Follow Us :              

19 Santri Diwisuda, Wagub : Jangan Asal Sekadar Hafal Alquran

  25 September 2020  |   17:00:00  |   dibaca : 1707 
Kategori :
Bagikan :


19 Santri Diwisuda, Wagub : Jangan Asal Sekadar Hafal Alquran

25 September 2020 | 17:00:00 | dibaca : 1707
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

JEPARA - Usai menyaksikan wisuda 19 santri Pondok Pesantren Zhilalul Qur'an yang dinyatakan lulus sebagai penghafal Alquran 30 juz pada Jumat (25/9/2020) malam, Wagub Taj Yasin Maimoen mengingatkan agar mereka tidak terjebak pada sekadar hafal Alquran. 

"Kula kepengen, nek iso santri-santri ora kabeh nerusno ning pondok pesantren. Tapi nek iso mlebu ning kedokteranlah. Supaya bisa mewarnai. (Saya ingin, kalau bisa santri-santri tidak semua meneruskan belajar di pondok pesantren, tapi bisa masuk ke kedokteran, agar bisa mewarnai)," tuturnya.

Ibnu Sina, lanjutnya, adalah tokoh Islam di bidang kedokteran yang patut dijadikan teladan. Di usianya yang baru 5 tahun, sudah belajar menghafal Alquran. Ilmu kedokteran dipelajarinya saat usia 16 tahun. 

Pada usia 17 tahun, dia berhasil menyembuhkan Nuh bin Mansur, salah satu penguasa Dinasti Samaniah. Sebelum ditangani Ibnu Sina, sudah banyak tabib yang berusaha menyembuhkannya, tetapi tidak berhasil. 

Hingga sekarang, Ibnu Sina dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern. Karyanya di bidang kedokteran yang sangat terkenal adalah Al Q?n?n f? at-Tibb atau The Canon of Medicine. Karya itu menjadi rujukan selama berabad-abad.

"Ibnu Sina ditokohno ning nggone Islam. Dadi dokter lan tokoh kedokteran dunia. Awake dewe duwe contoh kaya ngene, masa ora gelem mlebu kedokteran? (Ibnu Sina ditokohkan dalam Islam. Jadi dokter dan tokoh kedokteran dunia. Kita harus punya contoh seperti ini, masak tidak mau masuk ke kedokteran)," katanya.

Wagub yang akrab disapa Gus Yasin berharap supaya isi Alquran tidak hanya dihafalkan. Tetapi, diterapkan pula, khususnya dalam hal sisi keilmuannya. Sehingga, yang menjaga ilmu adalah orang-orang yang paham Alquran. Dengan begitu, berkah yang diperoleh akan lebih besar.

"Saya ingin, ini diteruskan. Tidak hanya hafal Alquran saja, tetapi ada ilmu yang lainnya. Misalnya kedokteran, arsitek. Sehingga, semua yang menguasai kedokteran atau arsitek itu yang hafal Alquran, berkahnya Alquran bisa lebih banyak," tandasnya.


Bagikan :

JEPARA - Usai menyaksikan wisuda 19 santri Pondok Pesantren Zhilalul Qur'an yang dinyatakan lulus sebagai penghafal Alquran 30 juz pada Jumat (25/9/2020) malam, Wagub Taj Yasin Maimoen mengingatkan agar mereka tidak terjebak pada sekadar hafal Alquran. 

"Kula kepengen, nek iso santri-santri ora kabeh nerusno ning pondok pesantren. Tapi nek iso mlebu ning kedokteranlah. Supaya bisa mewarnai. (Saya ingin, kalau bisa santri-santri tidak semua meneruskan belajar di pondok pesantren, tapi bisa masuk ke kedokteran, agar bisa mewarnai)," tuturnya.

Ibnu Sina, lanjutnya, adalah tokoh Islam di bidang kedokteran yang patut dijadikan teladan. Di usianya yang baru 5 tahun, sudah belajar menghafal Alquran. Ilmu kedokteran dipelajarinya saat usia 16 tahun. 

Pada usia 17 tahun, dia berhasil menyembuhkan Nuh bin Mansur, salah satu penguasa Dinasti Samaniah. Sebelum ditangani Ibnu Sina, sudah banyak tabib yang berusaha menyembuhkannya, tetapi tidak berhasil. 

Hingga sekarang, Ibnu Sina dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern. Karyanya di bidang kedokteran yang sangat terkenal adalah Al Q?n?n f? at-Tibb atau The Canon of Medicine. Karya itu menjadi rujukan selama berabad-abad.

"Ibnu Sina ditokohno ning nggone Islam. Dadi dokter lan tokoh kedokteran dunia. Awake dewe duwe contoh kaya ngene, masa ora gelem mlebu kedokteran? (Ibnu Sina ditokohkan dalam Islam. Jadi dokter dan tokoh kedokteran dunia. Kita harus punya contoh seperti ini, masak tidak mau masuk ke kedokteran)," katanya.

Wagub yang akrab disapa Gus Yasin berharap supaya isi Alquran tidak hanya dihafalkan. Tetapi, diterapkan pula, khususnya dalam hal sisi keilmuannya. Sehingga, yang menjaga ilmu adalah orang-orang yang paham Alquran. Dengan begitu, berkah yang diperoleh akan lebih besar.

"Saya ingin, ini diteruskan. Tidak hanya hafal Alquran saja, tetapi ada ilmu yang lainnya. Misalnya kedokteran, arsitek. Sehingga, semua yang menguasai kedokteran atau arsitek itu yang hafal Alquran, berkahnya Alquran bisa lebih banyak," tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu