Follow Us :              

Desa Tangkil Klaten, Contoh Sukses Program Satu OPD Satu Desa Dampingan

  02 June 2022  |   18:00:00  |   dibaca : 2154 
Kategori :
Bagikan :


Desa Tangkil Klaten, Contoh Sukses Program Satu OPD Satu Desa Dampingan

02 June 2022 | 18:00:00 | dibaca : 2154
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

KLATEN – Desa Tangkil, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten yang mulanya tercatat sebagai desa miskin di Jawa Tengah. Berkat program dampingan satu OPD satu Desa yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, desa tersebut kini beralih rupa menjadi desa yang sejahtera. 

Desa Tangkil yang berada di wilayah lereng Gunung Merapi mendapat pendampingan langsung dari Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Wilayah Klaten pada tahun 2021. Selama satu tahun, sejumlah potensi tergarap dengan baik, mulai dari sektor peternakan, UMKM, hingga kesenian. 

Berkat program tersebut, peternakan Desa Tangkil mampu menghasilkan kambing etawa dengan kualitas unggul. Beberapa diantara kambing etawa dari Tangkil bahkan pernah meraih juara tiga dalam kontes tingkat nasional di Yogyakarta. Berkat prestasi ini, kambing etawa dari Desa Tangkil bisa terjual dengan harga tinggi, bahkan hingga puluhan juta rupiah. 

Suharna, peternak kambing etawa Desa Tangkil mengatakan, setelah mendapat pendampingan dari Balkesmas tersebut, kesadaran masyarakat untuk mengembangkan kambing etawa kian tinggi. Dari awalnya hanya 8 sampai 10 ekor, sekarang ada sekitar 30 ekor indukan. 

“Iya lumayan, karena ada beberapa event bareng dari pendampingan Balkesmas akhirnya animo masyarakat tertarik. Jadi, mereka mulai mencari informasi. Kita juga diskusi terkait dengan kesehatan hewan,” katanya, Selasa (31/5/2022). 

Menurutnya, kambing etawa di daerahnya selain dapat memproduksi susu juga aktif mengikuti kontes. “Maskotnya Desa Tangkil itu Ragasa, kambing etawa. Kambing Ragasa itu sudah terjual Rp85 juta. Saat ini sudah ada keturunannya untuk dijadikan indukan. Nah, untuk cucunya ini kemarin juara tiga kontes tingkat nasional di Sleman, dan sudah ditawar Rp60 juta tapi belum saya kasih, kalau bisa ya Rp100 juta, nego lah,” paparnya bangga. 

Bukan hanya mengangkat potensi kambing etawa, kegiatan pendampingan dari Pemprov juga menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengelola UMKM berbahan baku ubi talas. Produk olahan jenis kripik itu saat ini sudah menjangkau pasar di Kabupaten Klaten, yang awalnya hanya dijual di pasar lokal desa. 

“Kebanyakan penduduk bermata pencaharian petani, peternak dan wiraswasta. Di tahun 2021 kami mendapat binaan dari Balkesmas untuk meningkatkan taraf hidup,” tutur Sekretaris Desa Tangkil, Tri Handoko. 

“Kami diberikan banyak sekali pembinaan, dengan menggandeng Dinas Pertanian dan penyuluhan bahkan sampai terkait badan hukum, terutama bagi peternak kambing etawa,” tambahnya. 

Selain mengembangkan peternakan etawa dan pembuatan kripik talas, Balkesmas juga berusaha mempertahankan keberadaan Sanggar Turongggo Suro.  Meski di tengah pandemi, sanggar milik masyarakat Tangkil ini tetap berkegiatan dengan menerapkan protokol kesehatan. 

Ratna Trisilawati, Pendamping Desa dari Balkesmas Klaten mengungkapkan, berkat pendampingan yang mereka berikan, Desa Tangkil kini telah bangkit. Desa tersebut beranjak dari kategori desa miskin, menjadi desa sejahtera. 

“Masyarakat (Tangkil) semakin guyub, bisa lebih bekerjasama secara total. Dan, meskipun sudah selesai tapi di tahun 2022 ini kami masih melakukan monitoring,” ucapnya. 


Bagikan :

KLATEN – Desa Tangkil, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten yang mulanya tercatat sebagai desa miskin di Jawa Tengah. Berkat program dampingan satu OPD satu Desa yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, desa tersebut kini beralih rupa menjadi desa yang sejahtera. 

Desa Tangkil yang berada di wilayah lereng Gunung Merapi mendapat pendampingan langsung dari Balai Kesehatan Masyarakat (Balkesmas) Wilayah Klaten pada tahun 2021. Selama satu tahun, sejumlah potensi tergarap dengan baik, mulai dari sektor peternakan, UMKM, hingga kesenian. 

Berkat program tersebut, peternakan Desa Tangkil mampu menghasilkan kambing etawa dengan kualitas unggul. Beberapa diantara kambing etawa dari Tangkil bahkan pernah meraih juara tiga dalam kontes tingkat nasional di Yogyakarta. Berkat prestasi ini, kambing etawa dari Desa Tangkil bisa terjual dengan harga tinggi, bahkan hingga puluhan juta rupiah. 

Suharna, peternak kambing etawa Desa Tangkil mengatakan, setelah mendapat pendampingan dari Balkesmas tersebut, kesadaran masyarakat untuk mengembangkan kambing etawa kian tinggi. Dari awalnya hanya 8 sampai 10 ekor, sekarang ada sekitar 30 ekor indukan. 

“Iya lumayan, karena ada beberapa event bareng dari pendampingan Balkesmas akhirnya animo masyarakat tertarik. Jadi, mereka mulai mencari informasi. Kita juga diskusi terkait dengan kesehatan hewan,” katanya, Selasa (31/5/2022). 

Menurutnya, kambing etawa di daerahnya selain dapat memproduksi susu juga aktif mengikuti kontes. “Maskotnya Desa Tangkil itu Ragasa, kambing etawa. Kambing Ragasa itu sudah terjual Rp85 juta. Saat ini sudah ada keturunannya untuk dijadikan indukan. Nah, untuk cucunya ini kemarin juara tiga kontes tingkat nasional di Sleman, dan sudah ditawar Rp60 juta tapi belum saya kasih, kalau bisa ya Rp100 juta, nego lah,” paparnya bangga. 

Bukan hanya mengangkat potensi kambing etawa, kegiatan pendampingan dari Pemprov juga menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengelola UMKM berbahan baku ubi talas. Produk olahan jenis kripik itu saat ini sudah menjangkau pasar di Kabupaten Klaten, yang awalnya hanya dijual di pasar lokal desa. 

“Kebanyakan penduduk bermata pencaharian petani, peternak dan wiraswasta. Di tahun 2021 kami mendapat binaan dari Balkesmas untuk meningkatkan taraf hidup,” tutur Sekretaris Desa Tangkil, Tri Handoko. 

“Kami diberikan banyak sekali pembinaan, dengan menggandeng Dinas Pertanian dan penyuluhan bahkan sampai terkait badan hukum, terutama bagi peternak kambing etawa,” tambahnya. 

Selain mengembangkan peternakan etawa dan pembuatan kripik talas, Balkesmas juga berusaha mempertahankan keberadaan Sanggar Turongggo Suro.  Meski di tengah pandemi, sanggar milik masyarakat Tangkil ini tetap berkegiatan dengan menerapkan protokol kesehatan. 

Ratna Trisilawati, Pendamping Desa dari Balkesmas Klaten mengungkapkan, berkat pendampingan yang mereka berikan, Desa Tangkil kini telah bangkit. Desa tersebut beranjak dari kategori desa miskin, menjadi desa sejahtera. 

“Masyarakat (Tangkil) semakin guyub, bisa lebih bekerjasama secara total. Dan, meskipun sudah selesai tapi di tahun 2022 ini kami masih melakukan monitoring,” ucapnya. 


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu