Follow Us :              

Ditemui Gabungan Pengusaha Asal Taiwan, Ganjar Minta Perusahaan Tak PHK Karyawan

  20 April 2020  |   10:00:00  |   dibaca : 2485 
Kategori :
Bagikan :


Ditemui Gabungan Pengusaha Asal Taiwan, Ganjar Minta Perusahaan Tak PHK Karyawan

20 April 2020 | 10:00:00 | dibaca : 2485
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG – Di tengah kondisi perekonomian yang turun karena wabah covid-19, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para pengusaha di Jawa Tengah tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerjanya.

Dia meminta para pengusaha mengupayakan alternatif solusi selain PHK. Ini disampaikan Ganjar saat menerima bantuan 2.150 alat pelindung diri (APD) dari para pengusaha asal Taiwan yang tergabung dalam Taiwan Business Club Central Java, Senin (20/4/2020), di rumah dinas Gubernur Jateng.

"Saya titip nasib para karyawan. Kalau bisa jangan ada PHK. Meskipun kondisi sekarang seperti ini, semua harus dikomunikasikan baik-baik antara perusahaan dan karyawan. Boleh mengurangi jam kerja, tapi tolong jangan ada PHK," kata Ganjar.

Pengelola perusahaan, lanjut Ganjar, diminta membuka ruang komunikasi dengan para karyawan tentang kondisi masing-masing. Perusahan yang masih bagus dan bisa berjalan, diharapkan tetap mempertahankan karyawan. 

"Namun bagi mereka yang sudah merugi, maka harus ada pembicaraan dan duduk bersama dengan karyawan untuk menyelesaikan. Semua harus dibicarakan baik-baik, tidak ada yang saling memaksakan," tandasnya.

Menurut dia, banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk tetap eksis di tengah gempuran wabah covid-19. Salah satunya adalah menangkap peluang untuk beralih produksi dari garmen menjadi APD.

"Misalnya perusahaan garmen, di Jateng ini kan banyak. Maka saya dorong untuk merubah strategi bisnisnya dengan cara membuat APD sebanyak-banyaknya, karena semua negara sekarang butuh itu.”

Selain dapat membantu misi kemanusiaan, peralihan itu bisa membuat roda perusahaan tetap bergerak. Sehingga, nasib karyawan yang ada juga menjadi terjamin.

"Itu cara agar perusahaan garmen di Jateng ini bisa terus survive (bertahan). Kami akan terus mendorong itu," janjinya.

Setali tiga uang, harapan Ganjar itu disambut baik oleh salah satu perusahaan garment di Semarang, PT Glory Industrial Semarang. Kepada Ganjar, perusahaan tersebut mengatakan bahwa saat ini selain memproduksi pakaian, juga memproduksi APD untuk penanganan covid-19.

"Kami juga sudah memproduksi APD sesuai arahan Pak Gubernur, beberapa kami sumbangkan untuk para tenaga medis termasuk yang hari ini kami serahkan," kata Presiden Direktur PT Glory Industrial Semarang, Michael Song.

Song menerangkan, sejak berdiri 2003 lalu, pihaknya telah memiliki empat pabrik garmen di Kota Semarang. Totalnya, sebanyak 13.000 karyawan yang bekerja di perusahaannya.

"Sampai sekarang kami belum melakukan PHK, masih jalan terus. Memang kami sudah merasakan dampaknya, banyak orderan yang cancel. Tapi kami berusaya untuk tetap mempertahankan karyawan," kata Michael.

Meski belum dapat memastikan sampai kapan akan perusahaannya bisa bertahan, Michael berjanji akan memprioritaskan nasib karyawan. 

"Kami tidak tahu nanti kedepan seperti apa, tapi kami akan cari solusi terbaik untuk bantu karyawan. Sampai sekarang kami masih jalan, meskipun banyak perusahaan lain yang tutup," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, perusahaan-perusahaan Taiwan yang bergabung dalam Taiwan Business Club Central Java Indonesia memberikan sejumlah bantuan. Diantaranya APD sebanyak 2150 APD dan peralatan medis lainnya. 

Selain itu, bantuan juga datang dari perusahaan Wipro dan Majelis Pandita Budha serta Yayasan Dana Paramitha Budha Maitreya Indonesia berupa hand sanitizer dan APD.


Bagikan :

SEMARANG – Di tengah kondisi perekonomian yang turun karena wabah covid-19, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta para pengusaha di Jawa Tengah tidak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerjanya.

Dia meminta para pengusaha mengupayakan alternatif solusi selain PHK. Ini disampaikan Ganjar saat menerima bantuan 2.150 alat pelindung diri (APD) dari para pengusaha asal Taiwan yang tergabung dalam Taiwan Business Club Central Java, Senin (20/4/2020), di rumah dinas Gubernur Jateng.

"Saya titip nasib para karyawan. Kalau bisa jangan ada PHK. Meskipun kondisi sekarang seperti ini, semua harus dikomunikasikan baik-baik antara perusahaan dan karyawan. Boleh mengurangi jam kerja, tapi tolong jangan ada PHK," kata Ganjar.

Pengelola perusahaan, lanjut Ganjar, diminta membuka ruang komunikasi dengan para karyawan tentang kondisi masing-masing. Perusahan yang masih bagus dan bisa berjalan, diharapkan tetap mempertahankan karyawan. 

"Namun bagi mereka yang sudah merugi, maka harus ada pembicaraan dan duduk bersama dengan karyawan untuk menyelesaikan. Semua harus dibicarakan baik-baik, tidak ada yang saling memaksakan," tandasnya.

Menurut dia, banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk tetap eksis di tengah gempuran wabah covid-19. Salah satunya adalah menangkap peluang untuk beralih produksi dari garmen menjadi APD.

"Misalnya perusahaan garmen, di Jateng ini kan banyak. Maka saya dorong untuk merubah strategi bisnisnya dengan cara membuat APD sebanyak-banyaknya, karena semua negara sekarang butuh itu.”

Selain dapat membantu misi kemanusiaan, peralihan itu bisa membuat roda perusahaan tetap bergerak. Sehingga, nasib karyawan yang ada juga menjadi terjamin.

"Itu cara agar perusahaan garmen di Jateng ini bisa terus survive (bertahan). Kami akan terus mendorong itu," janjinya.

Setali tiga uang, harapan Ganjar itu disambut baik oleh salah satu perusahaan garment di Semarang, PT Glory Industrial Semarang. Kepada Ganjar, perusahaan tersebut mengatakan bahwa saat ini selain memproduksi pakaian, juga memproduksi APD untuk penanganan covid-19.

"Kami juga sudah memproduksi APD sesuai arahan Pak Gubernur, beberapa kami sumbangkan untuk para tenaga medis termasuk yang hari ini kami serahkan," kata Presiden Direktur PT Glory Industrial Semarang, Michael Song.

Song menerangkan, sejak berdiri 2003 lalu, pihaknya telah memiliki empat pabrik garmen di Kota Semarang. Totalnya, sebanyak 13.000 karyawan yang bekerja di perusahaannya.

"Sampai sekarang kami belum melakukan PHK, masih jalan terus. Memang kami sudah merasakan dampaknya, banyak orderan yang cancel. Tapi kami berusaya untuk tetap mempertahankan karyawan," kata Michael.

Meski belum dapat memastikan sampai kapan akan perusahaannya bisa bertahan, Michael berjanji akan memprioritaskan nasib karyawan. 

"Kami tidak tahu nanti kedepan seperti apa, tapi kami akan cari solusi terbaik untuk bantu karyawan. Sampai sekarang kami masih jalan, meskipun banyak perusahaan lain yang tutup," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu, perusahaan-perusahaan Taiwan yang bergabung dalam Taiwan Business Club Central Java Indonesia memberikan sejumlah bantuan. Diantaranya APD sebanyak 2150 APD dan peralatan medis lainnya. 

Selain itu, bantuan juga datang dari perusahaan Wipro dan Majelis Pandita Budha serta Yayasan Dana Paramitha Budha Maitreya Indonesia berupa hand sanitizer dan APD.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu