Follow Us :              

Klarifikasi, Ganjar : Serapan Anggaran Covid-19 Jateng Bukan 0,15% Tapi 17,28%

  24 July 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 825 
Kategori :
Bagikan :


Klarifikasi, Ganjar : Serapan Anggaran Covid-19 Jateng Bukan 0,15% Tapi 17,28%

24 July 2021 | 10:00:00 | dibaca : 825
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG -Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan, serapan dana penanganan Covid-19 Jawa Tengah hingga 22 Juli sudah mencapai 15,65% dan update hingga 24 Juli telah mencapai 17,28%. Hal ini disampaikan untuk menanggapi informasi yang beredar tentang jumlah yang disebut masih rendah yakni sebesar 0,15%. 

“Ini penting untuk clearence (dijelaskan), karena kemarin bully sudah terjadi, hoaks sudah terjadi.  (Padahal) Orang bertanya, saya jelaskan. (Karena) Ada media yg nulis, sayangnya tidak wawancara saya.  Maka banyak yang bertanya, jadi saya kasih data ini,” kata Ganjar, Sabtu (24/7). 

Berdasarkan amanat refocusing pemerintah pusat, anggaran 8 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) Provinsi Jawa Tengah yang berjumlah Rp 283 miliar digunakan untuk 5 item penganggaran. Lima item tersebut adalah, penanganan covid, dukungan vaksinasi, dukungan pada kelurahan, insentif tenaga kesehatan, dan belanja kesehatan lainnya. 

Dari jumlah anggaran itu, total serapan sampai hari ini mencapai Rp 49.040.562.303 atau 17,28%, diantaranya untuk insentif untuk tenaga kesehatan yang sudah cair Rp 39.895.216.303 atau 66,31%. 

“Dukungan vaksinasi sudah relatif berjalan, untuk Desa/Kelurahan juga sudah berjalan,” katanya. 

Ganjar menegaskan bahwa angka 17 persen itu yang ia sebutkan adalah jumlah yang sudah dikeluarkan untuk pembayaran. Di luar hitungan itu, masih ada beberapa kegiatan yang sudah berjalan atau dalam proses pengadaan. 

“Karena semua masih berjalan, kita beli peralatan, kita beli alat whole genome sequencing kita perlu waktu, kalau barangnya datang kita bayar. Kita juga menyiapkan beli ambulans, peralatan kesehatan sesuai kebutuhan dan perkembangan. Ini sudah kita order semua. Barang datang kita bayar, dan saya minta lakukan percepatan,” tegasnya. 

Meskipun percepatan sangat penting, namun Ganjar tetap menjaga proses penggunaan anggaran tetap sesuai prosedur dan memegang prinsip kehati-hatian. 

“Karena sebelum dibelanjakan dalam konteks darurat ini memang harus direview oleh Inspektorat semuanya. Saya minta (pemeriksaan) harus  dipercepat,” tegasnya. 

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo mengatakan, rencana pembelanjaan DAU mengalami perubahan berdasarkan perkembangan di lapangan. 

“Pada awal Juli angka itu kita reassesment (kaji) ulang penggunananya, karena waktu itu kita tidak tahu varian delta demikian cepat. Sehingga beberapa (kegiatan dan pembelanjaan) kita tunda, misalnya pelatihan bintek untuk promosi kesehatan, kita tunda karena kita fokus untuk covid,” katanya. 

Prasetyo optimis, seiring semakin jelas kebutuhan di lapangan dan rencana-rencana pembelanjaannya, serapan anggaran akan segera meningkat. Beberapa dari pembelanjaan yang sedang disiapkan antara lain pembelian reagen untuk peningkatan testing dan tracing serta fasilitas-fasilitas pendukung untuk rumah sakit darurat. 

Di lain pihak, menurut Prasetyo, penanganan Covid-19 di Jawa Tengah juga tidak hanya mengandalkan anggaran refocusing DAU, tetapi juga memanfaatkan dana dari CSR perusahaan. 

“Misalnya kita menerima dari Shopee, Pertamina berupa oksigen, tabung liquid. Semuanya itu kita dorong untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit,” terangnya.


Bagikan :

SEMARANG -Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan, serapan dana penanganan Covid-19 Jawa Tengah hingga 22 Juli sudah mencapai 15,65% dan update hingga 24 Juli telah mencapai 17,28%. Hal ini disampaikan untuk menanggapi informasi yang beredar tentang jumlah yang disebut masih rendah yakni sebesar 0,15%. 

“Ini penting untuk clearence (dijelaskan), karena kemarin bully sudah terjadi, hoaks sudah terjadi.  (Padahal) Orang bertanya, saya jelaskan. (Karena) Ada media yg nulis, sayangnya tidak wawancara saya.  Maka banyak yang bertanya, jadi saya kasih data ini,” kata Ganjar, Sabtu (24/7). 

Berdasarkan amanat refocusing pemerintah pusat, anggaran 8 persen dari Dana Alokasi Umum (DAU) Provinsi Jawa Tengah yang berjumlah Rp 283 miliar digunakan untuk 5 item penganggaran. Lima item tersebut adalah, penanganan covid, dukungan vaksinasi, dukungan pada kelurahan, insentif tenaga kesehatan, dan belanja kesehatan lainnya. 

Dari jumlah anggaran itu, total serapan sampai hari ini mencapai Rp 49.040.562.303 atau 17,28%, diantaranya untuk insentif untuk tenaga kesehatan yang sudah cair Rp 39.895.216.303 atau 66,31%. 

“Dukungan vaksinasi sudah relatif berjalan, untuk Desa/Kelurahan juga sudah berjalan,” katanya. 

Ganjar menegaskan bahwa angka 17 persen itu yang ia sebutkan adalah jumlah yang sudah dikeluarkan untuk pembayaran. Di luar hitungan itu, masih ada beberapa kegiatan yang sudah berjalan atau dalam proses pengadaan. 

“Karena semua masih berjalan, kita beli peralatan, kita beli alat whole genome sequencing kita perlu waktu, kalau barangnya datang kita bayar. Kita juga menyiapkan beli ambulans, peralatan kesehatan sesuai kebutuhan dan perkembangan. Ini sudah kita order semua. Barang datang kita bayar, dan saya minta lakukan percepatan,” tegasnya. 

Meskipun percepatan sangat penting, namun Ganjar tetap menjaga proses penggunaan anggaran tetap sesuai prosedur dan memegang prinsip kehati-hatian. 

“Karena sebelum dibelanjakan dalam konteks darurat ini memang harus direview oleh Inspektorat semuanya. Saya minta (pemeriksaan) harus  dipercepat,” tegasnya. 

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Aribowo mengatakan, rencana pembelanjaan DAU mengalami perubahan berdasarkan perkembangan di lapangan. 

“Pada awal Juli angka itu kita reassesment (kaji) ulang penggunananya, karena waktu itu kita tidak tahu varian delta demikian cepat. Sehingga beberapa (kegiatan dan pembelanjaan) kita tunda, misalnya pelatihan bintek untuk promosi kesehatan, kita tunda karena kita fokus untuk covid,” katanya. 

Prasetyo optimis, seiring semakin jelas kebutuhan di lapangan dan rencana-rencana pembelanjaannya, serapan anggaran akan segera meningkat. Beberapa dari pembelanjaan yang sedang disiapkan antara lain pembelian reagen untuk peningkatan testing dan tracing serta fasilitas-fasilitas pendukung untuk rumah sakit darurat. 

Di lain pihak, menurut Prasetyo, penanganan Covid-19 di Jawa Tengah juga tidak hanya mengandalkan anggaran refocusing DAU, tetapi juga memanfaatkan dana dari CSR perusahaan. 

“Misalnya kita menerima dari Shopee, Pertamina berupa oksigen, tabung liquid. Semuanya itu kita dorong untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit,” terangnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu