seperti angin kencang, petir dan curah hujan tinggi dalam waktu singkat," ujarnya. 

Dampak pancaroba, pada 20-21 Oktober telah terjadi angin puting beliung dan terdapat 126 rumah di 82 desa mengalami rusak berat. Desa tersebut berada di 9 kabupaten yakni Kabupaten Wonosobo, Brebes, Magelang, Boyolali, Tegal, Banjarnegara, Batang, Karanganyar dan Wonogiri. 

Sudaryanto menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan seluruh BPBD kabupaten/kota terkait kesiapan menghadapi musim penghujan maupun pergantian musim seperti sekarang ini. Antisipasi yang dilakukan antara lain memperbarui inventarisasi data rawan bencana banjir dan tanah longsor di 35 kabupaten/kota. 

Selain itu juga mempersiapkan sarana, prasarana dan logistik bencana serta menggelar apel siaga bencana seperti bersih-bersih sungai, saluran dan lingkungan. Gerakan ini dilakukan di seluruh wilayah Jawa Tengah dengan menggandeng pihak-pihak terkait. 

"Kami juga sudah mengidentifikasi tanggul-tanggul kritis dan melaporkan pada Kementerian PU/satker BBWS. Selain itu juga menyiapkan posko dan mempublikasikan nomor posko siaga untuk memudahkan warga menghubungi," tambahnya. 

Sementara itu terkait dengan evaluasi musim kemarau yang cukup panjang. Terdapat 26 Kab/Kota terdampak dari kebakaran lahan dan hutan. BPBD Provinsi Jawa Tengah mencatat, 116 Ha lahan persawahan terbakar dan 1.720 Ha lahan hutan terbakar. 

“Kebakaran hutan dan lahan di Jawa Tengah memang cukup banyak sebagai dampak musim kemarau yang relatif panjang dan kering di tahun ini. Salah satu upaya yang dilakukan oleh BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota untuk  meminimalisir dampak kekeringan adalah dengan melakukan droping air bersih dan upaya cepat memadamkan api pada kebakaran,” katanya. 

Hingga 24 Oktober, BPBD Provinsi Jawa Tengah telah menyalurkan 1.090 tangki air ke 9 Kabupaten  terdampak kekeringan yang telah mengajukan permohonan bantuan tangki air. Sedangkan total tangki air yang tersalurkan adalah  26.117 tangki air, termasuk dari BPBD Kabupaten/Kota, bantuan CSR dan lainnya. 

Bagi warga yang ingin menghubungi BPBD Jateng terkait laporan bencana, disiapkan posko selama 24 jam yang dapat diakses melalui berbagai saluran antara lain SMS di nomor 081 21556 495, Whatapps 088 1380 9409, Telp/faks 024-3562293 dan Website www.bpbd.jatengprov.go.id.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan anggaran senilai Rp 23 miliar guna mitigasi bencana di musim penghujan. Anggaran disiapkan melalui dana bantuan tak terduga Gubernur Jawa Tengah TA 2019. 

Musim penghujan diperkirakan datang pada awal November mendatang. Puncaknya, akan berbeda di sejumlah wilayah yakni antara bulan Januari hingga Februari 2020. Sejumlah bencana yang perlu diwaspadai pada musim penghujan adalah bencana banjir, tanah longsor dan angin puting beliung.  

Kepala BPBD Provinsi Jawa Tengah Sudaryanto mengatakan pihaknya telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi menghadapi musim penghujan. Bahkan mitigasi sudah dimulai sejak peralihan musim yang juga banyak menimbulkan bencana. 

"Saat ini beberapa wilayah sudah mulai masuk musim pancaroba atau peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, jadi perlu diwaspadai cuaca ekstrem seperti angin kencang, petir dan curah hujan tinggi dalam waktu singkat," ujarnya. 

Dampak pancaroba, pada 20-21 Oktober telah terjadi angin puting beliung dan terdapat 126 rumah di 82 desa mengalami rusak berat. Desa tersebut berada di 9 kabupaten yakni Kabupaten Wonosobo, Brebes, Magelang, Boyolali, Tegal, Banjarnegara, Batang, Karanganyar dan Wonogiri. 

Sudaryanto menambahkan, pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan seluruh BPBD kabupaten/kota terkait kesiapan menghadapi musim penghujan maupun pergantian musim seperti sekarang ini. Antisipasi yang dilakukan antara lain memperbarui inventarisasi data rawan bencana banjir dan tanah longsor di 35 kabupaten/kota. 

Selain itu juga mempersiapkan sarana, prasarana dan logistik bencana serta menggelar apel siaga bencana seperti bersih-bersih sungai, saluran dan lingkungan. Gerakan ini dilakukan di seluruh wilayah Jawa Tengah dengan menggandeng pihak-pihak terkait. 

"Kami juga sudah mengidentifikasi tanggul-tanggul kritis dan melaporkan pada Kementerian PU/satker BBWS. Selain itu juga menyiapkan posko dan mempublikasikan nomor posko siaga untuk memudahkan warga menghubungi," tambahnya. 

Sementara itu terkait dengan evaluasi musim kemarau yang cukup panjang. Terdapat 26 Kab/Kota terdampak dari kebakaran lahan dan hutan. BPBD Provinsi Jawa Tengah mencatat, 116 Ha lahan persawahan terbakar dan 1.720 Ha lahan hutan terbakar. 

“Kebakaran hutan dan lahan di Jawa Tengah memang cukup banyak sebagai dampak musim kemarau yang relatif panjang dan kering di tahun ini. Salah satu upaya yang dilakukan oleh BPBD Provinsi dan BPBD Kabupaten/Kota untuk  meminimalisir dampak kekeringan adalah dengan melakukan droping air bersih dan upaya cepat memadamkan api pada kebakaran,” katanya. 

Hingga 24 Oktober, BPBD Provinsi Jawa Tengah telah menyalurkan 1.090 tangki air ke 9 Kabupaten  terdampak kekeringan yang telah mengajukan permohonan bantuan tangki air. Sedangkan total tangki air yang tersalurkan adalah  26.117 tangki air, termasuk dari BPBD Kabupaten/Kota, bantuan CSR dan lainnya. 

Bagi warga yang ingin menghubungi BPBD Jateng terkait laporan bencana, disiapkan posko selama 24 jam yang dapat diakses melalui berbagai saluran antara lain SMS di nomor 081 21556 495, Whatapps 088 1380 9409, Telp/faks 024-3562293 dan Website www.bpbd.jatengprov.go.id.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu