Follow Us :              

Jateng Dukung Transisi Energi Menggunakan Gas Bumi

  14 July 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 1289 
Kategori :
Bagikan :


Jateng Dukung Transisi Energi Menggunakan Gas Bumi

14 July 2022 | 10:00:00 | dibaca : 1289
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Peresmian pemanfaatan dan perluasan gas bumi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Penggaron didukung penuh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Beroperasinya SPBG tersebut bersama dengan SPBG Mangkang dan Kaligawe Semarang, merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan energi ramah lingkungan. 

"Tentu saja kami dari Pemprov Jateng sangat mengapresiasi apa yang diinisiasi dari Kementerian ESDM, Pak Dirjen dari Pertamina, dari PGN (Perusahaan Gas Negara), dari Kota semarang, karena ini merupakan bagian dari upaya kita menjaga lingkungan, bagaimana bicara masalah energi yang ramah lingkungan, juga tentu saja bicara tadi yg disampaikan Pak Dirut PGN, energi-nya agar lebih murah, lebih efisien," tutur Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno, saat kegiatan Peresmian Pemanfaatan dan Perluasan Gas Bumi, Kamis (14/07/2022). 

Sekda mengatakan, Pertamina dan PGN juga menghadirkan Gaslink CNG yang merupakan gas bumi yang dikemas dalam bentuk tabung yang mudah dipindahkan seperti tabung LPG. Pada tabung tersebut dalamnya terdapat gas bertekanan 200 - 250 barg dengan volume gas bumi sebesar 20 m3 atau setara dengan 24 kg LPG. 

Produk Gaslink CNG akan membantu pemerintah dalam mengurangi besarnya nilai impor LPG, karena seluruh material dan isinya dari Indonesia. Di samping itu, penggunaannya juga menjadi bagian dari mewujudkan kemandirian energi nasional. 

"Energi ini adalah energi yang kita miliki sendiri di Indonesia. LPG itu adalah impor. Jadi ini adalah bagian bagaimana kita menuju kemandirian energi. Kita memanfaatkan energi yang kita sangat melimpah. Jadi tentu saja energi ini tadi juga disampaikan lebih efisien," ungkapnya. 

Gaslink CNG ini dapat dimanfaatkan bagi kegiatan usaha di sektor industri dan komersial seperti hotel, rumah makan, rumah sakit dan laundry. Penggunaannya lebih hemat dari LPG sekitar 20%. Penghematan ini menurut Sekda ini akan membuat ekonomi pelaku usaha di Jawa Tengah bisa lebih berkembang. 

"Tentu saja ini adalah bagian dari bagaimana menjadikan masyarakat Jateng ekonominya berkembang dan efisien. Dan kami berharap, ini seperti piloting (percontohan) yang tentu saja bisa dikembangan di daerah-daerah lain di Jateng," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Peresmian pemanfaatan dan perluasan gas bumi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) Penggaron didukung penuh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng). Beroperasinya SPBG tersebut bersama dengan SPBG Mangkang dan Kaligawe Semarang, merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mewujudkan energi ramah lingkungan. 

"Tentu saja kami dari Pemprov Jateng sangat mengapresiasi apa yang diinisiasi dari Kementerian ESDM, Pak Dirjen dari Pertamina, dari PGN (Perusahaan Gas Negara), dari Kota semarang, karena ini merupakan bagian dari upaya kita menjaga lingkungan, bagaimana bicara masalah energi yang ramah lingkungan, juga tentu saja bicara tadi yg disampaikan Pak Dirut PGN, energi-nya agar lebih murah, lebih efisien," tutur Sekretaris Daerah Jateng, Sumarno, saat kegiatan Peresmian Pemanfaatan dan Perluasan Gas Bumi, Kamis (14/07/2022). 

Sekda mengatakan, Pertamina dan PGN juga menghadirkan Gaslink CNG yang merupakan gas bumi yang dikemas dalam bentuk tabung yang mudah dipindahkan seperti tabung LPG. Pada tabung tersebut dalamnya terdapat gas bertekanan 200 - 250 barg dengan volume gas bumi sebesar 20 m3 atau setara dengan 24 kg LPG. 

Produk Gaslink CNG akan membantu pemerintah dalam mengurangi besarnya nilai impor LPG, karena seluruh material dan isinya dari Indonesia. Di samping itu, penggunaannya juga menjadi bagian dari mewujudkan kemandirian energi nasional. 

"Energi ini adalah energi yang kita miliki sendiri di Indonesia. LPG itu adalah impor. Jadi ini adalah bagian bagaimana kita menuju kemandirian energi. Kita memanfaatkan energi yang kita sangat melimpah. Jadi tentu saja energi ini tadi juga disampaikan lebih efisien," ungkapnya. 

Gaslink CNG ini dapat dimanfaatkan bagi kegiatan usaha di sektor industri dan komersial seperti hotel, rumah makan, rumah sakit dan laundry. Penggunaannya lebih hemat dari LPG sekitar 20%. Penghematan ini menurut Sekda ini akan membuat ekonomi pelaku usaha di Jawa Tengah bisa lebih berkembang. 

"Tentu saja ini adalah bagian dari bagaimana menjadikan masyarakat Jateng ekonominya berkembang dan efisien. Dan kami berharap, ini seperti piloting (percontohan) yang tentu saja bisa dikembangan di daerah-daerah lain di Jateng," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu