Follow Us :              

Wagub : Covid-19, UMKM Bisa Genjot Produk Herbal

  18 March 2020  |   17:00:00  |   dibaca : 1621 
Kategori :
Bagikan :


Wagub : Covid-19, UMKM Bisa Genjot Produk Herbal

18 March 2020 | 17:00:00 | dibaca : 1621
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat memanfaatkan dampak wabah virus corona dengan menggenjot produk lokal untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.

"Wabah Covid-19 telah mempengaruhi perekonomian dalam negeri maupun negara-negara lain di belahan dunia. Pasokan bahan baku impor berkurang sehinga mengganggu produktivitas perusahaan di Jateng, demikian pula ekspor juga mengalami gangguan karena negara-negara tujuan membatasi ekspor," ujar Taj Yasin saat talkshow program Tokoh Inspirasi Jawa Tengah di Studio TVRI Semarang, Rabu (18/3/2020).

Menurutnya, kondisi terganggunya impor dapat dimanfaatkan oleh UMKM di Jateng. Terutama impor bahan pangan seperti buah-buahan, sayuran, dan rempah-rempah dengan menggenjot produk lokal. Terlebih saat ini permintaan jamu herbal berbahan dasar rempah-rempah seperti kunyit, jahe, kencur, temulawak dan jenis empon-empon lainnya meroket. 

"Karena virus corona belum ada vaksinnya, maka salah satu upaya meningkatkan daya tahan tubuh, adalah mengkonsumsi makanan yang bergizi. Di antaranya mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, serta minum jamu tradisional. Kebutuhan bahan jamu trasisional ini membuka kesempatan atau peluang UMKM semakin meningkatan penjualan produk herbal," jelasnya.

Selain produk herbal, buah-buahan, dan sayuran, kata dia, komoditas lokal yang dapat meningkat produksi dan penjualannya di tengah serangan virus corona adalah gula semut yang banyak diproduksi oleh UMKM di Jateng wilayah selatan atau Banyumas dan sekitarnya. Gula kristal berbahan nira kelapa itu dapat menjadi pengganti gula kristal putih yang selama ini didatangkan dari luar negeri. 

"Gula semut ini sudah diekspor ke berbagai negara. Gula dari aren kelapa ini tidak kalah manisnya dengan gula putih impor. Gula semut bisa untuk pemanis kopi, teh, maupun campuran makanan ringan dan lainnya," ujarnya.

Pada talkshow bertajuk Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan di Jawa Tengah tersebut, Taj Yasin juga mendorong UMKM di lingkungan pondok pesantren semakin mengembangkan usaha di berbagai bidang. Seperti ponpes di Tegal yang mengolah air bersih menjadi air mineral dalam kemasan dan ponpes di Bangsri Jepara yang memproduksi aneka makanan ringan. 

"Pemasaran produk UMKM kedua ponpes itu sudah ke beberapa daerah karena sudah mengantongi izin IPRT dan sertivikat halal. Atas dampingan Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, tidak sedikit UMKM di lingkungan ponpes yang semakin maju dan berkembang, sehingga kesejahteraan santri dan masyarakat sekitar ponpes kian meningkat," terangnya.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen mengatakan, para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dapat memanfaatkan dampak wabah virus corona dengan menggenjot produk lokal untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat.

"Wabah Covid-19 telah mempengaruhi perekonomian dalam negeri maupun negara-negara lain di belahan dunia. Pasokan bahan baku impor berkurang sehinga mengganggu produktivitas perusahaan di Jateng, demikian pula ekspor juga mengalami gangguan karena negara-negara tujuan membatasi ekspor," ujar Taj Yasin saat talkshow program Tokoh Inspirasi Jawa Tengah di Studio TVRI Semarang, Rabu (18/3/2020).

Menurutnya, kondisi terganggunya impor dapat dimanfaatkan oleh UMKM di Jateng. Terutama impor bahan pangan seperti buah-buahan, sayuran, dan rempah-rempah dengan menggenjot produk lokal. Terlebih saat ini permintaan jamu herbal berbahan dasar rempah-rempah seperti kunyit, jahe, kencur, temulawak dan jenis empon-empon lainnya meroket. 

"Karena virus corona belum ada vaksinnya, maka salah satu upaya meningkatkan daya tahan tubuh, adalah mengkonsumsi makanan yang bergizi. Di antaranya mengkonsumsi buah-buahan, sayuran, serta minum jamu tradisional. Kebutuhan bahan jamu trasisional ini membuka kesempatan atau peluang UMKM semakin meningkatan penjualan produk herbal," jelasnya.

Selain produk herbal, buah-buahan, dan sayuran, kata dia, komoditas lokal yang dapat meningkat produksi dan penjualannya di tengah serangan virus corona adalah gula semut yang banyak diproduksi oleh UMKM di Jateng wilayah selatan atau Banyumas dan sekitarnya. Gula kristal berbahan nira kelapa itu dapat menjadi pengganti gula kristal putih yang selama ini didatangkan dari luar negeri. 

"Gula semut ini sudah diekspor ke berbagai negara. Gula dari aren kelapa ini tidak kalah manisnya dengan gula putih impor. Gula semut bisa untuk pemanis kopi, teh, maupun campuran makanan ringan dan lainnya," ujarnya.

Pada talkshow bertajuk Pertumbuhan Ekonomi dan Pengentasan Kemiskinan di Jawa Tengah tersebut, Taj Yasin juga mendorong UMKM di lingkungan pondok pesantren semakin mengembangkan usaha di berbagai bidang. Seperti ponpes di Tegal yang mengolah air bersih menjadi air mineral dalam kemasan dan ponpes di Bangsri Jepara yang memproduksi aneka makanan ringan. 

"Pemasaran produk UMKM kedua ponpes itu sudah ke beberapa daerah karena sudah mengantongi izin IPRT dan sertivikat halal. Atas dampingan Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, tidak sedikit UMKM di lingkungan ponpes yang semakin maju dan berkembang, sehingga kesejahteraan santri dan masyarakat sekitar ponpes kian meningkat," terangnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu