Follow Us :              

FGD Program Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas, Sekda Ingatkan Bahaya Penggunaan Boraks Bagi Kesehatan

  13 July 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 764 
Kategori :
Bagikan :


FGD Program Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas, Sekda Ingatkan Bahaya Penggunaan Boraks Bagi Kesehatan

13 July 2022 | 09:00:00 | dibaca : 764
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengimbau pengusaha makanan, khususnya bakso, untuk tidak bergantung pada boraks. Disebutkan, hingga saat ini masih banyak pengusaha makanan yang menggunakan boraks sebagai pengenyal bakso. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, Sumarno, menilai hal itu penting untuk selalu diingatkan karena penggunaan boraks sudah seperti "membudaya" dalam pembuatan bakso. Padahal penggunaan bahan pengawet berbahaya ini membahayakan kesehatan tubuh.  

“Seperti bakso, kalau njenengan (Anda) tahu, karak (gendhar) itu juga mengandung boraks. (Boraks) sudah menjadi (bagian dari) makanan sehari-hari. (Boraks) ini memang butuh ada produk pengganti. Sebetulnya bakso tidak pakai itu (boraks) tidak apa-apa, cuma memang tingkat kekenyalannya mungkin yang berbeda,” tutur Sekda usai membuka acara FGD Program Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas, Rabu (13/07/2022). 

Acara yang diselenggarakan BPOM Semarang ini digelar di Hotel Santika dengan melibatkan komunitas masyarakat. Sekda menyadari, membangun kesadaran para produsen dan konsumen untuk menyediakan dan mengkonsumsi pangan yang aman dan sehat memang tidak mudah. Sebab, ada pertimbangan faktor keekonomisan dan kebiasaan, karena itu Sekda berharap FGD yang hari akan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat, mengenai pentingnya memilih pangan yang aman dan sehat. Pangan sehat akan berdampak pula pada bangsa yang kuat. 

“Harapannya karena momen ini melibatkan komunitas, jadi kami bisa menyadarkan kepedulian dari teman-teman pedagang maupun produsen makanan untuk mengutamakan masalah keamanan makanan,”  

Pedagang jangan hanya mempertimbangkan faktor keuntungan saja, tanpa memperhatikan juga keamanan pangan, lanjut Sekda. “Mencari keuntungan iya, tapi tolong diperhatikan keamanan dan kesehatan makanan. Tadi saya mengingatkan, jangan sampai kita menzalimi (menyakiti) orang lain karena mengambil keuntungan sesaat. Itu dosa yang tidak disadari,” tuturnya. 

Tokoh agama dan tokoh masyarakat, menurut Sekda, perlu dilibatkan untuk memberikan sosialisasi pangan aman dan sehat. Karisma tokoh agama dan tokoh masyarakat yang begitu besar, akan membuat informasi yang mereka sampaikan akan lebih efektif diterima masyarakat.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengimbau pengusaha makanan, khususnya bakso, untuk tidak bergantung pada boraks. Disebutkan, hingga saat ini masih banyak pengusaha makanan yang menggunakan boraks sebagai pengenyal bakso. 

Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, Sumarno, menilai hal itu penting untuk selalu diingatkan karena penggunaan boraks sudah seperti "membudaya" dalam pembuatan bakso. Padahal penggunaan bahan pengawet berbahaya ini membahayakan kesehatan tubuh.  

“Seperti bakso, kalau njenengan (Anda) tahu, karak (gendhar) itu juga mengandung boraks. (Boraks) sudah menjadi (bagian dari) makanan sehari-hari. (Boraks) ini memang butuh ada produk pengganti. Sebetulnya bakso tidak pakai itu (boraks) tidak apa-apa, cuma memang tingkat kekenyalannya mungkin yang berbeda,” tutur Sekda usai membuka acara FGD Program Pasar Pangan Aman Berbasis Komunitas, Rabu (13/07/2022). 

Acara yang diselenggarakan BPOM Semarang ini digelar di Hotel Santika dengan melibatkan komunitas masyarakat. Sekda menyadari, membangun kesadaran para produsen dan konsumen untuk menyediakan dan mengkonsumsi pangan yang aman dan sehat memang tidak mudah. Sebab, ada pertimbangan faktor keekonomisan dan kebiasaan, karena itu Sekda berharap FGD yang hari akan memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat, mengenai pentingnya memilih pangan yang aman dan sehat. Pangan sehat akan berdampak pula pada bangsa yang kuat. 

“Harapannya karena momen ini melibatkan komunitas, jadi kami bisa menyadarkan kepedulian dari teman-teman pedagang maupun produsen makanan untuk mengutamakan masalah keamanan makanan,”  

Pedagang jangan hanya mempertimbangkan faktor keuntungan saja, tanpa memperhatikan juga keamanan pangan, lanjut Sekda. “Mencari keuntungan iya, tapi tolong diperhatikan keamanan dan kesehatan makanan. Tadi saya mengingatkan, jangan sampai kita menzalimi (menyakiti) orang lain karena mengambil keuntungan sesaat. Itu dosa yang tidak disadari,” tuturnya. 

Tokoh agama dan tokoh masyarakat, menurut Sekda, perlu dilibatkan untuk memberikan sosialisasi pangan aman dan sehat. Karisma tokoh agama dan tokoh masyarakat yang begitu besar, akan membuat informasi yang mereka sampaikan akan lebih efektif diterima masyarakat.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu