Follow Us :              

Maraknya Informasi Hoax di Media Sosial, AMSI Diminta Jadi Penyeimbang

  03 June 2022  |   19:00:00  |   dibaca : 4776 
Kategori :
Bagikan :


Maraknya Informasi Hoax di Media Sosial, AMSI Diminta Jadi Penyeimbang

03 June 2022 | 19:00:00 | dibaca : 4776
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Kemudahan membagikan informasi di media sosial pada era saat ini, membuat banyak orang merasa menjadi wartawan. Tanpa bekal pengetahuan jurnalistik dan kode etiknya, postingan mereka seringkali memunculkan informasi tidak benar dan menimbulkan keresahan di masyarakat. 

"Seperti kemarin, ketika masalah (banjir) di Tanjung Emas yang sudah mulai kering, ada yang kirim video "Tanjung Emas Jebol Lagi Lur .." (Hoaks) seperti ini yang membuat kondisi masyarakat menjadi resah lagi. Akhirnya kita minta temen-temen crosscheck, lalu klarifikasi bahwa kondisinya ngga jebol," papar Sumarno saat menghadiri Rakerwil Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa  Tengah 2022, Jumat (03/06/2022) di Hotel Patra Jasa. 

Menghentikan persoalan seperti ini, di tengah derasnya arus informasi dan kecanggihan teknologi, diakui Sumano, sulit dilakukan. Pada kondisi seperti ini, keberadaan media siber adalah sebagai penyeimbang. 

"Jadi kami sangat berharap peran dari teman-teman semua menjadi penyeimbang. Karena apa? Panjenengan semua yang mempunyai kompetensi, yang mempunyai kode etik bagaimana menyampaikan informasi kepada masyarakat," kata Sekda Sumarno. 

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membutuhkan bantuan media massa untuk menyampaikan berbagai informasi program pembangunan kepada masyarakat. Media massa siber, dirasa sekda memiliki keunggulan tersendiri. Sebab, informasinya bisa dibuka kapan saja dan dimana saja. 

"Media itu adalah penghubung kami dari pemerintahan dengan masyarakat, untuk menyampaikan informasi program-program yang kami lakukan maupun informasi-informasi yang mereka (masyarakat) butuhkan. Dalam hal ini, kami mohon bantuan dari panjenengan (Anda) semua. Kami sangat mengapresiasi apa yang panjenengan lakukan," katanya. 

Ketua AMSI Jateng Nurcholis mengatakan, AMSI Jateng saat ini baru beranggotakan 19 media massa. Antara lain SoloPos.com, Mata Air Radio, Radar Tegal, SemarangPos.com dan HaloSemarang.id.
Anggota AMSI tidak banyak karena AMSI menerapkan 100% persyaratan perusahaan media yang dipersyaratkan Dewan Pers. 

"Misalnya untuk menjadi perusahaan pers harus berbadan hukum pers. Jadi KBLI nya harus KBLI pers. Kemudian pemrednya harus memiliki kualifikasi wartawan utama. Jadi kalau belum UKW Utama, belum kompeten, belum bisa menjadi anggota AMSI," jelasnya. 

Berdasar informasi dari Dewan Pers, dari sekitar 43.000 media online di seluruh Indonesia, belum sampai 10 % media yang memenuhi kualifikasi. Namun, AMSI Jawa Tengah berkomitmen untuk memenuhi ketentuan tersebut agar semua anggotanya berkompeten.


Bagikan :

SEMARANG - Kemudahan membagikan informasi di media sosial pada era saat ini, membuat banyak orang merasa menjadi wartawan. Tanpa bekal pengetahuan jurnalistik dan kode etiknya, postingan mereka seringkali memunculkan informasi tidak benar dan menimbulkan keresahan di masyarakat. 

"Seperti kemarin, ketika masalah (banjir) di Tanjung Emas yang sudah mulai kering, ada yang kirim video "Tanjung Emas Jebol Lagi Lur .." (Hoaks) seperti ini yang membuat kondisi masyarakat menjadi resah lagi. Akhirnya kita minta temen-temen crosscheck, lalu klarifikasi bahwa kondisinya ngga jebol," papar Sumarno saat menghadiri Rakerwil Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa  Tengah 2022, Jumat (03/06/2022) di Hotel Patra Jasa. 

Menghentikan persoalan seperti ini, di tengah derasnya arus informasi dan kecanggihan teknologi, diakui Sumano, sulit dilakukan. Pada kondisi seperti ini, keberadaan media siber adalah sebagai penyeimbang. 

"Jadi kami sangat berharap peran dari teman-teman semua menjadi penyeimbang. Karena apa? Panjenengan semua yang mempunyai kompetensi, yang mempunyai kode etik bagaimana menyampaikan informasi kepada masyarakat," kata Sekda Sumarno. 

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah membutuhkan bantuan media massa untuk menyampaikan berbagai informasi program pembangunan kepada masyarakat. Media massa siber, dirasa sekda memiliki keunggulan tersendiri. Sebab, informasinya bisa dibuka kapan saja dan dimana saja. 

"Media itu adalah penghubung kami dari pemerintahan dengan masyarakat, untuk menyampaikan informasi program-program yang kami lakukan maupun informasi-informasi yang mereka (masyarakat) butuhkan. Dalam hal ini, kami mohon bantuan dari panjenengan (Anda) semua. Kami sangat mengapresiasi apa yang panjenengan lakukan," katanya. 

Ketua AMSI Jateng Nurcholis mengatakan, AMSI Jateng saat ini baru beranggotakan 19 media massa. Antara lain SoloPos.com, Mata Air Radio, Radar Tegal, SemarangPos.com dan HaloSemarang.id.
Anggota AMSI tidak banyak karena AMSI menerapkan 100% persyaratan perusahaan media yang dipersyaratkan Dewan Pers. 

"Misalnya untuk menjadi perusahaan pers harus berbadan hukum pers. Jadi KBLI nya harus KBLI pers. Kemudian pemrednya harus memiliki kualifikasi wartawan utama. Jadi kalau belum UKW Utama, belum kompeten, belum bisa menjadi anggota AMSI," jelasnya. 

Berdasar informasi dari Dewan Pers, dari sekitar 43.000 media online di seluruh Indonesia, belum sampai 10 % media yang memenuhi kualifikasi. Namun, AMSI Jawa Tengah berkomitmen untuk memenuhi ketentuan tersebut agar semua anggotanya berkompeten.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu