Follow Us :              

Penataan Pasar Tradisional di Jateng Dipuji Presiden Jokowi

  12 May 2020  |   10:00:00  |   dibaca : 1503 
Kategori :
Bagikan :


Penataan Pasar Tradisional di Jateng Dipuji Presiden Jokowi

12 May 2020 | 10:00:00 | dibaca : 1503
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Presiden Joko Widodo mengapresiasi penataan pasar tradisional yang diterapkan di Jawa Tengah. Apresiasi tersebut disampaikan presiden saat menggelar rapat terbatas bersama para menteri dan kepala daerah se-Indonesia, Selasa (12/5/2020). 

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan tentang inovasi yang dilakukan pihaknya dalam mencegah dan menangani covid-19 di Jawa Tengah, salah satunya menata jarak antarpedagang di pasar tradisional. 

"Alhamdulillah sekarang penataan pasar ini sudah jadi tren dan gaya hidup di Jateng. Mereka bisa menata agar normal barunya bisa berjalan. Penataan pasar penting karena ini berpengaruh pada situasi ekonomi masyarakat. Ini upaya mitigasi kami agar jangan sampai ada ekses sosial yang timbul," papar Ganjar. 

Mendengar hal itu, presiden menghargai apa yang dilakukan Jawa Tengah. Menurutnya, masing-masing provinsi berbeda-beda dalam pencegahan covid-19.

"Saya melihat contoh pelaksanaan jaga jarak di pasar-pasar tradisional di Jateng. Pasar di Salatiga itu bagus sekali, ekonomi tetap bisa berjalan tetapi jaga jaraknya ketat dilakukan," kata Jokowi.

Penerapan physical distancing di pasar tradisional Jateng telah sesuai dengan keinginannya, yakni agar masyarakat bisa hidup berdamai atau berdampingan dengan covid-19. 

Terlebih, menurutnya, meski kurva paparan covid-19 akan turun, namun sebagaimana diungkapkan para ahli virus ini tidak akan bisa hilang. 

"Ini akan terus sampai ketemu vaksinnya. Artinya kita harus siap dengan tatanan baru dan siap hidup berdampingan dengan covid. Saya sangat menghargai apa yang dilakukan Jawa Tengah. Terima kasih," pungkas Jokowi.

Apresiasi terharap penataan pasar tradisional di Jawa Tengah bukan kali ini saja. Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nasional Doni Monardo dan Kementerian Perdagangan juga mengapresiasi Jawa Tengah yang tetap menghidupkan pasar tradisional di tengah wabah. 

Meski tetap beroperasi, namun para pedagang pasar diwajibkan berdagang di area yang telah diatur jaraknya minimal 1,5 meter. Selain itu, para pedagang dan pembeli juga diwajibkan menaati protokol kesehatan yang ditentukan, seperti memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik sebelum dan sesudah berbelanja. 

Evaluasi

Meski mendapat apresiasi dari presiden, Ganjar mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mengevaluasi dan memperbaiki penataan pasar tradisional di Jateng. Terlebih sampai saat ini masih banyak masyarakat yang memadati pusat-pusat perbelanjaan termasuk pasar tradisional, untuk membeli kebutuhan lebaran. 

"Kami sedang melakukan penekanan pada penataan pusat konsentrasi masyarakat, yang mana physical distancing tidak mudah dilakukan. Masih banyak yang ingin badhan (merayakan lebaran), sehingga toko-toko dan pasar sekarang ramai dikunjungi masyarakat," terangnya.

Bersama TNI/Polri, Satpol PP dan bupati/wali kota, Ganjar meminta daerah untuk menata semua pasar tradisional. Pasar diminta tetap berjalan, namun dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Saat ini, penataan dan penerapan protokol kesehatan di pasar tradisional telah dilakukan di 13 titik di Jawa Tengah, yakni di Pasar Pagi Kota Salatiga; Pasar Bintoro Demak; Pasar Puri, Trangkil dan Juwana Baru Kabupaten Pati; Pasar Pagi Peterongan Kota Semarang; Pasar Kejambon, Randugunting, Langon, Bandung, dan Krandon di Kota Tegal; Pasar Trayeman Kabupaten Tegal; serta Pasar Tumenggungan Kabupaten Kebumen.


Bagikan :

SEMARANG - Presiden Joko Widodo mengapresiasi penataan pasar tradisional yang diterapkan di Jawa Tengah. Apresiasi tersebut disampaikan presiden saat menggelar rapat terbatas bersama para menteri dan kepala daerah se-Indonesia, Selasa (12/5/2020). 

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menjelaskan tentang inovasi yang dilakukan pihaknya dalam mencegah dan menangani covid-19 di Jawa Tengah, salah satunya menata jarak antarpedagang di pasar tradisional. 

"Alhamdulillah sekarang penataan pasar ini sudah jadi tren dan gaya hidup di Jateng. Mereka bisa menata agar normal barunya bisa berjalan. Penataan pasar penting karena ini berpengaruh pada situasi ekonomi masyarakat. Ini upaya mitigasi kami agar jangan sampai ada ekses sosial yang timbul," papar Ganjar. 

Mendengar hal itu, presiden menghargai apa yang dilakukan Jawa Tengah. Menurutnya, masing-masing provinsi berbeda-beda dalam pencegahan covid-19.

"Saya melihat contoh pelaksanaan jaga jarak di pasar-pasar tradisional di Jateng. Pasar di Salatiga itu bagus sekali, ekonomi tetap bisa berjalan tetapi jaga jaraknya ketat dilakukan," kata Jokowi.

Penerapan physical distancing di pasar tradisional Jateng telah sesuai dengan keinginannya, yakni agar masyarakat bisa hidup berdamai atau berdampingan dengan covid-19. 

Terlebih, menurutnya, meski kurva paparan covid-19 akan turun, namun sebagaimana diungkapkan para ahli virus ini tidak akan bisa hilang. 

"Ini akan terus sampai ketemu vaksinnya. Artinya kita harus siap dengan tatanan baru dan siap hidup berdampingan dengan covid. Saya sangat menghargai apa yang dilakukan Jawa Tengah. Terima kasih," pungkas Jokowi.

Apresiasi terharap penataan pasar tradisional di Jawa Tengah bukan kali ini saja. Sebelumnya, Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Nasional Doni Monardo dan Kementerian Perdagangan juga mengapresiasi Jawa Tengah yang tetap menghidupkan pasar tradisional di tengah wabah. 

Meski tetap beroperasi, namun para pedagang pasar diwajibkan berdagang di area yang telah diatur jaraknya minimal 1,5 meter. Selain itu, para pedagang dan pembeli juga diwajibkan menaati protokol kesehatan yang ditentukan, seperti memakai masker dan mencuci tangan dengan sabun atau antiseptik sebelum dan sesudah berbelanja. 

Evaluasi

Meski mendapat apresiasi dari presiden, Ganjar mengatakan, pihaknya terus berupaya untuk mengevaluasi dan memperbaiki penataan pasar tradisional di Jateng. Terlebih sampai saat ini masih banyak masyarakat yang memadati pusat-pusat perbelanjaan termasuk pasar tradisional, untuk membeli kebutuhan lebaran. 

"Kami sedang melakukan penekanan pada penataan pusat konsentrasi masyarakat, yang mana physical distancing tidak mudah dilakukan. Masih banyak yang ingin badhan (merayakan lebaran), sehingga toko-toko dan pasar sekarang ramai dikunjungi masyarakat," terangnya.

Bersama TNI/Polri, Satpol PP dan bupati/wali kota, Ganjar meminta daerah untuk menata semua pasar tradisional. Pasar diminta tetap berjalan, namun dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Saat ini, penataan dan penerapan protokol kesehatan di pasar tradisional telah dilakukan di 13 titik di Jawa Tengah, yakni di Pasar Pagi Kota Salatiga; Pasar Bintoro Demak; Pasar Puri, Trangkil dan Juwana Baru Kabupaten Pati; Pasar Pagi Peterongan Kota Semarang; Pasar Kejambon, Randugunting, Langon, Bandung, dan Krandon di Kota Tegal; Pasar Trayeman Kabupaten Tegal; serta Pasar Tumenggungan Kabupaten Kebumen.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu