SEMARANG - Membawa speaker portabel, Ganjar rutin bersepeda setiap hari. Gowes menjadi salah satu cara baginya untuk memantau dan berdialog dengan warga dan nakes terkait penanganan Covid-19.  

Matahari belum juga muncul saat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, keluar dari rumah dinasnya, Puri Gedeh Kota Semarang, Jumat (25/6/2021). Memakai seragam gowes, Ganjar bersiap mengayuh sepeda bersama rekan-rekannya, berkeliling kota masuk ke pasar-pasar dan menyusuri gang-gang sempit yang kadang membuatnya harus memutar balik karena ternyata gangnya buntu atau dipakai warga sebagai dapur. 

Lewat speaker portabel yang ada di sepedanya, ia tidak bosan-bosan mengajak warga untuk tidak berkerumun dan selalu memakai masker.  

"Ayo Bapak Ibu, pakai maskernya. Hati-hati, sekarang Covidnya semakin ganas. Rumah sakit sudah penuh semua. Yang beli, yang jualan semua wajib pakai masker," ajak Ganjar mengingatkan. 

Ajudan yang selalu mendampingi Ganjar selalu sigap membagikan masker bagi warga yang terlihat belum menggunakan alat pelindung itu. 

"Dipakai terus ya. Besok saya lewat sini lagi, kalau tidak dipakai awas ya," ujar Ganjar sambil mulai mengayuh lagi menuju lokasi berikutnya. 

Karena seringnya ia bersepeda saat berkegiatan di sekitar Semarang, warga Semarang sampai mudah mengenali Ganjar meskipun saat gowes wajahnya tertutup masker dan kacamata. "Pak Ganjar, mampir Pak," begitu teriak warga saat melihat Ganjar melintas. 

Gowes bukan saja dilakukan saat menyambangi warga, tetapi juga saat Ganjar mengunjungi para tenaga kesehatan, seperti yang dilalakukan di posko penanganan Covid-19 di kantor Dinkes Provinsi Jateng. 

"Tetap semangat, jaga terus kesehatannya. Saya tahu njenengan lelah, tapi ini akan jadi ibadah," ucapnya kepada para nakes yang baru saja selesai berolahraga. 

Sukamto, salah satu nakes di tempat itu, merasa sangat senang dengan kunjungan Ganjar. Ia mengaku dirinya dan teman-temannya sesama menjadi lebih termotivasi dan semangat dalam bekerja. 

"Dengan perhatian dari Pak Gubernur ini, kami jadi tambah semangat. Karena pandemi selama ini, tenaga kesehatan yang paling repot. Istilahnya kami kedungsangan ( repot ), jadi kalau dapat perhatian seperti ini, motivasi kami jadi bertambah dalam melaksanakan tugas penanganan Covid," ucapnya.