Follow Us :              

Hadapi Tantangan Bangsa, Taj Yasin: Pancasila Pedomannya

  09 April 2021  |   08:00:00  |   dibaca : 980 
Kategori :
Bagikan :


Hadapi Tantangan Bangsa, Taj Yasin: Pancasila Pedomannya

09 April 2021 | 08:00:00 | dibaca : 980
Kategori :
Bagikan :

Foto : Irfani (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Irfani (Humas Jateng)

SEMARANG -Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menjadi pembicara kunci pada kegiatan pemasyarakatan dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dengan tema "Merajut Kebhinekaan Merawat Nilai-Nilai Budaya Bangsa", yang diselenggarakan secara daring pada hari Jumat (9/4/2021). 

Aksi radikalisme, terorisme dan intoleransi yang masih terus terjadi di Indonesia, mengundang keprihatinan Taj Yasin. Termasuk peristiwa pengeboman sebuah gereja di Makassar pada bulan Maret lalu, yang mengakibatkan 2 pelaku tewas dan 19 orang terluka, serta aksi penyerangan oleh seorang perempuan muda di Mabes Polri, tiga hari kemudian. 

Taj Yasin menilai, tindakan seperti itu tidak bermoral dan tidak manusiawi. Radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama tidak bisa dibenarkan, karena sejatinya semua agama mengajarkan kebaikan. 

“Aksi terorisme yang sering melibatkan remaja adalah bentuk penggerogotan moral anak bangsa. Pemuda yang kita harapkan jadi garda pembangunan, dirusak oleh doktrin-doktrin sesat. Mereka berani mengoyak perdamaian, bahkan tanpa merasa bersalah membunuh dengan mengatasnamakan jihad,” tegasnya. 

Dalam pidatonya, Taj Yasin mengatakan, era disrupsi saat ini, menawarkan beragam kesempatan dan tantangan kebangsaan. Antara lain, radikalisme, terorisme, potensi krisis identitas serta menjamurnya narasi kebencian dan berita bohong yang berpotensi menciptakan polarisasi serta memecah belah masyarakat. Hal ini menjadi tantangan keberagaman dan keberagamaan. 

Warga Negara Indonesia wajib menjunjung tinggi dan meneguhkan nilai kebangsaan serta mengkultuskan Pancasila sebagai dasar negara. Sehingga semangat nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa akan terus hidup. 

“Kita semua harus tetap tenang, tidak takut, namun waspada. Penting bagi kita untuk bersatu menyelaraskan paradigma, pola pikir dan cultural set  yang baru, dengan tetap berpedoman pada dasar, falsafah dan ideologi kita bersama, yaitu Pancasila. Falsafah hidup masyarakat Indonesia tersebut kita yakini menjadi jalan menghadapi tantangan bangsa,” jelasnya. 

Taj Yasin juga mengingatkan, beberapa hari lagi, umat Islam akan memasuki bulan Ramadhan. Momentum bulan Ramadhan, memberikan gambaran kepada seluruh umat Islam, bahwa untuk mencapai surga, bukan dengan kekerasan. Tetapi dengan rahmat dan kasih sayang. 

“Ketika kita memberikan kasih sayang, muncullah jiwa pemaaf. Dengan ampunan (memberi maaf), dari situlah tidak ada kekerasan sama sekali,” tuturnya.


Bagikan :

SEMARANG -Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, menjadi pembicara kunci pada kegiatan pemasyarakatan dan revitalisasi nilai-nilai Pancasila dengan tema "Merajut Kebhinekaan Merawat Nilai-Nilai Budaya Bangsa", yang diselenggarakan secara daring pada hari Jumat (9/4/2021). 

Aksi radikalisme, terorisme dan intoleransi yang masih terus terjadi di Indonesia, mengundang keprihatinan Taj Yasin. Termasuk peristiwa pengeboman sebuah gereja di Makassar pada bulan Maret lalu, yang mengakibatkan 2 pelaku tewas dan 19 orang terluka, serta aksi penyerangan oleh seorang perempuan muda di Mabes Polri, tiga hari kemudian. 

Taj Yasin menilai, tindakan seperti itu tidak bermoral dan tidak manusiawi. Radikalisme dan terorisme yang mengatasnamakan agama tidak bisa dibenarkan, karena sejatinya semua agama mengajarkan kebaikan. 

“Aksi terorisme yang sering melibatkan remaja adalah bentuk penggerogotan moral anak bangsa. Pemuda yang kita harapkan jadi garda pembangunan, dirusak oleh doktrin-doktrin sesat. Mereka berani mengoyak perdamaian, bahkan tanpa merasa bersalah membunuh dengan mengatasnamakan jihad,” tegasnya. 

Dalam pidatonya, Taj Yasin mengatakan, era disrupsi saat ini, menawarkan beragam kesempatan dan tantangan kebangsaan. Antara lain, radikalisme, terorisme, potensi krisis identitas serta menjamurnya narasi kebencian dan berita bohong yang berpotensi menciptakan polarisasi serta memecah belah masyarakat. Hal ini menjadi tantangan keberagaman dan keberagamaan. 

Warga Negara Indonesia wajib menjunjung tinggi dan meneguhkan nilai kebangsaan serta mengkultuskan Pancasila sebagai dasar negara. Sehingga semangat nasionalisme, persatuan dan kesatuan bangsa akan terus hidup. 

“Kita semua harus tetap tenang, tidak takut, namun waspada. Penting bagi kita untuk bersatu menyelaraskan paradigma, pola pikir dan cultural set  yang baru, dengan tetap berpedoman pada dasar, falsafah dan ideologi kita bersama, yaitu Pancasila. Falsafah hidup masyarakat Indonesia tersebut kita yakini menjadi jalan menghadapi tantangan bangsa,” jelasnya. 

Taj Yasin juga mengingatkan, beberapa hari lagi, umat Islam akan memasuki bulan Ramadhan. Momentum bulan Ramadhan, memberikan gambaran kepada seluruh umat Islam, bahwa untuk mencapai surga, bukan dengan kekerasan. Tetapi dengan rahmat dan kasih sayang. 

“Ketika kita memberikan kasih sayang, muncullah jiwa pemaaf. Dengan ampunan (memberi maaf), dari situlah tidak ada kekerasan sama sekali,” tuturnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu