Follow Us :              

Tangani Bencana Alam, Pemprov Jateng Tekankan Pentingnya Modal Sosial

  29 September 2021  |   09:00:00  |   dibaca : 995 
Kategori :
Bagikan :


Tangani Bencana Alam, Pemprov Jateng Tekankan Pentingnya Modal Sosial

29 September 2021 | 09:00:00 | dibaca : 995
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menekankan kepada masyarakat pentingnya modal sosial dalam penanggulangan bencana alam. Modal sosial yang meliputi informasi, kepercayaan, serta norma yang terdapat dalam suatu jaringan sosial dapat menjadi kekuatan masyarakat dalam mitigasi bencana. 

"Saya tekankan tentang modal sosial, karena modal sosial adalah sebuah keniscayaan. Sebab kita hidup di masyarakat, maka itu yang menjadi kekuatan masyarakat Jateng untuk saling bergotong-royong, berbagi informasi, dan saling menguatkan antara satu dengan lainnya", kata Pj Sekda Jateng Prasetyo Aribowo, usai membuka Rakor Evaluasi Penanganan Bencana Kekeringan dan Persiapan Menghadapi Bencana Musim Penghujan 2021 di Kantor BPBD Jateng, Rabu (29/9/2021). 

Menurut Prasetyo, selain modal modal fisik seperti peralatan dan lain-lain, modal sosial adalah modal utama dalam menanggulangi bencana. Karenanya, forum rakor tersebut menjadi sarana mendiskusikan aspek-aspek teknis dan aspek dinamis dalam masyarakat terkait penerapan modal sosial. 

"Modal sosial di Jateng terus digencarkan. Bahkan Pak Gubernur Ganjar selalu mengedepankan ilmu titen dalam menghadapi bencana alam. Ilmu titen (membaca petanda) itu merupakan bagian dari modal sosial yang dipraktekkan masyarakat Jateng secara turun temurun dari dahulu," katanya. 

Secara teknis SOP sudah ada dan BPBD Jateng sudah melakukan koordinasi dengan BPBD kabupaten dan kota, serta lintas stakeholder, termasuk TNI dan Polri dalam konteks mengantisipasi bencana musim penghujan. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah, Safrudin menjelaskan, hampir semua daerah di Provinsi Jawa Tengah rawan bencana alam. 

Semua kabupaten/kota rawan terjadi banjir, sedangkan tanah longsor mengancam daerah-daerah dataran tinggi dari ujung barat Jateng atau Brebes bagian tengah hingga Magelang. 

Safrudin menjelaskan, pada musim hujan tahun ini, bencana banjir diawali bagian selatan Jawa Tengah meliputi Banyumas, Cilacap, Kebumen. Kemudian bergeser ke wilayah pantai utara bagian barat. Sedangkan pada waktu yang sama, intensitas hujan di beberapa daerah di bagian timur masih rendah sehingga belum terjadi banjir. 

"Kita tidak bisa mengurangi ancamannya, tetapi yang bisa kita lakukan adalah bagaimana mengurangi risiko, bagaimana masyarakat sadar bahwa ada ancaman di sekitarnya, serta bagaimana strategi masyarakat menghindari ancaman-ancaman risiko bencana", terangnya.


Bagikan :

SEMARANG- Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menekankan kepada masyarakat pentingnya modal sosial dalam penanggulangan bencana alam. Modal sosial yang meliputi informasi, kepercayaan, serta norma yang terdapat dalam suatu jaringan sosial dapat menjadi kekuatan masyarakat dalam mitigasi bencana. 

"Saya tekankan tentang modal sosial, karena modal sosial adalah sebuah keniscayaan. Sebab kita hidup di masyarakat, maka itu yang menjadi kekuatan masyarakat Jateng untuk saling bergotong-royong, berbagi informasi, dan saling menguatkan antara satu dengan lainnya", kata Pj Sekda Jateng Prasetyo Aribowo, usai membuka Rakor Evaluasi Penanganan Bencana Kekeringan dan Persiapan Menghadapi Bencana Musim Penghujan 2021 di Kantor BPBD Jateng, Rabu (29/9/2021). 

Menurut Prasetyo, selain modal modal fisik seperti peralatan dan lain-lain, modal sosial adalah modal utama dalam menanggulangi bencana. Karenanya, forum rakor tersebut menjadi sarana mendiskusikan aspek-aspek teknis dan aspek dinamis dalam masyarakat terkait penerapan modal sosial. 

"Modal sosial di Jateng terus digencarkan. Bahkan Pak Gubernur Ganjar selalu mengedepankan ilmu titen dalam menghadapi bencana alam. Ilmu titen (membaca petanda) itu merupakan bagian dari modal sosial yang dipraktekkan masyarakat Jateng secara turun temurun dari dahulu," katanya. 

Secara teknis SOP sudah ada dan BPBD Jateng sudah melakukan koordinasi dengan BPBD kabupaten dan kota, serta lintas stakeholder, termasuk TNI dan Polri dalam konteks mengantisipasi bencana musim penghujan. 

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian BPBD Jawa Tengah, Safrudin menjelaskan, hampir semua daerah di Provinsi Jawa Tengah rawan bencana alam. 

Semua kabupaten/kota rawan terjadi banjir, sedangkan tanah longsor mengancam daerah-daerah dataran tinggi dari ujung barat Jateng atau Brebes bagian tengah hingga Magelang. 

Safrudin menjelaskan, pada musim hujan tahun ini, bencana banjir diawali bagian selatan Jawa Tengah meliputi Banyumas, Cilacap, Kebumen. Kemudian bergeser ke wilayah pantai utara bagian barat. Sedangkan pada waktu yang sama, intensitas hujan di beberapa daerah di bagian timur masih rendah sehingga belum terjadi banjir. 

"Kita tidak bisa mengurangi ancamannya, tetapi yang bisa kita lakukan adalah bagaimana mengurangi risiko, bagaimana masyarakat sadar bahwa ada ancaman di sekitarnya, serta bagaimana strategi masyarakat menghindari ancaman-ancaman risiko bencana", terangnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu