Follow Us :              

Ganjar Bagikan Paket Sembako untuk Santri, Mahasiswa Somalia dan Thailand

  19 May 2020  |   11:00:00  |   dibaca : 1394 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Bagikan Paket Sembako untuk Santri, Mahasiswa Somalia dan Thailand

19 May 2020 | 11:00:00 | dibaca : 1394
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Kota Semarang untuk menengok kondisi para santri yang tidak mudik, Selasa (19/5/2020). 

Kepada para santri Ponpes Darul Falah Besongo Ngaliyan dan Ponpes Raudlatut Thalibin Tugurejo Mangkang Semarang, Ganjar juga memberikan bantuan sembako. 

"Saya hanya memastikan kondisi para santri yang tidak mudik ini. Sebab menurut informasi dari Biro Kesra saya, dari Kemenag dan Baznas, bahwa ada 400 ponpes di Jateng yang masih aktif saat ini, dengan 23.914 santri yang tidak mudik," kata Ganjar.

Menurutnya, setelah beberapa waktu lalu ia rutin berkeliling menengok para mahasiswa dari luar daerah, kali ini giliran dirinya menengok santri di pondok pesantren. Ternyata, banyak santri yang dikunjunginya juga berstatus mahasiswa dari luar daerah.

"Banyak santri juga kuliah, mereka dari banyak daerah dari luar Jawa ada. Bahkan tadi ada yang dari luar negeri, dari Somalia dan Thailand. Alhamdulillah mereka semuanya sehat-sehat saja," terangnya.

Bantuan yang diberikan lanjut Ganjar tidaklah seberapa. Namun dengan bantuan itu, diharapkan para santri bisa tenang menjalani hidup selama tidak mudik ini.

"Ini cerita kemanusiaan saja, kalau bisa kita bantu, mereka bisa tenang belajar. Mereka juga bisa mengabarkan pada orang tua, bahwa ananda baik-baik saja, bisa sekolah, ngaji dan nyantri dengan tenang. Kalau semua tenang, semua bahagia, maka imun akan meningkat," pungkasnya.

Pengasuh Ponpes Darul Falah Besongo Ngaliyan, Imam Taufiq mengatakan, sejak wabah covid-19 melanda, pihaknya memberikan dua pilihan pada santri. Pertama, santri boleh pulang kampung tapi tidak boleh kembali sampai kondisi membaik, kedua, tetap tinggal di pondok dan mengikuti kegiatan mengaji seperti biasanya.

"Alhamdulillah banyak santri yang memutuskan tidak pulang, tetep di pondok dan ngaji," kata Imam.

Imam sangat berterimakasih atas kunjungan dan bantuan yang diberikan Ganjar kepada para santri. Ia berdoa semoga wabah ini segera berakhir dan kehidupan berjalan dengan normal.

Sebelumnya, Rabu (13/5/2020) lalu, Pemprov Jateng bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng menyalurkan bantuan sebesar Rp 2,3 miliar untuk para santri yang tidak mudik. 

Mahasiswa Somalia dan Thailand

Selain para santri, Ganjar juga memberikan bantuan kepada sejumlah mahasiswa asing asal Somalia dan Thailand, yang tengah
kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Meski kegiatan kampus diliburkan dan mahasiswa lain sudah pulang, namun mereka terpaksa bertahan karena berbagai alasan.

Saat menengok 28 mahasiswa asing yang tinggal di Wisma Mahasiswa Kampus UIN Walisongo, Ganjar membawa bantuan berupa paket sembako.

Keceriaan terjadi saat Ganjar berdialog dengan para mahasiswa. Meski belum lama tinggal di Semarang, namun beberapa sudah fasih berbahasa Indonesia dan sedikit menguasai Bahasa Jawa.

Hal itu terlihat saat Ganjar berdialog dengan Fattah, mahasiswa asal Somalia. Kepada Ganjar, Fattah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dengan bahasa Jawa.

"Matur nuwun bantuannya, Bapak," ucapnya sambil terbata.

Hal itu langsung membuat Ganjar tertawa. Ia kemudian penasaran dengan kemampuan bahasa Jawa Fattah dan menanyakan beberapa kosakata lainnya.

"Saya tahunya iki (ini), iku (itu) dan matur nuwun (terima kasih) saja, Pak. Lainnya belum," jawab Fattah disambut tawa Ganjar.

Kepada para mahasiswa luar negeri itu, Ganjar berpesan untuk tetap tinggal di kampus dan tidak pulang. Kesempatan ini bisa digunakan untuk belajar lebih ekstra.

Ganjar juga meminta mahasiswa untuk rajin berkabar dengan orang tua dan keluarga di negaranya masing-masing. Kabar baik harus diberikan agar semua tenang.

"Saya hanya ingin memastikan semua sehat dan baik-baik saja. Kami dari pemerintah ingin berusaha membantu para mahasiswa dari suku apapun, bangsa dan negara apapun kami upayakan untuk kami tolong agar mereka bisa belajar dengan baik di sini. Nggak usah pulang ya, disini saja belajar yang giat. Semangat terus, belajar terus," kata Ganjar.

Salah satu mahasiswa asal Thailand, Wal'asri mengatakan, wabah covid-19 membuat ia dan kawan-kawannya tidak bisa pulang. Sementara kiriman uang dari rumah juga sudah tersendat.

"Bapak ibu saya petani, biasanya kirim uang Rp1 juta perbulan. Sekarang karena kondisi ini, sudah kesulitan," kata mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang ini.

Wal'asri sangat senang dikunjungi Gubernur Jawa Tengah. Kunjungan dan bantuan yang diberikan kepadanya dan teman-temannya itu sangatlah berarti.

"Ini luar biasa bagi kami, karena kami memang membutuhkan ini. Saya sebagai anak asing, tinggal di negara asing yakni Indonesia, masih diperhatikan. Kalau seperti ini, saya sangat suka dan banyak mengucapkan terima kasih pada Pak Gubernur," kata Wal'asri.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengunjungi sejumlah pondok pesantren (Ponpes) di Kota Semarang untuk menengok kondisi para santri yang tidak mudik, Selasa (19/5/2020). 

Kepada para santri Ponpes Darul Falah Besongo Ngaliyan dan Ponpes Raudlatut Thalibin Tugurejo Mangkang Semarang, Ganjar juga memberikan bantuan sembako. 

"Saya hanya memastikan kondisi para santri yang tidak mudik ini. Sebab menurut informasi dari Biro Kesra saya, dari Kemenag dan Baznas, bahwa ada 400 ponpes di Jateng yang masih aktif saat ini, dengan 23.914 santri yang tidak mudik," kata Ganjar.

Menurutnya, setelah beberapa waktu lalu ia rutin berkeliling menengok para mahasiswa dari luar daerah, kali ini giliran dirinya menengok santri di pondok pesantren. Ternyata, banyak santri yang dikunjunginya juga berstatus mahasiswa dari luar daerah.

"Banyak santri juga kuliah, mereka dari banyak daerah dari luar Jawa ada. Bahkan tadi ada yang dari luar negeri, dari Somalia dan Thailand. Alhamdulillah mereka semuanya sehat-sehat saja," terangnya.

Bantuan yang diberikan lanjut Ganjar tidaklah seberapa. Namun dengan bantuan itu, diharapkan para santri bisa tenang menjalani hidup selama tidak mudik ini.

"Ini cerita kemanusiaan saja, kalau bisa kita bantu, mereka bisa tenang belajar. Mereka juga bisa mengabarkan pada orang tua, bahwa ananda baik-baik saja, bisa sekolah, ngaji dan nyantri dengan tenang. Kalau semua tenang, semua bahagia, maka imun akan meningkat," pungkasnya.

Pengasuh Ponpes Darul Falah Besongo Ngaliyan, Imam Taufiq mengatakan, sejak wabah covid-19 melanda, pihaknya memberikan dua pilihan pada santri. Pertama, santri boleh pulang kampung tapi tidak boleh kembali sampai kondisi membaik, kedua, tetap tinggal di pondok dan mengikuti kegiatan mengaji seperti biasanya.

"Alhamdulillah banyak santri yang memutuskan tidak pulang, tetep di pondok dan ngaji," kata Imam.

Imam sangat berterimakasih atas kunjungan dan bantuan yang diberikan Ganjar kepada para santri. Ia berdoa semoga wabah ini segera berakhir dan kehidupan berjalan dengan normal.

Sebelumnya, Rabu (13/5/2020) lalu, Pemprov Jateng bersama Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Jateng menyalurkan bantuan sebesar Rp 2,3 miliar untuk para santri yang tidak mudik. 

Mahasiswa Somalia dan Thailand

Selain para santri, Ganjar juga memberikan bantuan kepada sejumlah mahasiswa asing asal Somalia dan Thailand, yang tengah
kuliah di Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Meski kegiatan kampus diliburkan dan mahasiswa lain sudah pulang, namun mereka terpaksa bertahan karena berbagai alasan.

Saat menengok 28 mahasiswa asing yang tinggal di Wisma Mahasiswa Kampus UIN Walisongo, Ganjar membawa bantuan berupa paket sembako.

Keceriaan terjadi saat Ganjar berdialog dengan para mahasiswa. Meski belum lama tinggal di Semarang, namun beberapa sudah fasih berbahasa Indonesia dan sedikit menguasai Bahasa Jawa.

Hal itu terlihat saat Ganjar berdialog dengan Fattah, mahasiswa asal Somalia. Kepada Ganjar, Fattah mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan dengan bahasa Jawa.

"Matur nuwun bantuannya, Bapak," ucapnya sambil terbata.

Hal itu langsung membuat Ganjar tertawa. Ia kemudian penasaran dengan kemampuan bahasa Jawa Fattah dan menanyakan beberapa kosakata lainnya.

"Saya tahunya iki (ini), iku (itu) dan matur nuwun (terima kasih) saja, Pak. Lainnya belum," jawab Fattah disambut tawa Ganjar.

Kepada para mahasiswa luar negeri itu, Ganjar berpesan untuk tetap tinggal di kampus dan tidak pulang. Kesempatan ini bisa digunakan untuk belajar lebih ekstra.

Ganjar juga meminta mahasiswa untuk rajin berkabar dengan orang tua dan keluarga di negaranya masing-masing. Kabar baik harus diberikan agar semua tenang.

"Saya hanya ingin memastikan semua sehat dan baik-baik saja. Kami dari pemerintah ingin berusaha membantu para mahasiswa dari suku apapun, bangsa dan negara apapun kami upayakan untuk kami tolong agar mereka bisa belajar dengan baik di sini. Nggak usah pulang ya, disini saja belajar yang giat. Semangat terus, belajar terus," kata Ganjar.

Salah satu mahasiswa asal Thailand, Wal'asri mengatakan, wabah covid-19 membuat ia dan kawan-kawannya tidak bisa pulang. Sementara kiriman uang dari rumah juga sudah tersendat.

"Bapak ibu saya petani, biasanya kirim uang Rp1 juta perbulan. Sekarang karena kondisi ini, sudah kesulitan," kata mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Walisongo Semarang ini.

Wal'asri sangat senang dikunjungi Gubernur Jawa Tengah. Kunjungan dan bantuan yang diberikan kepadanya dan teman-temannya itu sangatlah berarti.

"Ini luar biasa bagi kami, karena kami memang membutuhkan ini. Saya sebagai anak asing, tinggal di negara asing yakni Indonesia, masih diperhatikan. Kalau seperti ini, saya sangat suka dan banyak mengucapkan terima kasih pada Pak Gubernur," kata Wal'asri.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu