Follow Us :              

Salurkan 270 Digester Biogas, Pemprov Jateng Dorong Desa Mandiri Energi

  02 August 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 794 
Kategori :
Bagikan :


Salurkan 270 Digester Biogas, Pemprov Jateng Dorong Desa Mandiri Energi

02 August 2022 | 09:00:00 | dibaca : 794
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo telah menyalurkan bantuan sebanyak 270 Digester Biogas tersebar di seluruh Jateng sejak tahun 2018. Program yang dilaksanakan melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng itu dimaksudkan untuk mewujudkan kedaulatan energi mulai dari tingkat desa. 

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko, menuturkan bahwa Gubernur Ganjar Pranowo telah bertekad untuk mewujudkan kedaulatan di bidang ekonomi, energi, air dan pangan. Untuk itu, bantuan Digester Biogas merupakan salah satu upaya program guna mendukung tujuan Gubernur tersebut. 

“Beliau (Gubernur) mengatakan kita harus berdaulat di bidang ekonomi, berdaulat di bidang energi, air dan pangan. Maka ada desa mandiri energi, artinya bagaimana desa itu membangkitkan energi, membakar energi, dan menggunakan energi dari potensi yang dimiliki. Biogas salah satunya,” ujarnya, Selasa (2/8/2022) 

Biogas, menurutnya, merupakan energi baru yang terbarukan. Dimana dalam membangun kekuatan energinya berasal dari potensi sumber daya alam, atau bahkan dari limbah sekalipun. “Salah satunya yang kita kembangkan yang kita sebut biogas. Yakni yang berasal dari kotoran ternak maupun limbah industri rumah tangga, atau limbah industri yang berpotensi untuk menghasilkan biogas,” paparnya. 

Dari tahun 2018 sampai 2021 pihaknya telah menyalurkan bantuan Digester Biogas total sebanyak 157 unit, dan tersebar di seluruh daerah di Jateng Dan, di tahun 2022 ditingkatkan lagi sehingga bertambah 113 unit. 

“Di tahun awal kok sedikit dibanding tahun selanjutnya, padahal anggarannya tidak lebih besar? karena ada model yang kita kembangkan di tahun 2021 mulai dengan pemberdayaan peternak dan industri rumah tangga, tahu. Jadi, sekarang sudah banyak yang meminta, kita sebut padat karya untuk biogas. Kita bantu aspek peralatan dan teknologi, rakyat yang gotong royong,” imbuhnya. 

Dengan adanya bantuan Digester Biogas, akhirnya masyarakat bisa mandiri pada aspek biogas.  “Kalau kita lihat hasilnya, rumah tangga mulai bebas dari pembelian gas elpiji. Di satu sisi, ternak selain menghasilkan daging dan susu, kotorannya sekarang lebih cepat (terurai) dan hasilkan gasnya bisa dipakai untuk memasak. Artinya limbahnya sekarang bisa diolah, tidak berbahu, sungai bersih dan hasilnya energi. Limbahnya menimbulkan daya manfaat yang lebih baik untuk masyarakat,” terangnya. 

Ketua Paguyuban Peternak Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Widodo menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima bantuan Digester Biogas dan hingga kini terus dikembangkan masyarakat karena manfaatnya besar. “Kita mendapat bantuan dari Dinas ESDM pada tahun 2021. Saat itu kita menerima kapasitas 20 meter kibik dan 5 titik kompor. kemudian dikembangkan jadi 15 titik, dengan cara membuat instalasi,” katanya.  

Bantuan tersebut menjadi stimulan bagi warga dalam mendapatkan kebutuhan gas elpiji. Bahkan gas yang dihasilan itu digunakan untuk pengembangan UMKM di desanya. “Ada 15 rumah, digunakan UMKM ada dua yakni pembuatan cilok dan peyek. Warga terbantu menjadi stimulan pas waktu elpiji habis, untuk pengeluaran masak bisa lebih irit,” tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo telah menyalurkan bantuan sebanyak 270 Digester Biogas tersebar di seluruh Jateng sejak tahun 2018. Program yang dilaksanakan melalui Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jateng itu dimaksudkan untuk mewujudkan kedaulatan energi mulai dari tingkat desa. 

Kepala Dinas ESDM Provinsi Jateng, Sujarwanto Dwiatmoko, menuturkan bahwa Gubernur Ganjar Pranowo telah bertekad untuk mewujudkan kedaulatan di bidang ekonomi, energi, air dan pangan. Untuk itu, bantuan Digester Biogas merupakan salah satu upaya program guna mendukung tujuan Gubernur tersebut. 

“Beliau (Gubernur) mengatakan kita harus berdaulat di bidang ekonomi, berdaulat di bidang energi, air dan pangan. Maka ada desa mandiri energi, artinya bagaimana desa itu membangkitkan energi, membakar energi, dan menggunakan energi dari potensi yang dimiliki. Biogas salah satunya,” ujarnya, Selasa (2/8/2022) 

Biogas, menurutnya, merupakan energi baru yang terbarukan. Dimana dalam membangun kekuatan energinya berasal dari potensi sumber daya alam, atau bahkan dari limbah sekalipun. “Salah satunya yang kita kembangkan yang kita sebut biogas. Yakni yang berasal dari kotoran ternak maupun limbah industri rumah tangga, atau limbah industri yang berpotensi untuk menghasilkan biogas,” paparnya. 

Dari tahun 2018 sampai 2021 pihaknya telah menyalurkan bantuan Digester Biogas total sebanyak 157 unit, dan tersebar di seluruh daerah di Jateng Dan, di tahun 2022 ditingkatkan lagi sehingga bertambah 113 unit. 

“Di tahun awal kok sedikit dibanding tahun selanjutnya, padahal anggarannya tidak lebih besar? karena ada model yang kita kembangkan di tahun 2021 mulai dengan pemberdayaan peternak dan industri rumah tangga, tahu. Jadi, sekarang sudah banyak yang meminta, kita sebut padat karya untuk biogas. Kita bantu aspek peralatan dan teknologi, rakyat yang gotong royong,” imbuhnya. 

Dengan adanya bantuan Digester Biogas, akhirnya masyarakat bisa mandiri pada aspek biogas.  “Kalau kita lihat hasilnya, rumah tangga mulai bebas dari pembelian gas elpiji. Di satu sisi, ternak selain menghasilkan daging dan susu, kotorannya sekarang lebih cepat (terurai) dan hasilkan gasnya bisa dipakai untuk memasak. Artinya limbahnya sekarang bisa diolah, tidak berbahu, sungai bersih dan hasilnya energi. Limbahnya menimbulkan daya manfaat yang lebih baik untuk masyarakat,” terangnya. 

Ketua Paguyuban Peternak Desa Mertan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo, Widodo menyampaikan bahwa pihaknya telah menerima bantuan Digester Biogas dan hingga kini terus dikembangkan masyarakat karena manfaatnya besar. “Kita mendapat bantuan dari Dinas ESDM pada tahun 2021. Saat itu kita menerima kapasitas 20 meter kibik dan 5 titik kompor. kemudian dikembangkan jadi 15 titik, dengan cara membuat instalasi,” katanya.  

Bantuan tersebut menjadi stimulan bagi warga dalam mendapatkan kebutuhan gas elpiji. Bahkan gas yang dihasilan itu digunakan untuk pengembangan UMKM di desanya. “Ada 15 rumah, digunakan UMKM ada dua yakni pembuatan cilok dan peyek. Warga terbantu menjadi stimulan pas waktu elpiji habis, untuk pengeluaran masak bisa lebih irit,” tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu