Foto : Medianto (Humas Jateng)
Foto : Medianto (Humas Jateng)
SAMARINDA - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, meminta para kadernya untuk terus melakukan sosialisasi pencegahan stunting di daerahnya masing-masing.
“Kita juga harus menyiapkan edukasi kepada remaja, agar mereka bisa menjaga kesehatannya, supaya tidak terjadi stunting sejak dini,” ucapnya dalam acara Peringatan ke-53 Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) X PKK Tahun 2025 di Stadion Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur pada Selasa, 8 Juli 2025.
Ka TP PKK Jateng menyampaikan, isu stunting harus dijadikan program prioritas yang terus dijalankan hingga ke tingkat dasawisma atau kelompok ibu-ibu dari 10-20 kartu keluarga (KK) dalam satu RT atau RW, yang dibentuk sebagai bagian dari program PKK. Selain edukasi dan pendampingan kepada keluarga, ia juga menekankan pentingnya pencegahan sejak dini.
Perempuan yang akrab disapa Ning Nawal itu meminta, program-program PKK di daerah tidak sekadar mengikuti agenda nasional, tetapi juga harus peka terhadap isu strategis di masing-masing wilayah.
“Program-program PKK ini jangan hanya mengacu ke nasional saja, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Ini juga sesuai dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional), dan tentu saja dengan visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden,” jelasnya.
Salah satu hal yang menjadi perhatian TP PKK Jateng adalah penguatan fungsi dasawisma, sebagai ujung tombak pembinaan keluarga di akar rumput atau tingkat dasar.
“Bagaimana edukasi mengenai gizi, imunisasi, tumbuh kembang anak—semua itu menjadi perhatian kita. Dan ini juga merupakan arahan dari Ibu Ketua PKK (Pusat),” ucap Ka TP PKK Jateng.
Ia memastikan, hasil-hasil rakernas akan segera ditindaklanjuti secara konkret di Jawa Tengah.
“Kami siap untuk menindaklanjuti hasil-hasil Rakernas hari ini, dan insyaallah nanti akan sampai ke dasawisma-dasawisma di seluruh Provinsi Jawa Tengah,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum TP PKK Pusat, Tri Tito Karnavian, membuka langsung Rakernas X PKK yang digelar di Kalimantan Timur tersebut. Dalam sambutannya, ia menyebut Rakernas merupakan momentum strategis untuk menghasilkan tiga dokumen penting, yakni Rencana Induk PKK, Strategi Gerakan PKK, dan Petunjuk Teknis Tata Kelola Kelembagaan PKK.
“Besar harapan kami, Rakernas ini menjadi titik tolak penyelenggaraan PKK yang lebih sistematis, terarah, dan berdampak nyata dalam memberdayakan keluarga dan masyarakat di seluruh Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Pelindung TP PKK, Selvi Gibran Rakabuming, yang hadir di Puncak Peringatan ke-53 HKG PKK itu, mengapresiasi semangat dan dedikasi para kader PKK, termasuk yang telah mengabdi puluhan tahun.
“PKK menyasar sampai satuan terkecil, yaitu keluarga. Dari keluarga itulah, pola asuh dan karakter terbentuk. Bahkan kader lansia pun tetap semangat mendedikasikan tenaga dan waktunya,” ujarnya.
Dalam acara itu, ia juga menyoroti kontribusi nyata PKK dalam menurunkan angka stunting, salah satunya melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang ada di daerah.
“Prevalensi stunting saat ini 19,8 persen. Turun 1,7 persen dari sebelumnya, tetapi jangan berhenti. Kita harus terus bergerak,” pesannya.
SAMARINDA - Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin, meminta para kadernya untuk terus melakukan sosialisasi pencegahan stunting di daerahnya masing-masing.
“Kita juga harus menyiapkan edukasi kepada remaja, agar mereka bisa menjaga kesehatannya, supaya tidak terjadi stunting sejak dini,” ucapnya dalam acara Peringatan ke-53 Hari Kesatuan Gerak (HKG) PKK dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) X PKK Tahun 2025 di Stadion Sempaja, Samarinda, Kalimantan Timur pada Selasa, 8 Juli 2025.
Ka TP PKK Jateng menyampaikan, isu stunting harus dijadikan program prioritas yang terus dijalankan hingga ke tingkat dasawisma atau kelompok ibu-ibu dari 10-20 kartu keluarga (KK) dalam satu RT atau RW, yang dibentuk sebagai bagian dari program PKK. Selain edukasi dan pendampingan kepada keluarga, ia juga menekankan pentingnya pencegahan sejak dini.
Perempuan yang akrab disapa Ning Nawal itu meminta, program-program PKK di daerah tidak sekadar mengikuti agenda nasional, tetapi juga harus peka terhadap isu strategis di masing-masing wilayah.
“Program-program PKK ini jangan hanya mengacu ke nasional saja, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan yang ada di masyarakat. Ini juga sesuai dengan RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah), RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional), dan tentu saja dengan visi dan misi Presiden dan Wakil Presiden,” jelasnya.
Salah satu hal yang menjadi perhatian TP PKK Jateng adalah penguatan fungsi dasawisma, sebagai ujung tombak pembinaan keluarga di akar rumput atau tingkat dasar.
“Bagaimana edukasi mengenai gizi, imunisasi, tumbuh kembang anak—semua itu menjadi perhatian kita. Dan ini juga merupakan arahan dari Ibu Ketua PKK (Pusat),” ucap Ka TP PKK Jateng.
Ia memastikan, hasil-hasil rakernas akan segera ditindaklanjuti secara konkret di Jawa Tengah.
“Kami siap untuk menindaklanjuti hasil-hasil Rakernas hari ini, dan insyaallah nanti akan sampai ke dasawisma-dasawisma di seluruh Provinsi Jawa Tengah,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Ketua Umum TP PKK Pusat, Tri Tito Karnavian, membuka langsung Rakernas X PKK yang digelar di Kalimantan Timur tersebut. Dalam sambutannya, ia menyebut Rakernas merupakan momentum strategis untuk menghasilkan tiga dokumen penting, yakni Rencana Induk PKK, Strategi Gerakan PKK, dan Petunjuk Teknis Tata Kelola Kelembagaan PKK.
“Besar harapan kami, Rakernas ini menjadi titik tolak penyelenggaraan PKK yang lebih sistematis, terarah, dan berdampak nyata dalam memberdayakan keluarga dan masyarakat di seluruh Indonesia,” katanya.
Sementara itu, Pelindung TP PKK, Selvi Gibran Rakabuming, yang hadir di Puncak Peringatan ke-53 HKG PKK itu, mengapresiasi semangat dan dedikasi para kader PKK, termasuk yang telah mengabdi puluhan tahun.
“PKK menyasar sampai satuan terkecil, yaitu keluarga. Dari keluarga itulah, pola asuh dan karakter terbentuk. Bahkan kader lansia pun tetap semangat mendedikasikan tenaga dan waktunya,” ujarnya.
Dalam acara itu, ia juga menyoroti kontribusi nyata PKK dalam menurunkan angka stunting, salah satunya melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang ada di daerah.
“Prevalensi stunting saat ini 19,8 persen. Turun 1,7 persen dari sebelumnya, tetapi jangan berhenti. Kita harus terus bergerak,” pesannya.
Berita Terbaru