Follow Us :              

Pemprov Jateng Gelar Doa Lintas Agama Demi Indonesia Bebas Bencana

  22 January 2021  |   19:00:00  |   dibaca : 1363 
Kategori :
Bagikan :


Pemprov Jateng Gelar Doa Lintas Agama Demi Indonesia Bebas Bencana

22 January 2021 | 19:00:00 | dibaca : 1363
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar doa bersama lintas agama di Gradhika Bhakti Praja, komplek Kantor Gubernur Jateng, Jumat (22/1/2021) malam. Acara dihadiri sejumlah pemuka agama di Jawa Tengah. 

Satu persatu tokoh agama dan aliran kepercayaan, dengan khidmat memimpin doa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Meski doa didaraskan dalam bahasa dan cara yang berbeda, namun tujuannya hanya satu, berharap Indonesia terbebas dari bencana. 

Tak ada perbedaan dalam acara itu. Puluhan orang yang hadir, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dengan khusyuk mengamini doa-doa itu. 

Acara doa bersama lintas agama digelar sebagai wujud ikhtiar untuk meminta pertolongan dari Sang Pencipta agar diselamatkan dari bencana.

"Indonesia lagi banyak musibah, pandemi belum selesai, tanah longsor, banjir, pesawat jatuh, tentu ini peringatan pada manusia.
Kita sudah melakukan ikhtiar lahiriah (usaha perbuatan) pandemi, kita berikhtiar mengelola dengan baik, PPKM dilakukan. Ada bencana semua turun (membantu), lalu apa kemudian ikhtiar lain yang bisa dilakukan, ya berdoa, karena kita negara yang berketuhanan," kata Ganjar. 

Selain itu, doa bersama sengaja digelar sebagai penyemangat persatuan dari seluruh kekuatan yang ada.

Ketua MUI Jawa Tengah, KH Darodji menambahkan, gelaran doa bersama lintas agama ini sebagai wujud persatuan bangsa. Pandemi dan berbagai bencana yang terjadi tidak hanya menyerang satu golongan, melainkan semuanya. 

"Kita sama-sama merasakan musibah ini, dan kita sama-sama ingin bencana segera berakhir. Maka kami mengajak seluruh tokoh lintas agama berdoa agar bencana segera dituntaskan. Setelah upaya lahirian berupa penanganan bencana dilakukan, maka sekarang usaha batiniah (keagamaan) yang harus terus didorong," ucap Darodji. 

Pemuka agama Budha, Romo Anggadamma Warto, turut hadir dalam acara tersebut menambahkan, kekuatan doa lintas iman ini diharapkan membebaskan Indonesia dari segala macam bencana, baik pandemi COVID-19 maupun bencana lainnya. 

"Semoga masyarakat Jateng dan Indonesia menjadi masyarakat yang rukun, adem, ayem, tentrem serta saling merangkul, berempati dan selalu bergotong royong dalam rangka kebersamaan untuk saling membantu satu sama lainnya," ujar Warto. 

Acara doa bersama lintas agama itu berlangsung sederhana dengan penerapan protokol Kesehatan yang sangat ketat. Tak lebih dari 50 orang yang mengikuti acara itu, sementara sisanya mengikuti via daring atau mengikuti tayangan yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi dan radio nasional. 

Sebelum doa lintas agama digelar, sejumlah kyai di Jateng juga menggelar khataman Al-Qur'an 30 juz dan istighosah bersama. Acara juga diisi dengan pemberian santunan kepada anak-anak penghuni panti asuhan di Jawa Tengah.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar doa bersama lintas agama di Gradhika Bhakti Praja, komplek Kantor Gubernur Jateng, Jumat (22/1/2021) malam. Acara dihadiri sejumlah pemuka agama di Jawa Tengah. 

Satu persatu tokoh agama dan aliran kepercayaan, dengan khidmat memimpin doa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing. Meski doa didaraskan dalam bahasa dan cara yang berbeda, namun tujuannya hanya satu, berharap Indonesia terbebas dari bencana. 

Tak ada perbedaan dalam acara itu. Puluhan orang yang hadir, termasuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dengan khusyuk mengamini doa-doa itu. 

Acara doa bersama lintas agama digelar sebagai wujud ikhtiar untuk meminta pertolongan dari Sang Pencipta agar diselamatkan dari bencana.

"Indonesia lagi banyak musibah, pandemi belum selesai, tanah longsor, banjir, pesawat jatuh, tentu ini peringatan pada manusia.
Kita sudah melakukan ikhtiar lahiriah (usaha perbuatan) pandemi, kita berikhtiar mengelola dengan baik, PPKM dilakukan. Ada bencana semua turun (membantu), lalu apa kemudian ikhtiar lain yang bisa dilakukan, ya berdoa, karena kita negara yang berketuhanan," kata Ganjar. 

Selain itu, doa bersama sengaja digelar sebagai penyemangat persatuan dari seluruh kekuatan yang ada.

Ketua MUI Jawa Tengah, KH Darodji menambahkan, gelaran doa bersama lintas agama ini sebagai wujud persatuan bangsa. Pandemi dan berbagai bencana yang terjadi tidak hanya menyerang satu golongan, melainkan semuanya. 

"Kita sama-sama merasakan musibah ini, dan kita sama-sama ingin bencana segera berakhir. Maka kami mengajak seluruh tokoh lintas agama berdoa agar bencana segera dituntaskan. Setelah upaya lahirian berupa penanganan bencana dilakukan, maka sekarang usaha batiniah (keagamaan) yang harus terus didorong," ucap Darodji. 

Pemuka agama Budha, Romo Anggadamma Warto, turut hadir dalam acara tersebut menambahkan, kekuatan doa lintas iman ini diharapkan membebaskan Indonesia dari segala macam bencana, baik pandemi COVID-19 maupun bencana lainnya. 

"Semoga masyarakat Jateng dan Indonesia menjadi masyarakat yang rukun, adem, ayem, tentrem serta saling merangkul, berempati dan selalu bergotong royong dalam rangka kebersamaan untuk saling membantu satu sama lainnya," ujar Warto. 

Acara doa bersama lintas agama itu berlangsung sederhana dengan penerapan protokol Kesehatan yang sangat ketat. Tak lebih dari 50 orang yang mengikuti acara itu, sementara sisanya mengikuti via daring atau mengikuti tayangan yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi dan radio nasional. 

Sebelum doa lintas agama digelar, sejumlah kyai di Jateng juga menggelar khataman Al-Qur'an 30 juz dan istighosah bersama. Acara juga diisi dengan pemberian santunan kepada anak-anak penghuni panti asuhan di Jawa Tengah.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu