Follow Us :              

Serius Tangani AIDS, Taj Yasin Dorong Ada Ekstrakurikuler Edukatif di Sekolah

  30 November 2021  |   17:00:00  |   dibaca : 649 
Kategori :
Bagikan :


Serius Tangani AIDS, Taj Yasin Dorong Ada Ekstrakurikuler Edukatif di Sekolah

30 November 2021 | 17:00:00 | dibaca : 649
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah terus memegang komitmen dalam menekan penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS. Oleh karenanya, pemerintah gencar melakukan pemeriksaan HIV/AIDS kepada masyarakat. 

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, menyebutkan sampai saat ini Pemprov Jawa Tenggah telah menyiapkan sekitar 560 Puskesmas dan sekitar 90 Rumah Sakit bagi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan HIV AIDS. 

"Di Jawa Tengah itu, diperkirakan kasus yang ada sekitar 52 ribu orang yang terpapar AIDS. Sampai saat ini kita sudah melakukan pemeriksaan dan baru mencapai 70 persen saja. Hal ini terus kita lakukan pemeriksaan supaya bisa ditemukan 100 persen," kata Yulianto, dalam siaran dialog publik dengan tema 'Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Tengah' bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, dan Yakobus Kristono, ketua LSM Kalandara Semarang, di Stasiun TVRI Jawa Tengah, Selasa (30/11/2021). 

Yulianto menambahkan, selain melakukan pemeriksaan, pihaknya juga memberikan fasilitas pengobatan kepada ODHA. Supaya, lanjutnya, AIDS yang menjangkiti tubuh mereka dapat ditekan laju reproduksinya. Bagi ODHA, disarankan agar mengkonsumsi obat Antiretroviral setiap hari seumur hidupnya. 

"AIDS ini jadi program prioritas pemerintah. Sehingga, obatnya ini juga disediakan oleh pemerintah," tandasnya. 

Dalam dialog tersebut, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengatakan bahwa perlu ada dukungan dari masyarakat supaya ODHA tidak berkecil hati untuk membuka diri. Dia menilai, perlu ada edukasi yang cukup bagi masyarakat agar tidak memberikan stigma buruk pada penderita AIDS. 

Dia juga mendorong agar edukasi mengenai AIDS wajib diberikan sejak dini kepada masyarakat. Supaya, masyarakat yang masih usia muda memahami siklus penularan AIDS. Menurutnya, salah satu sarana edukasi mengenai AIDS yang paling utama adalah di dalam keluarga. 

"Saya sepakat bahwa kita harus memberikan edukasi. Yang utama adalah saling menjaga. Kalau nanti memang dibawa ke sekolah sebaiknya memang di ekstrakurikuler. Kita dorong bahwa pemerintah harus menginstruksikan ke sekolah di Jateng mengenai bahaya AIDS," tandasnya. 

Lebih jauh, Taj Yasin meminta agar seluruh pihak berkomitmen penuh dalam menanggulangi AIDS. Menurutnya, jika semua mau bekerjasama secara baik, maka persoalan AIDS di Jawa Tengah dapat segera dituntaskan. 

Sementara itu, Ketua LSM Kalandara Semarang, Yakobus Kristono, menyambut baik ungkapan Wagub. Menurutnya, edukasi mengenai AIDS memang harus menjadi kebutuhan informasi bagi masyarakat. 

"Bahkan kami pegiat HIV Aids bersama teman-teman di Kabupaten/kota mendorong bagaimana ini menjadi kebutuhan informasi," katanya. 

Pemprov Jawa Tengah juga terus berupaya agar tidak ada kasus baru penularan HIV/AIDS di tahun 2030. Selain itu juga, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada stigmatisasi dan diskriminasi bagi ODHA.


Bagikan :

SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah terus memegang komitmen dalam menekan penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV)/AIDS. Oleh karenanya, pemerintah gencar melakukan pemeriksaan HIV/AIDS kepada masyarakat. 

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo, menyebutkan sampai saat ini Pemprov Jawa Tenggah telah menyiapkan sekitar 560 Puskesmas dan sekitar 90 Rumah Sakit bagi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan HIV AIDS. 

"Di Jawa Tengah itu, diperkirakan kasus yang ada sekitar 52 ribu orang yang terpapar AIDS. Sampai saat ini kita sudah melakukan pemeriksaan dan baru mencapai 70 persen saja. Hal ini terus kita lakukan pemeriksaan supaya bisa ditemukan 100 persen," kata Yulianto, dalam siaran dialog publik dengan tema 'Penanggulangan HIV/AIDS di Jawa Tengah' bersama Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, dan Yakobus Kristono, ketua LSM Kalandara Semarang, di Stasiun TVRI Jawa Tengah, Selasa (30/11/2021). 

Yulianto menambahkan, selain melakukan pemeriksaan, pihaknya juga memberikan fasilitas pengobatan kepada ODHA. Supaya, lanjutnya, AIDS yang menjangkiti tubuh mereka dapat ditekan laju reproduksinya. Bagi ODHA, disarankan agar mengkonsumsi obat Antiretroviral setiap hari seumur hidupnya. 

"AIDS ini jadi program prioritas pemerintah. Sehingga, obatnya ini juga disediakan oleh pemerintah," tandasnya. 

Dalam dialog tersebut, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengatakan bahwa perlu ada dukungan dari masyarakat supaya ODHA tidak berkecil hati untuk membuka diri. Dia menilai, perlu ada edukasi yang cukup bagi masyarakat agar tidak memberikan stigma buruk pada penderita AIDS. 

Dia juga mendorong agar edukasi mengenai AIDS wajib diberikan sejak dini kepada masyarakat. Supaya, masyarakat yang masih usia muda memahami siklus penularan AIDS. Menurutnya, salah satu sarana edukasi mengenai AIDS yang paling utama adalah di dalam keluarga. 

"Saya sepakat bahwa kita harus memberikan edukasi. Yang utama adalah saling menjaga. Kalau nanti memang dibawa ke sekolah sebaiknya memang di ekstrakurikuler. Kita dorong bahwa pemerintah harus menginstruksikan ke sekolah di Jateng mengenai bahaya AIDS," tandasnya. 

Lebih jauh, Taj Yasin meminta agar seluruh pihak berkomitmen penuh dalam menanggulangi AIDS. Menurutnya, jika semua mau bekerjasama secara baik, maka persoalan AIDS di Jawa Tengah dapat segera dituntaskan. 

Sementara itu, Ketua LSM Kalandara Semarang, Yakobus Kristono, menyambut baik ungkapan Wagub. Menurutnya, edukasi mengenai AIDS memang harus menjadi kebutuhan informasi bagi masyarakat. 

"Bahkan kami pegiat HIV Aids bersama teman-teman di Kabupaten/kota mendorong bagaimana ini menjadi kebutuhan informasi," katanya. 

Pemprov Jawa Tengah juga terus berupaya agar tidak ada kasus baru penularan HIV/AIDS di tahun 2030. Selain itu juga, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada stigmatisasi dan diskriminasi bagi ODHA.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu