Follow Us :              

Taj Yasin: Radio Digital Jadi Sarana Strategis Gaungkan Dakwah Wasathiyah

  16 July 2022  |   15:00:00  |   dibaca : 668 
Kategori :
Bagikan :


Taj Yasin: Radio Digital Jadi Sarana Strategis Gaungkan Dakwah Wasathiyah

16 July 2022 | 15:00:00 | dibaca : 668
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mendorong para ulama menggiatkan dakwah melalui media elektronik. Pada era digitalisasi sekarang ini, radio digital menjadi sarana strategis untuk menyebarkan luaskan dakwah secara damai, toleran, tidak memaksakan kehendak, dan sarat gotong royong atau kebersamaan. 

"Saya berterimakasih kepada Radio Dais dan Gaul FM yang menyiarkan dakwah wasathiyyah (jalan tengah). Karena bagaimanapun juga pada era seperti sekarang berbagai media massa, termasuk radio digital penting untuk menyiarkan dakwah yang toleran, dan bergotong royong," ujar Wagub saat menjadi narasumber dialog interaktif di Studio Radio Dakwah Islam (Dais) Masjid Agung Jawa Tengah, Sabtu (16/7/2022). 

Dalam dialog bertema "Relevansi Kerjasama Radio Dais dan Radio Gaul FM sebagai Upaya Menyelenggarakan Dakwah Wasathiyah", ia menjelaskan, dakwah wasathiyyah sudah ada sejak abad ke-14 atau sejak perkembangan Islam di dunia. Dakwah ini sikap memilih jalan tengah dengan mengedepankan prinsip toleran, kompromi, dan tidak memaksakan kehendak dalam menetapkan suatu perkara berbeda. 

"Sehingga bisa menjembatani kelompok-kelompok Islam di dunia. Kita harus menganggap bahwa dakwah itu tidak memaksakan kehendak atau harus sama dengan kita," katanya. 

Seiring maraknya media digital, kata dia, pesan-pesan keagamaan sangat cepat disampaikan kepada umat, tetapi tidak jarang memunculkan perbedaan pendapat antara satu ulama dengan ulama lainnya. Kondisi tersebut akan berdampak pada kemajuan dan bertambahnya literasi-literasi keagamaan yang digaungkan. 

Wagub mencontohkan  perbedaan perayaan hari Raya Idulfitri dan Iduladha. Adanya perbedaan peringatan hari raya yang disiarkan media massa, membuat masyarakat menjadi tahu tentang beberapa metode penentuan hari raya, antara lain melalui rukyat dan hisab. 

"Sebenarnya literasi kita bertambah dan maju dengan adanya seperti ini. Maka saya mengajak literasi-literasi keagamaan digaungkan, kalau ada perbedaan tolong jangan ditabrakan, tetapi diberikan penjelasan agar masyarakat bertambah wawasannya tentang banyak hal," pintanya. 

Ia menjelaskan, bahwa Islam Ahlussunnah Wal Jamaah yang mengedepankan wasathiyah dalam berdakwah, berusaha menghindari terjadinya perang dengan mengatasi berbagai persoalan lewat musyawarah. Meneladani Rasulullah, wasathiyah meyakini, berdakwah tidak hanya secara lisan atau dengan dalil, melainkan juga dengan tindakan dengan memberi contoh atau teladan.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mendorong para ulama menggiatkan dakwah melalui media elektronik. Pada era digitalisasi sekarang ini, radio digital menjadi sarana strategis untuk menyebarkan luaskan dakwah secara damai, toleran, tidak memaksakan kehendak, dan sarat gotong royong atau kebersamaan. 

"Saya berterimakasih kepada Radio Dais dan Gaul FM yang menyiarkan dakwah wasathiyyah (jalan tengah). Karena bagaimanapun juga pada era seperti sekarang berbagai media massa, termasuk radio digital penting untuk menyiarkan dakwah yang toleran, dan bergotong royong," ujar Wagub saat menjadi narasumber dialog interaktif di Studio Radio Dakwah Islam (Dais) Masjid Agung Jawa Tengah, Sabtu (16/7/2022). 

Dalam dialog bertema "Relevansi Kerjasama Radio Dais dan Radio Gaul FM sebagai Upaya Menyelenggarakan Dakwah Wasathiyah", ia menjelaskan, dakwah wasathiyyah sudah ada sejak abad ke-14 atau sejak perkembangan Islam di dunia. Dakwah ini sikap memilih jalan tengah dengan mengedepankan prinsip toleran, kompromi, dan tidak memaksakan kehendak dalam menetapkan suatu perkara berbeda. 

"Sehingga bisa menjembatani kelompok-kelompok Islam di dunia. Kita harus menganggap bahwa dakwah itu tidak memaksakan kehendak atau harus sama dengan kita," katanya. 

Seiring maraknya media digital, kata dia, pesan-pesan keagamaan sangat cepat disampaikan kepada umat, tetapi tidak jarang memunculkan perbedaan pendapat antara satu ulama dengan ulama lainnya. Kondisi tersebut akan berdampak pada kemajuan dan bertambahnya literasi-literasi keagamaan yang digaungkan. 

Wagub mencontohkan  perbedaan perayaan hari Raya Idulfitri dan Iduladha. Adanya perbedaan peringatan hari raya yang disiarkan media massa, membuat masyarakat menjadi tahu tentang beberapa metode penentuan hari raya, antara lain melalui rukyat dan hisab. 

"Sebenarnya literasi kita bertambah dan maju dengan adanya seperti ini. Maka saya mengajak literasi-literasi keagamaan digaungkan, kalau ada perbedaan tolong jangan ditabrakan, tetapi diberikan penjelasan agar masyarakat bertambah wawasannya tentang banyak hal," pintanya. 

Ia menjelaskan, bahwa Islam Ahlussunnah Wal Jamaah yang mengedepankan wasathiyah dalam berdakwah, berusaha menghindari terjadinya perang dengan mengatasi berbagai persoalan lewat musyawarah. Meneladani Rasulullah, wasathiyah meyakini, berdakwah tidak hanya secara lisan atau dengan dalil, melainkan juga dengan tindakan dengan memberi contoh atau teladan.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu