Follow Us :              

Saatnya Buah Lokal jadi Komoditas Unggulan

  07 March 2020  |   08:00:00  |   dibaca : 4885 
Kategori :
Bagikan :


Saatnya Buah Lokal jadi Komoditas Unggulan

07 March 2020 | 08:00:00 | dibaca : 4885
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

KAB. SEMARANG -  Di tengah isu mewabahnya virus corona, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai ini menjadi saat yang tepat mendigdayakan buah lokal Jawa Tengah sebagai komoditas unggulan, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. 

"Sudah saatnya buah-buah lokal kita untuk konsumsi sendiri. Tapi kualitas dan kuantitas harus ditingkatkan, dan ini tugas pemerintah untuk mendampingi agar kemudian ini bisa kita jadikan komoditas unggulan yang bisa membuat neraca dagang kita positif," kata Ganjar usai membuka Festival Buah Jawa Tengah 2020 di Alun-alun Bung Karno, Ungaran, Kabupaten Semarang, Sabtu (7/3/2020).

Ganjar mengatakan, beberapa buah lokal Jawa Tengah dan Nusantara menjadi buruan pelaku pasar di luar negeri, misalnya manga dan rambutan di Rusia, juga buah naga dan manggis yang telah masuk di  pasar di Jerman.

“Ada juga buah-buahan asli Indonesia yang menjadi barang mahal dan dicari-cari karena eksotis dan unik. Buah durian yang ada di berbagai daerah dengan bermacam-macam rasa juga disukai. Ini baru buahnya, belum bicara soal olahannya. Jadi potensi buah kita sangat luar biasa. Festival seperti ini juga menjadi ruang pameran untuk menunjukkan kepada publik bagaimana kemampuan kita soal buah-buahan," katanya.

Untuk makin memikat pasar mancanegara, Ganjar mendorong agar ada storytelling seputar khasiat kesehatan buah lokal Jawa Tengah. Menurutnya, ini akan menjadi komoditas bernilai jual yang sangat tinggi. 

"Maka sekarang mulai dimunculkan buah-buah tropis dan eksotis yang kita miliki. Jadi mereka melihat ‘oh ada to buah ini’, ‘oh ada manfaatnya bagi kesehatan’, ‘oh unik to’. Unik ini hanya ada di tempat-tempat atau negara tertentu, ini akan menjadi komoditas dengan nilai jual tinggi. Contohnya saja manggis, permintaannya sangat luar biasa. Jangankan buah manggisnya, kulitnya saja sekarang diserbu untuk dijadikan obat," imbuh Ganjar.

Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman, mengatakan Jawa Tengah menjadi penyumbang produksi buah nasional sebanyak 12 persen. Pada tahun ini Kementerian Pertanian menggelontorkan dana sekitar Rp 81 miliar untuk Jawa Tengah yang menjadi prioritas utama dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern serta meningkatkan produksi dan ekspor.


"Kami melakukan upaya untuk meningkatkan daya saing. Pada tahun 2020 ini kami mulai mengembangkan buah-buah yang targetnya harus ekspor. Oleh karena itu skala yang kita kembangkan langsung skala ekonomi. Tidak lagi spot kecil-kecil tetapi langsung ratusan hektare sehingga lebih efisien dan berdaya saing," kata Liferdi.


Bagikan :

KAB. SEMARANG -  Di tengah isu mewabahnya virus corona, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menilai ini menjadi saat yang tepat mendigdayakan buah lokal Jawa Tengah sebagai komoditas unggulan, baik untuk konsumsi dalam negeri maupun ekspor. 

"Sudah saatnya buah-buah lokal kita untuk konsumsi sendiri. Tapi kualitas dan kuantitas harus ditingkatkan, dan ini tugas pemerintah untuk mendampingi agar kemudian ini bisa kita jadikan komoditas unggulan yang bisa membuat neraca dagang kita positif," kata Ganjar usai membuka Festival Buah Jawa Tengah 2020 di Alun-alun Bung Karno, Ungaran, Kabupaten Semarang, Sabtu (7/3/2020).

Ganjar mengatakan, beberapa buah lokal Jawa Tengah dan Nusantara menjadi buruan pelaku pasar di luar negeri, misalnya manga dan rambutan di Rusia, juga buah naga dan manggis yang telah masuk di  pasar di Jerman.

“Ada juga buah-buahan asli Indonesia yang menjadi barang mahal dan dicari-cari karena eksotis dan unik. Buah durian yang ada di berbagai daerah dengan bermacam-macam rasa juga disukai. Ini baru buahnya, belum bicara soal olahannya. Jadi potensi buah kita sangat luar biasa. Festival seperti ini juga menjadi ruang pameran untuk menunjukkan kepada publik bagaimana kemampuan kita soal buah-buahan," katanya.

Untuk makin memikat pasar mancanegara, Ganjar mendorong agar ada storytelling seputar khasiat kesehatan buah lokal Jawa Tengah. Menurutnya, ini akan menjadi komoditas bernilai jual yang sangat tinggi. 

"Maka sekarang mulai dimunculkan buah-buah tropis dan eksotis yang kita miliki. Jadi mereka melihat ‘oh ada to buah ini’, ‘oh ada manfaatnya bagi kesehatan’, ‘oh unik to’. Unik ini hanya ada di tempat-tempat atau negara tertentu, ini akan menjadi komoditas dengan nilai jual tinggi. Contohnya saja manggis, permintaannya sangat luar biasa. Jangankan buah manggisnya, kulitnya saja sekarang diserbu untuk dijadikan obat," imbuh Ganjar.

Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman, mengatakan Jawa Tengah menjadi penyumbang produksi buah nasional sebanyak 12 persen. Pada tahun ini Kementerian Pertanian menggelontorkan dana sekitar Rp 81 miliar untuk Jawa Tengah yang menjadi prioritas utama dalam mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern serta meningkatkan produksi dan ekspor.


"Kami melakukan upaya untuk meningkatkan daya saing. Pada tahun 2020 ini kami mulai mengembangkan buah-buah yang targetnya harus ekspor. Oleh karena itu skala yang kita kembangkan langsung skala ekonomi. Tidak lagi spot kecil-kecil tetapi langsung ratusan hektare sehingga lebih efisien dan berdaya saing," kata Liferdi.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu