Follow Us :              

Pahami Social Distancing, Tapi Tak Mudah Melakukannya

  04 April 2020  |   11:00:00  |   dibaca : 1360 
Kategori :
Bagikan :


Pahami Social Distancing, Tapi Tak Mudah Melakukannya

04 April 2020 | 11:00:00 | dibaca : 1360
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Sejak ditemukannya kasus virus corona di Indonesia, pemerintah gencar mensosialisasikan social distancing dan physical distancing, atau menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain.

Cara itu menjadi bentuk usaha non-farmasi untuk mengontrol penyebaran wabah covid-19 dan dianggap efektif karena penularannya bukan dari udara. 

Setelah sekitar satu bulan istilah social distancing sering muncul, hampir seluruh kalangan masyarakat paham dengan tindakan yang harus dilakukan.

Namun, dalam kenyataannya, social distancing tidak mudah dilakukan. Bisa karena pekerjaan, ataupun kedekatan hubungan dengan seseorang. Seperti yang diungkapkan warga Kota Semarang bernama Sumartini.

"Kalau ndak kenal, kita takut sekarang buat dekat-dekat. Tapi kalau sama saudara, ya nggak usah jauh-jauh. Kita kan kenal dia," ujar ibu dua anak itu saat ditemui pada kegiatan pembagian makan siang gratis di depan Kantor Gubernur, Sabtu (4/4/2020).

Umi, warga Purwodadi, sepakat dengan yang disampaikan Sumartini. Dia yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di Kawasan Simpang Lima Semarang menuturkan, jika tidak kenal dengan seseorang, maka saat berinteraksi harus menggunakan masker dan menjaga jarak. Tetapi apabila sudah kenal, berdekatan pun tidak terlalu dirisaukan olehnya. 

"Kalau kenal, kita tahu dia sedang sakit atau tidak," ujarnya.

Sementara itu, Nur,.warga Lempongsari Semarang mengatakan, agar tidak tertular virus corona, yang terpenting setiap individu bisa menjaga diri. Caranya dengan menjaga hidup bersih dan menjaga jarak saat berkomunikasi dengan orang lain.

"Yang penting kita bisa menjaga diri. Artinya, menjaga hidup bersih dan bisa menjaga jarak aman, " katanya.

Nur menambahkan, dia berterima kasih atas penyelenggaraan kegiatan pembagian nasi kotak gratis oleh Pemprov Jawa Tengah. Bantuan itu meringankan pengeluarannya yang hanya bekerja sebagai tukang parkir. Namun, dia akan lebih senang, apabila pemerintah juga memberi bantuan berupa paket sembako.

"Sejak Kawasan Simpang Lima ditutup pada malam hari, penghasilan saya juga hilang. Saya ingin pemerintah juga memberikan bantuan sembako, " harapnya.


Bagikan :

SEMARANG - Sejak ditemukannya kasus virus corona di Indonesia, pemerintah gencar mensosialisasikan social distancing dan physical distancing, atau menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain.

Cara itu menjadi bentuk usaha non-farmasi untuk mengontrol penyebaran wabah covid-19 dan dianggap efektif karena penularannya bukan dari udara. 

Setelah sekitar satu bulan istilah social distancing sering muncul, hampir seluruh kalangan masyarakat paham dengan tindakan yang harus dilakukan.

Namun, dalam kenyataannya, social distancing tidak mudah dilakukan. Bisa karena pekerjaan, ataupun kedekatan hubungan dengan seseorang. Seperti yang diungkapkan warga Kota Semarang bernama Sumartini.

"Kalau ndak kenal, kita takut sekarang buat dekat-dekat. Tapi kalau sama saudara, ya nggak usah jauh-jauh. Kita kan kenal dia," ujar ibu dua anak itu saat ditemui pada kegiatan pembagian makan siang gratis di depan Kantor Gubernur, Sabtu (4/4/2020).

Umi, warga Purwodadi, sepakat dengan yang disampaikan Sumartini. Dia yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di Kawasan Simpang Lima Semarang menuturkan, jika tidak kenal dengan seseorang, maka saat berinteraksi harus menggunakan masker dan menjaga jarak. Tetapi apabila sudah kenal, berdekatan pun tidak terlalu dirisaukan olehnya. 

"Kalau kenal, kita tahu dia sedang sakit atau tidak," ujarnya.

Sementara itu, Nur,.warga Lempongsari Semarang mengatakan, agar tidak tertular virus corona, yang terpenting setiap individu bisa menjaga diri. Caranya dengan menjaga hidup bersih dan menjaga jarak saat berkomunikasi dengan orang lain.

"Yang penting kita bisa menjaga diri. Artinya, menjaga hidup bersih dan bisa menjaga jarak aman, " katanya.

Nur menambahkan, dia berterima kasih atas penyelenggaraan kegiatan pembagian nasi kotak gratis oleh Pemprov Jawa Tengah. Bantuan itu meringankan pengeluarannya yang hanya bekerja sebagai tukang parkir. Namun, dia akan lebih senang, apabila pemerintah juga memberi bantuan berupa paket sembako.

"Sejak Kawasan Simpang Lima ditutup pada malam hari, penghasilan saya juga hilang. Saya ingin pemerintah juga memberikan bantuan sembako, " harapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu